NovelToon NovelToon
Love After Marriage

Love After Marriage

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda / Cinta setelah menikah / Diam-Diam Cinta
Popularitas:10.3k
Nilai: 5
Nama Author: Caroline Gie White

Indira dan Devian sama-sama dihadapkan pada kondisi traumatik yang sama. Sama-sama harus menelan pil pahit perselingkuhan. Indira memergoki pacarnya, Gilang berselingkuh dengan teman sekampusnya dan Devian dengan tragisnya melihat Mamanya berselingkuh dengan mata kepalanya sendiri, dirumahnya. Perasaan itu yang akhirnya bisa lebih menguatkan mereka untuk saling bantu melewati kenangan buruk yang pernah mereka alami.

Dan, takdir lebih punya rencana untuk lebih menyatukan mereka dalam sebuah pernikahan yang tidak mereka inginkan. Menikah di usia muda dan tanpa berlandaskan rasa cinta. Namun, Indira tidak pernah menyangka bahwa rasa nyaman yang ditawarkan oleh Devian pada akhirnya bisa membuat Indira tidak mau melepaskan Devian.

Akankan hubungan mereka baik-baik saja? Ataukah banyak konflik yang akan mereka hadapi dan semua itu berhubungan dengan rasa trauma mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caroline Gie White, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KECURIGAAN DAN PERSELINGKUHAN

"Ndi, hubungan lo sama Gilang gimana?"

"Tumben banget lo nanya begitu, ada apa?"

"Cuma mau tahu saja."

Indira menghela nafas. "Gue merasa Gilang sudah bukan Gilang yang gue kenal pertama kali. Dia banyak berubah."

"Berubah karena lo jadi dekat lagi sama gue?"

Indira tersenyum lalu menggeleng. "Mungkin salah satunya biarpun gue gak yakin itu faktor utama. Pokoknya kaya ada yang beda saja dari dia. Tapi gue gak mau overthinking."

"Lo pernah lihat dia sama cewek lain gak?"

"Ya paling sama Lusi, cumakan gue tahu mereka sekelas, jadi gue gak mau mikir macam-macam."

Devian terdiam. Tapi kenapa gue merasa mereka ada hubungan lebih ya?

"Lo kenapa sih, Yan, aneh banget. Jangan menyembunyikan apa-apa lagi deh dari gue."

Devian menggeleng. "Gak ada apa-apa kok." Gue harus buktikan sendiri. Karena gue gak akan rela Gilang menyakiti Indi.

Indira memasukkan buku-buku kuliahnya ke dalam tasnya. Mata kuliah terakhir di sore hari sudah selesai dan ingin bergegas pulang. Tadi siang Gilang sudah mewantinya untuk menunggu dia menjemputnya karena waktu kuliah mereka yang berbeda. Namun ketika ingin mengabari Gilang, ponselnya sudah berbunyi.

"Iya, Kak, aku sudah selesai nih." Indira terdiam sejenak lalu terlihat sedikit kecewa. "Oh ya sudah kalau gitu, aku pulang pakai ojol saja. Oke." Indira memasukkan ponselnya sambil menghela nafas.

"Kenapa? Gilang gak jadi jemput lo?" Tanya Viana sambil masih membereskan bukunya.

"Yups, katanya ada tugas yang belum selesai, makanya dia gak bisa jemput."

"Sama Lusi?"

Indira mengangkat kedua bahunya tanda tidak tahu.

"Dia selalu curiga lo sama Ian, tapi dia selalu sama Lusi, lo gak pernah bermasalah."

"Gue sebisa mungkin percaya sama dia, tapi lo kenal guelah Vi, kalau sekali gue dikecewain, bakal susah untuk kesempatan kedua."

Viana tersenyum lalu sedikit mendekatkan mulutnya ke telinga Indira. "Tapi gue senang lo bisa terima Ian lagi."

"Gue cuma gak mau dia berpikiran kalau dia sendirian."

Viana tersenyum. "Ya sudah, pulang bareng gue saja yuk."

Indira dan Viana bangun dari duduknya dan berpamitan dengan Devian dan juga Farel yang masih mengobrol dengan beberapa temannya. Mereka pun pergi.

***

Devian sedikit memperlambat laju motornya ketika melihat sebuah mobil yang sangat dikenalnya melaju tidak jauh di depannya.

Itukan mobil Gilang. Kok ada di daerah sini? Dia mau kemana sebenarnya?

Akhirnya Devian pun mengikuti mobil Gilang walaupun dengan jarak yang cukup jauh.

"Ndi, lo tadi pulang gak bareng Gilang?" Tanya Devian melalui sambungan telepon ketika Devian sudah sampai di rumah.

"Dia bilang masih ada tugas yang belum selesai, makanya gak bisa jemput gue, kenapa?"

"Terus sudah lo tanya dia sekarang dimana?"

"Terakhir banget dia chat gue barusan masih di rumah temannya cowok, rame-rame."

"Sama.. Lusi?"

"Gak, teman sekelompoknya cowok semua."

Gotcha! Lo bohong sama Indi, Lang.

"Kenapa sih, Yan? Kok lo sampai detail banget nanyanya?"

"Ada hal yang mau gue pastikan dulu ya. Dan ini menyangkut cowok lo."

"Maksud lo?"

"Jangan overthinking. Ya sudah, bye." Devian memutuskan sambungan teleponnya lalu terdiam.

***

Devian mengikuti Indira ketika berjalan menuju kelas Gilang tanpa diketahui Indira. Setelah sampai di depan kelasnya, Devian melihat ada sesuatu yang tidak beres hanya dengan melihat ekspresi muka Indira.

Dengan tangan bergetar Indira mengangkat ponselnya dan memotret apa yang ada di hadapannya walaupun masih terhalang oleh pintu kelas dengan jendela kecil d bagian atas, sehingga bisa melihat kondisi di dalam kelas tanpa membuka pintunya.

Indira berjalan mundur tanpa suara lalu berbalik dan terkejut melihat Devian yang ada di hadapannya. Tanpa pikir panjang Devian pun menarik Indira pergi dari sana.

Devian memarkirkan mobilnya di depan gerbang rumah Indira. Dia menoleh dan melihat Indira masih terdiam dengan raut muka yang datar. Devian keluar dari mobil dan membukakan pintu Indira yang lalu tersadar. Indira lalu keluar dari mobil dan mereka berdiri berhadapan.

"Lo mau mampir dulu?"

Devian tersenyum. "Kayanya gue langsung saja, karena gue yakin lo lagi butuh waktu buat sendiri biarpun gue kepo banget sama apa yang lo lihat tadi."

Perlahan Indira malah terisak lalu menangis.

"Ndi, lo kenapa menangis?"

"Gilang, Yan."

"Gilang kenapa?"

Indira pun semakin menangis dan Devian hanya bisa menepuk-nepuk bahunya dengan harapan bisa sedikit menenangkannya.

Devian memberikan segelas air putih kepada Indira lalu duduk di sampingnya. Indira meneguknya sedikit lalu meletakkan gelasnya di meja. Lalu masih dengan terisak dan tangan yang sedikit gemetar dia mengambil ponsel dari dalam tas dan memperlihatkan sesuatu yang membuat Devian terkejut.

"Salah gue apa, Yan? Sampai-sampai dia berbuat ini sama gue."

Devian mencoba menenangkan Indira yang kembali menangis. Devian lalu mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan sesuatu juga ke Indira yang semakin membuat Indira menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya.

"Gue pernah tanya-tanya soal Gilang ke lo, kan? Karena beberapa waktu kemarin, gue kaya melihat sesuatu yang gak wajar antara dia sama Lusi, dan pada akhirnya gue punya bukti itu. Maaf gue gak langsung bilang ke lo karena takut lo berpikiran gue mau fitnah Gilang."

"Gue harus apa, Yan? Gue sayang banget sama Gilang tapi gue gak terima sama apa yang dia perbuat."

"Lo dengarkan penjelasan dia dulu ya, selebihnya, terserah lo."

***

Nadia mengetuk pintu kamar Indira lalu masuk dan menghampiri anak gadisnya yang sedang duduk bersandar di tempat favoritnya. Nadia pun duduk dihadapannya.

"Ian sudah cerita ke Ibu tentang masalah kamu."

Indira tersenyum. "Ian sudah pulang?"

"Baru saja. Dia cuma gak mau meninggalkan kamu di rumah sendirian karena takut kamu kenapa-napa. Makanya dia menunggu Ibu pulang dulu."

"Ian baik banget sama aku, Bu."

Nadia tersenyum. "Karena dia sayang sama kamu."

Indira menyeka airmata di pipinya. "Aku sayang banget sama Gilang, tapi kenapa dia tega sama aku, aku salah apa sama dia?"

Nadia menggenggam tangan Indira. "Kamu gak salah, Sayang. Gilang yang bodoh sudah menyia-nyiakan kamu."

Indira terdiam.

"Kamu tenangin diri dulu ya, setelah siap, kamu bicara sama Gilang untuk kelanjutan hubungan kalian."

Nadia mencium kepala Indira lalu beranjak keluar. Indira kembali melamun dan menghiraukan ponselnya yang terus berdering.

Dengan berat, Indira melangkahkan kakinya menuju teras depan setelah Nadia memberitahu kalau Gilang ingin menemuinya. Karena telepon dan chatnya tidak mendapatkan respon dari Indira, akhirnya Gilang berinisiatif mendatanginya. Diapun tersenyum sewaktu Indira keluar dan duduk di sampingnya.

"Kamu lagi apa sih? Aku telepon gak dijawab, aku chat juga gak dibaca."

"Aku gak tahu kamu telepon." Jawab Indira dengan datar yang membuat Gilang sedikit merasa aneh karena tidak biasanya Indira tidak suka dengan kedatangannya.

"Kamu kenapa?"

"Aku cuma lagi pusing."

"Kamu sakit?"

Indira mengelak sewaktu Gilang ingin mengelus kepalanya. Gilang semakin terlihat bingung. Biasanya Indira akan bersikap manja kepadanya apabila dia sedang sakit, tapi ini..

"Kalau gak ada yang penting, lebih baik kamu pulang ya, Kak, aku mau istirahat."

"Ya sudah, kamu istirahat ya, cepat sembuh. Aku pulang dulu."

Indira hanya mengangguk lalu beranjak dari duduknya dan masuk ke dalam tanpa menunggu Gilang pergi. Dengan perasaan semakin bingung, Gilang pun ikut beranjak menuju mobilnya.

Di dalam mobil, Gilang terdiam menatap rumah Indira. Merasa bingung atas sikap dingin Indira yang tidak seperti biasanya.

Kamu kenapa, Ndi? Aku sudah salah apa sama kamu?

Sesaat kemudian, Gilang menjalankan mobilnya dan pergi. Indira hanya bisa menatapnya dari jendela kamarnya lalu kembali menangis.

"Keputusan lo apa sekarang?" Tanya Viana sewaktu sudah berada di rumah Indira.

"Gue gak tahu, Vi. Gue harus apa?"

"Lo mau selamanya dibohongi Gilang?"

"Gue sayang banget sama dia, tapi sewaktu tahu kenyataannya, gue benci banget melihat mukanya."

"Jadi untuk apa lo bertahan? Berharap Gilang berubah dan gak akan pernah mengkhianati lo lagi? Lo pasti tahu, cowok yang sudah selingkuh, gak akan pernah berubah."

"Gue salah apa ya, Vi sama dia, sampai dia tega melakukan ini sama gue."

Viana meraih tangan Indira lalu digenggamnya. "Lo gak salah, Neng. Dia cuma gak bersyukur sudah punya cewek sepengertian lo."

"Gue harus gimana?"

"Kalau cuma foto atau video dari Ian kurang menjadi bukti, lo harus pergoki mereka langsung. Dan gue mau lo putusin dia, karena gue gak rela lo diperlakukan seperti ini sama dia."

Indira pun terdiam.

To be continued...

1
Zaza Eiyna
gilang vs Marsha
Yvonne Dumais
Episode nya tolong diterbitkan semua sekaligus donk...jangan satu2 setiap hari. terima kasih
Yvonne Dumais
episode nya tolong diterbitkan sekaligus semuanya donk....jgn satu persatu...terima kasih
Càröliné Gie White
Terimakasih bwt yang sudah baca story aku sampai sini... 🙏🥰
Putu Sriasih
Luar biasa
Càröliné Gie White
Jadi makin semangat buat up terus..
Càröliné Gie White
Iya kak, makasih buat supportnya ya 🙏
mustaqim jm
Masih baca sampe sini thor. semangat upnya
Pena Hitam
di ikalnin terus kak..
semangat yaa semoga booming
Galuh Jennaira
Mereka yang berantem, gw yang baper /Sob/
Galuh Jennaira
Ayo devian, buat indira jatuh cinta sama kamu
Galuh Jennaira
Bibit hadirnya pelakor
Galuh Jennaira
Devian cowok gentle bgt
mustaqim jm
Semangat upnya thor.
Pena Hitam
Bagus ko kak, penempatan kalimat maupun tanda baca juga tepat.
Cuma tambahan aja kak untuk dialognya di kurangi jd biar balance dengan penjelasan latar dll. Biar pembaca tidak bosan 🙏
Pena Hitam: sama-sama ka 🙏
Càröliné Gie White: Terimakasih kak masukannya..
total 2 replies
Càröliné Gie White
Selalu berusaha lebih baik dalam menulis.. Saran kalian amat sangatlah berarti.. Terimakasih sudah mampir utk membaca story aku..
Galuh Jennaira
Penggunaan gaya bahasa yang sederhana jd bisa dengan mudah diikuti.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!