Imam Pengganti

Setelah Sholat magrib suasana kamar Alfhan terasa ramai dimana Aliza tengah menderes Al Qur'an dan Alfhan bermain Game online di Hpnya

Beberapa kali Aliza menghentikan bacaan Al Qur'an nya karena terganggu suara Alfhan yang berteriak-teriak sendiri.

Merasa kesal Aliza menatap Alfhan tajam mengambil bantal sofa lalu melemparnya.

"BUKK!,"

Sebuah bantal mendarat di wajah Alfhan, membuat game online yang Alfhan mainkan seketika AFK.

"APAAN SIH LO LEMPAR-LEMPAR GUA JADI AFK TAU NGGAK!"

Ucap Alfhan menaikan suaranya lalu mengusap kepalanya kasar.

Aliza hanya terdiam melihat Alfhan yang frustasi, entah mengapa Alfhan begitu menggemari game online hingga seperti itu.

"Ya kamu ngapain tau Maghrib main kek gitu mana rame lagi,"

"Ya emang masalah buat lo,"

"Pake nanya, ya iya lah masalah buat aku orang ganggu!"

Ucap Aliza sengit dan Alfhan hanya memutar bola matanya kesal. Entah mengapa ia harus di satukan dengan sosok yang sangat berbeda kepribadian dengan dirinya.

"Iya sory,"

Ucap Alfhan pelan memilih mengalah saat mengigat siapa Aliza sekarang.

Aliza tersenyum melihat ekspresi Alfhan yang bibirnya mengantup erat.

Aliza duduk di sisi Alfhan lalu memegang lengan tangannya.

"Berubah ya, aku bantu pelan-pelan,"

Mata Alfhan beralih ke Aliza saat mendengar ucapannya.

"Berubah?"

"Iya,"

Alfhan tersenyum miring mengalihkan pandangan matanya.

"Emang lo tau seburuk apa Gua,"

"Nggak,"

"Trus apa lo yakin bisa kuat merubah Gua,"

Aliza tersenyum mengangguk membuat Alfhan terkekeh pelan saat melihat wajah polos Aliza lalu mengusap kepala Aliza.

"Ya udah tapi jangan kaget ya kalo lo tau sifat Asli Gua yang beda banget sama Asfhan yang lembut dan Perfec lah pokoknya,"

Alfhan mengusap kepalan Aliza yang duduk di sisinya.

"Iya tenang aja, aku sabar kok,"

Aliza mencubit pipi Alfhan lalu tertawa pelan menjauh dari Alfhan yang memelototinya, lalu tersenyum saat Aliza sudah kluar dari pintu kamar.

"Sekarang Gua paham Fhan apa yang bikin lo suka ama tu cewek,"

💞

Dengan langkah santai Aliza turun menuju Ruang kluarga dimana Bu Azni dan Kyai Azzam tengah asik memuthola'ah kitab Qurotuluyyun berdua.

"Assalamualaikum Abah, Ummah,"

"Walaikumsalam,"

Jawab Bu Azni dan Kyai Azzam bersamaan.

"Abah, Ummah Aliza mau izin kluar dulu ya ke pondok,"

Ujar Aliza mencium tangan Bu Azni yang tersenyum mengusap kepala Aliza.

"Sudah izin sama Alfhan nduk,"

Aliza terdiam menatap Bu Azni lalu tersenyum kikuk seraya menggeleng.

Bu Azni hanya tersenyum menyuruh Aliza duduk di sisinya.

"Nduk, seorang istri itu wajib izin sama suaminya ketika dia mau kluar dari abu Daud R.A Rasulullah Saw bersabda,"Termasuk hak suami atas istrinya adalah istrinya tidak keluar rumah tanpa izin suaminya. Jika dia melakukannya, maka dia dilaknat oleh malaikat langit, malaikat rahmat, dan malaikat azab hingga dia kembali.,"

Jelas Bu Azni dan Aliza mengangguk paham, ia baru mengetahui hal ini karna 4 tahun Aliza berada di PP. abu Abbas belum banyak menguasai kitab dan ia masih butuh banyak belajar.

"Iya Ummah sekarang Aliza paham, tapi Aliza ngaji belum sampai situ mah,"

Bu Azni mengusap kepala Aliza seraya tersenyum.

"Nanti belajar sama Ummah ya nak setiap ba'da ashar, kita ngaji kitab Uqduddullujain ya nduk, kamu tau kan kitab itu?"

"Kitab yang membahas kewajiban rumah tangga kan mi karya syaikh

Muhammad bin Umar Nawawi al Bantani al-Jawi,"

"Iya, menikah itu bukan hanya soal senang-senang nduk, tapi juga soal menggapai surga bersama, mencari ridho Allah, dan bagi kita para istri adalah tentang mencari Ridho suami karena, surga seorang istri terletak pada suaminya,"

Nasihat Bu Azni mengalir pelan menyentuh perasaan Aliza yang teringat sikapnya saat melempar bantal di wajah Alfhan tadi.

"Iya Ummah makasih, Aliza naik dulu ya mau ketemu Mas Alfhan,"

"Iya nduk,"

Sahut Bu Azni tersenyum melihat Aliza yang berlalu naik ke kamarnya.

💞

"Serang lo!, Cepet ah,cemen lo!, bom-bom pakai bom!"

Alfhan terlihat tengah asik bermain game online tanpa menyadari Aliza yang masuk ke dalam kamar.

"Alfhan,"

Panggil Aliza duduk di sisi Alfhan.

"Hmm, kenapa?"

Tanya Alfhan tanpa melihat Aliza dan masih Asik dengan game onlinenya.

Aliza hanya menghela nafasnya menunggu Alfhan menyelesaikan game onlinenya.

Sesekali mata Alfhan melihat sekilas Aliza yang duduk di depannya seraya memainkan ujung kerudungnya.

"Kenapa?"

Tanya Alfhan lembut.

"Aku mau ngomong,"

Jawab Aliza dan Alfhan mengakhiri game onlinenya lalu melihat Aliza.

"Ngomong apa?"

Tanya Alfhan dan Aliza tiba-tiba saja mengambil tangan Alfhan lalu menciumnya.

"Maafin aku ya tadi udah kasar sama kamu,"

Kening Alfhan berkerut saat mendengar ucapan dan tingkah Aliza yang terasa aneh.

"Iya, soal apa ya?"

"Tadi aku lempar bantal ke muka kamu,"

Alfhan tertawa pelan saat mendengar jawaban Aliza, yang hal seperti itu saja ia meminta maaf padahal Alfhan tidak marah.

"Gua kira kenapa,"

Alfhan menarik hidung Aliza gemas. karena Alfhan memang memilik sifat penyayang yang hanya ketahui sebagian orang termasuk Asfhan.

"Ya aku takut kamu marah, terus Allah nggak ridho sama aku, kan jika seorang suami marah kepada istrinya malaikat akan melaknatnya hingga reda kemarahan suaminya,"

"Yaudah Aku nggak marah,"

Ucap Alfhan mengusap kepala Aliza yang terdiam dan seketika suasana menjadi hening karena Alfhan dan Aliza sama-sama terdiam.

"Emm, aku izin kluar ke pondok boleh nggak?"

"Ngapain?"

Tanya balik Alfhan menatap Aliza.

"Jalan-jalan, aku bosen di kamar,"

Jawab Aliza melihat Alfhan.

"Nggak usah di sini aja, nemenin aku,"

Ujar Alfhan final. Aliza menghela nafasnya.

"Kan kamu main Hp masak aku cuma suruh diem nemenin kamu,"

"Nggak, sini naik,"

Alfhan menggeser duduknya lalu menyuruh Aliza duduk di sisinya.

Aliza menurut duduk di sisi Alfhan yang membuka Aplikasi vidio di hpnya.

"Nih, liat bareng,"

Alfhan meletakkan hp nya di depan Aliza dan dirinya, dan mereka segera asik menonton vidio, hingga tidak terasa 2 jam berlalu. Dan Aliza sudah terlelap bersandar di lengan kekar Alfhan.

"Lah tidur ni bocah,"

Gumam Alfhan melihat Aliza lalu dengan perlahan ia menidurkan Aliza lalu menyelimutinya.

"Makasih Al, Lo udah ngasih sedikit warna di hidup Gua,"

Bisik Alfhan mengusap kepala Aliza, kemudian meniup kepalanya lalu menidurkan tubuhnya di sisi Aliza yang terlelap sempurna.