NovelToon NovelToon
Wanita Malam Milik Tuan Damian

Wanita Malam Milik Tuan Damian

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Pelakor / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:30.7k
Nilai: 5
Nama Author: Dayu_SA

"Menikahlah denganku," Dina nyaris menyemburkan jus yang baru saja ia minum demi mendengar kata-kata Damian.

Ardina Maharani, seorang waitress club malam, karena desakan ekonomi terpaksa menyetujui perjanjian pernikahan dengan Damian Adinata, seorang CEO muda yang membutuhkan keturunan. Sesuatu yang tak bisa istri pertama pria itu berikan.

Mampukah Dina bertahan untuk selalu menjadi yang kedua? Atau justru ia akan menggeser posisi istri pertama dan menjadi satu-satunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dayu_SA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB [16]

Entah sudah jam berapa ketika akhirnya Dina merasakan cahaya matahari sedikit menyilaukan matanya. Ia menggeliat sesaat berusaha meregangkan tubuhnya yang terasa kaku. Namun gerakannya itu terhenti ketika merasakan rengkuhan di pinggangnya mengerat. Damian mengecup pundaknya yang terbuka sebelum kemudian kembali menelusupkan kepalanya di belakang tengkuk Dina. Berusaha melanjutkan tidur yang sempat diinterupsi oleh gerakan wanita dalam rengkuhannya ini.

Dina teringat dengan kegiatan mereka semalam. Pria yang kini tengah mendekapnya dari belakang itu membulinya habis-habisan. Tidak memberikannya waktu untuk istirahat barang sebentar. Dina bahkan tidak akan heran jika suaranya mungkin akan terdengar serak jika ia berbicara.

Dina mengerjapkan mata, berusaha membiasakan matanya dengan cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah kaca jendela. Wahh... sudah siang rupanya!

Dina mendadak panik. Sudah jam berapa ini? Pekerjaannya tengah menanti. Sedangkan sekarang, wanita itu justru masih dengan nyamannya bergelung di dalam pelukan lelaki yang baru kemarin menyandang status sebagai suaminya.

Wanita itu melirik ke arah jam dinding. Jam delapan pagi! Astaga! Ini sudah bukan terlambat lagi namanya! Dina dengan cepat berusaha melepaskan tangan dan kaki Damian yang membelit ditubuhnya seperti gurita.

"Pak- Mas, Mas Damian! Bangun udah siang, saya harus kerja," ujar Dina sambil terus berusaha memindahkan tangan Damian dari tubuhnya. Namun tubuh pria itu entah mengapa sangat sulit untuk dilepaskan.

"Aku bosmu jika saja kamu lupa," ujar pria itu dengan suara beratnya. Suara pria yang baru bangun memang seseksi itu, pikir Dina namun sesaat kemudian keinginan untuk menendang pikirannya sendiri datang dengan tiba-tiba.

"Ta-tapi Mas..., " lirih Dina dengan suara seraknya. Tubuh Damian kembali menegang mendengar suara Dina. Mengingatkannya tentang pergulatan mereka semalam.

"Mas?" Dina berujar tak percaya ketika merasakan sesuatu yang keras menekan pinggulnya dari belakang.

"Hehe, maaf... Mas pengen lagi," ujar pria itu tanpa rasa berdosa.

Dengan cepat tangan pria itu kembali menarik selimut menutupi tubuh mereka berdua. Tangannya yang semakin berani kini telah bergerilya menelusuri tiap lekukan tubuh wanita yang masih berada di dalam dekapannya.

Sesaat kemudian kembali terdengar suara lenguhan dan desahan tertahan dari kamar mereka berdua. Bibi Wati yang baru saja berniat mengetuk pintu untuk membangunkan majikannya langsung menghentikan aksinya.

Wanita paruh baya itu tersenyum maklum sambil mengipasi wajahnya yang tiba-tiba saja terasa memanas. Dasar anak muda, pikir wanita itu dalam hati. Namun begitu, Wati ikut merasa bahagia melihat kehidupan majikannya itu. Tuan Damiannya sekarang menjadi semakin sering tersenyum dan terlihat jelas rona bahagia terpancar dari wajah pria itu.

Wajah bahagia khas pengantin baru. Damian bahkan mau repot-repot terjun langsung mengurus segala keperluan di rumah ini. Mulai dari memilih dekorasi, perlengkapan rumah tangga, bahkan hingga pot-pot bunga yang berada di teras pun pria itu menyeleksinya dengan teliti.

Hampir satu minggu pria itu menghabiskan malamnya di sini, mengatur semua sampai ke hal yang sedetil mungkin. Sehingga ketika nyonya muda datang, tidak akan ada satu hal pun yang kurang.

Wati dapat melihat dengan jelas sikap Damian pada Dina, jauh berbeda dari sikap pria itu pada Renata, istri pertamanya. Damian dan Renata bersikap tidak ubahnya seperti dua orang asing yang di paksa hidup bersama. Tak ada kasih sayang, sikap romantis, canda tawa atau hal manis lainnya.

Tersenyum, wanita paruh baya itu kemudian turun ke lantai bawah. Menyimpan kembali masakan yang sudah ia hidangkan. Makanan masih bisa dihangatkan nanti, sekarang berikan sepasang suami istri itu waktu untuk privasi.

___

Waktu menunjukkan pukul sebelas siang ketika akhirnya Dina melangkahkan kakinya ke lantai bawah. Wanita itu baru saja selesai mandi setelah sempat jatuh tertidur lagi akibat perbuatan Damian.

Hal pertama yang ia lihat adalah Damian yang tengah menunggunya di kursi meja makan. Senyum pria itu langsung mengembang melihat kedatangannya.

"Ayo makan," ujar pria itu sambil menarik kursi di sebelahnya. Wati yang melihat interaksi mereka kembali tersenyum samar.

"Mas, aku nggk sempet ijin tadi pagi. Kalau nanti dapat SP gimana?" tanya Dina sambil menyuapkan satu sendok nasi ke dalam mulutnya. Gadis itu mulai terbiasa memanggil Damian dengan panggilan 'Mas'.

"Itu yang mau aku bahas," ujar Damian sambil mengelap bibirnya dengan tissue. "Kamu mau tetep kerja apa berhenti aja?" tanya pria itu kemudian.

Dina terdiam sejenak, tangannya yang menggenggam sendok dan garpu terhenti. Damian yang melihat itu buru-buru menambahkan, tak ingin wanita di depannya salah paham.

"Aku nggak bermaksud mengurung kamu di rumah seharian. Yang aku maksud adalah, pekerjaan kamu itu terlalu berat. Kamu ingatkan, target kita sekarang adalah membuat kamu hamil secepatnya," jawab Damian kemudian, menyadarkan kembali Dina tentang isi perjanjian mereka.

Damian kemudian mengeluarkan sebuah kartu dari dompetnya. "Ini kartu debit atas namamu, passwordnya enam digit angka kelahiranmu. kamu bebas menggunakannya untuk apapun. Aku akan mentransfer ke rekening ini rutin setiap bulan, jadi kamu nggak perlu khawatir karena kehilangan pekerjaan.

"Nggk usah Mas, uang yang Mas transfer kemarin aja masih sangat banyak," ujar Dian yang dengan cepat mendorong kartu atm yang diberikan Damian ke arah pria itu.

"Itu uangmu, sedangkan ini kewajibanku," ujar Damian kembali mendorong kartu itu ke arah Dina. "Kamu sudah menjadi istriku, dan menafkahimu sudah menjadi kewajibanku," tambah pria itu lagi.

Ucapan pria itu bernada final, sama sekali tak bisa diganggu gugat. Dalam hati Dina bersyukur namun tersirat juga perasaan takut. Sikap Damian kepadanya kini terlalu baik. Wanita itu takut terlena. Bagaimanapun dalam hidupnya wanita itu terbiasa bekerja keras, jadi ketika ia dimanja terlebih oleh seorang pria yang menarik perhatiannya, tentu saja memunculkan rasa yang berbeda.

____

"Iya Bu... Dina udah makan barusan, Ibu gimana kondisinya, luka bekas jahitan operasinya masih sakit?" malam itu selepas makan malam, Dina langsung menghubungi Ibunya.

Memastikan kondisi ibunya yang masih dalam tahapan pemulihan. Sebenarnya wanita itu sangat ingin menemani Ibunya, namun takut jika sang Ibu curiga kenapa dia tidak bekerja. Dina jelas tidak bisa menjelaskan kenyataan yang sebenarnya pada ibunya. Ia hanya mengatakan uang untuk operasi itu ia dapatkan dari pinjaman perusahaan.

"Obatnya ingat diminum Bu, kalau mau makan sesuatu suruh Adrian membelikan," wanita itu sedikit tersentak saat merasakan sepasang lengan memeluknya dari belakang.

Lengan yang sejak kemarin malam terasa familiar baginya. Mereka kini tengah berdiri di balkon kamar, menikmati semilir angin malam yang terasa menyejukkan. Dina menyandarkan punggungnya dengan nyaman di dada bidang Damian.

"Iya, untuk sementara kayaknya Dina nggak bisa pulang, cuti Dina udah habis," ujar wanita itu mencari alasan. Bagaimanapun pasti butuh waktu yang lama untuk gadis itu bisa menemui keluarganya lagi. Jika ia berhasil hamil, tidak mungkin dia mendatangi ibunya dengan perut yang membuncit.

"Iya..., iya Bu, Ibu istirahat dulu ya," lanjut Dina lagi sebelum kemudian memutuskan sambungan.

"Kalau kamu mau, kamu bisa mengajak Ibu dan adikmu tinggal di sini," ujar Damian, hembusan nafas pria itu menggelitik tengkuk Dina, membuat wanita itu bergidik geli.

"Nggak Mas, aku nggk bilang sama Ibu masalah kontrak kita. Ibu bisa sakit hati mendengarnya."

Pandangan mata Damian menggelap mendengar ucapan Dina. Pria itu lupa jika hubungan mereka memang hanya berlandaskan sebuah perjanjian. Mengingat itu semua membuat hati Damian sama sekali tak nyaman.

Pria itu mengeratkan pelukannya pada Dina. Memberikan kecupan-kecupan kecil yang semakin lama semakin membuatnya terlena. Mengapa setiap kali menyentuh wanita ini membuat Damian kehilangan kendali diri. Bahkan sentuhan kecil saja bisa membuat hasratnya tersulut begitu cepat. Bagaikan bara api yang tersiram minyak tanah.

Dina yang mulai merasakan perubahan suasana hati pria itu langsung mengerjap tak percaya. Wanita itu kemudian memutar kepala, menatap wajah Damian lekat-lekat.

"Mas? Lagi?" tanya wanita itu hampir tak percaya dengan pertanyaannya sendiri.

Tatapan pria itu terlihat jelas tengah diselimuti hasrat yang kian membuncah. Tanpa kata pria itu langsung mengangkat tubuh Dina dan menggendong wanita itu ke tempat peraduan mereka.

"Mas nggak capek?!" seru Dina seraya menutup bibir Damian yang baru saja ingin menguasai bibirnya.

Damian tersenyum miring, "kamu mau berapa kali? Lima kali? Sepuluh kali? Aku masih kuat," jawab pria itu sambil menyingkirkan tangan Dina dari bibirnya.

"Bukan begitu maksudku..., ehmmm!" ucapan Dina langsung dibungkam pria itu dengan mulutnya. Yang bisa Dina lakukan hanya pasrah sambil menggerutu dalam hati.

'Aku yang nggak kuat Mas!'

1
muna aprilia
lnjut
Endangdaman
ah so sweet deh damian
sumiyati budiyanto
iya bagus,alurnya jg enak dibaca
nuraeinieni
aq mampir thor
wawawawa
apa"an si shesil😒
Dayu SA
luar biasa
LISA
Semangat y Kak..kita tunggu update nya
Dayu SA: Wahhhh makasi ya kak, komentar dan likenya sangat berarti buat mendongkrak semangat nih. Kawal terus perjalanan mereka sampai tamat ya! makasi ^^
total 1 replies
LISA
Bagus ceritanya Kak..
LISA
Slmt y utk Dina & Damian..meskipun pernikahannya terkesan buru²..bahagia selalu y utk kalian berdua
LISA
Syukurlah ibunya Dina udh pulih..yg kuat y Dina..Damian org yg baik koq..
LISA
Luar biasa
LISA
Damian emg suka sama Dina makanya dia menawarkan perjanjian itu..y moga aj Dina menerimanya..
LISA
Damian mulai tertarik sama Dina
LISA
Aq mampir Kak
Dayu SA: sippp... makasi kak ^^
total 1 replies
Bunda
nyimak Thor 🙏🏻
Dayu SA: Silahkan, terimakasih kak 🙏🏻
total 1 replies
Anto D Cotto
lanjutkan, crazy up Thor
Bunda: g ada kelanjutannya ya
Anto D Cotto: sep, tetap semangat thor 👍
total 3 replies
Anto D Cotto
menarik
Narty Mafaza
suka banget baru ketemu novel ini langsung klik,,, gak banyak typo n alurnya jelas GK berbeli² pokoknya suka suka
Dayu SA: Makasi kak, dukung terus ya, kawal Dina sama Damian sampai tamat 😁😁😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!