Khairunnisa Silviana gadis berusia 23 tahun harus merelakan masa mudanya untuk menikah dengan Kakak iparnya sendiri setelah 40 hari Kakak kandungnya meninggal setelahdunia karena mengalami kecelakaan demi menyelamatkannya.
Ia harus mengalami sikap kasar dan juga arogan dari Kakak iparnya setiap hari yang terus menyalahkannya atas meninggalnya sang istri.Tak hanya itu ia juga di paksa merawat anak sekaligus keponakannya dengan baik.
Bagiamanakah akhir dari rumah tangga mereka?.Yuk simak di sini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8.Keputusan Nisa
"Jadi Nisa sudah di temukan Mas?",tanya Raisa pada Dirga saat keduanya sedang duduk bersantai di ruang keluarga.
"Iya... sudah lama sebenarnya.Tapi baru dua hari yang lalu aku menemuinya",jawab Dirga.
"Ish...Mas.Kenapa baru sekarang sih ngomongnya", ujar Raisa menggerutu kesal pada suaminya itu.
"Aku ingin melihat itikad Dion untuk mencari keberadaan Nisa tapi tuh anak benar benar keras kepala", gerutu Dirga yang begitu pusing dengan anak sulungnya itu.
"Oh ya...Arlan ada menghubungi kamu tidak?",tanya Dirga menatap sang istri yang sedang mengupas jeruk.
"Tidak tuh Mas.Kamu tau sendiri Arlan itu tidak akan pernah menghubungi kita sebelum kita yang menghubunginya",jawab Raisa.
"Lagian kenapa sih Mas kamu pindahin Arlan ke Milan?.Kamu tau sendiri kan disini saja dia seringkali berulah, sekarang dia jauh dari kita siapa yang mengawasi dia Mas", sambung Raisa.
"Aku benar benar pusing menghadapi kedua anak itu.",jawab Dirga memijit kepalanya.
"Oh ya Dion setuju untuk menikah dengan Nisa,Mas?",tanya Raisa.
"Harus setuju sayang.Ini demi Arsha",jawab Dirga dengan tatapan dinginnya.
"Mas...aku perhatikan Arsha kok tidak ada miripnya dengan Dion ya atau hanya perasaanku saja",ujar Raisa.
Dirga hanya diam saja tidak menggubris ucapan istrinya.Dia juga merasakan hal yang sama tapi Dion putranya terlihat santai saja."Bukankah Arsha mirip Via sayang.Wajah Via lebih mendominasi, mungkin saja gen dari Via lebih kuat",jawab Dirga mencoba menghilangkan kecurigaan sang istri.
"Bisa jadi Mas",angguk Raisa.
"Oh ya kamu sudah memberitahu Arlan tentang rencana pernikahan kedua Dion",tanya Raisa.
"Belum,nanti saja jika Nisa sudah memberikan keputusannya",jawab Dirga mengusap bahu sang istri.
"Selamat malam Ma,Pa",sapa Dion yang baru saja pulang dari kantor dengan wajah yang terlihat lelah langsung duduk dihadapan kedua orangtuanya.
"Malam Dion,kamu baru pulang?",tanya Raisa menatap anak sulungnya itu.
"Ya...ada sendikit masalah di kantor.Arsha sudah tidur Ma?", tanya Dion menyandarkan punggungnya disofa sembari memejamkan kedua matanya.Tubuhnya terasa begitu lelah seharian berkutat di depan laptop.
"Sudah... baru satu jam yang lalu",jawab Raisa.
" Oh ya Kamu sudah menemui Nisa,Dion?", tanya Dirga menatap anak sulungnya itu.
Dion membuka kedua matanya dan kembali menegakaan tubuhnya menatap lurus pada sang Papa yang menjadi panutannya dalam berbisnis.Ia tidak akan pernah bisa membantah setiap keinginan pria paruh baya itu termasuk menikahi mantan adik iparnya.Permintaan seorang Dirgantara adalah perintah yang harus ia jalankan.
"Sudah...",jawab Dion dengan tatapan dinginnya.
"Bagaimana?,apakah dia setuju?",tanya Dirga.
"Semoga saja Pa",jawab Dion lalu bangkit dari duduknya menaiki anak tangga menuju kamarnya dirumah ini.
"Hufffhh... aku kasihan dengan Dion,Pa.Karena surat itu ia harus menikahi gadis yang tidak ia cintai",ujar Raisa sendu menatap punggung sang putra yang menjauh.
"Aku berharap Nisa bisa merubah sikap keras kepala Dion sayang",jawab Dirga hingga Raisa menghadiahinya sebuah pukulan di lengannya.
"Via saja yang sangat di cintai Dion tidak bisa merubah sifat Dion malah kamu berharap sama Nisa gadis yang tidak Dion cintai sama sekali Mas",gerutu Raisa.
"Cinta akan hadir dengan terbiasa sayang.Antara Nisa dan juga Via perempuan berbeda sayang.Via sama akan Dion sama sama keras kepala sementara Nisa gadis yang lembut dan juga penurut.Gadis itu bisa mengimbangi sifat keras kepala Dion",jawab Dirga.
"Kamu sudah memberitahukan pada Pak Hasbi jika Nisa sudah ditemukan Mas?",tanya Raisa mengalihkan pembicaraannya.
"Belum.Rencananya besok aku mau menemuinya langsung dan juga mengubungi Nisa di saat bersamaan",jawab Dirga.
"Mudah-mudahan Nisa bersedia ya Mas",ujar Raisa.
"Ya...",angguk Dirga.
***
Malam ini Nisa baru saja selesai melaksanakan sholat istikharahnya memohon pada sang khalik atas keputusan yang akan ia ambil.Keputusan yang akan merubah hidupnya setelah itu.
Nisa menyimpan kembali mukenanya lalu duduk di bibir ranjang mencoba memikirkan permintaan mantan mertua Kakaknya dan juga perjanjian pernikahan yang di tawarkan oleh Dion mantan Kakak iparnya sendiri.
Ia pikir setelah pergi jauh dari semuanya,ia akan bisa memulai hidup dengan tenang.Tapi kenyataannya bayang bayang itu kembali datang.Nisa masih belum bisa melupakan kejadian naas yang membuat nyawa sang Kakak terenggut dan kini meninggalkan seorang bayi yang harus dia rawat.
Entah apa tujuan Kakaknya meminta dirinya menggantikan posisi sang Kakak untuk menjadi Nyonya Dion Dirgantara.Ia yakin posisi Arsha akan aman di rumah besar itu meski pada akhirnya semuanya terbongkar.Tapi sepertinya Kakaknya ingin dirinya lah yang melindungi Arsha.Tapi bagaimana caranya ia hanyalah gadis lemah.Ia tidak akan bisa melawan seorang Dion Dirgantara jika semuanya terbongkar.
Nisa membuang nafas beratnya melalui rongga hidung.Dadanya terasa begitu sesak jika ia menyetujui pernikahan ini maka ia akan kembali bertemu dengannya kedua orangtuanya.Ia belum siap melihat tatapan kebencian dimata Bundanya yang terus menyalahkannya.
Hingga pagi menjelang,kini Nisa kembali bersiap untuk berangkat kerja.Sebelum itu ia menemui anak-anak yang tinggal di panti ini sebelum ia berangkat kerja.
"Bun...Nisa berangkat kerja dulu ya.Ini untuk kebutuhan adik-adik",ujar Nisa memberikan sebuah amplop berisi uang kepada Bunda Maya.
"Nis... simpan untuk kamu Nak, panti ini sudah ada donatur tetap yang akan memenuhi semua kebutuhan mereka",jawab Bunda Maya mengembalikan amplop ini pada Nisa.
"Tidak Bun...ini sudah aku niatkan untuk adik-adik",ujar Nisa.
"Semoga kebaikan kamu di balas dengan indah oleh Tuhan nak",jawab Bunda Maya menangkup pipi Nisa.
"Aamiin...aku pergi dulu ya Bun",ujar Nisa lalu masuk kedalam taksi online langganannya.
Saat di tengah perjalanan ponselnya berdering dan tampak sebuah panggilan masuk dari nomor yang ia beri nama Om Dirga.
Nisa mengehela nafas lalu mengangkat panggilan itu dengan jantung berdebar kencang.
📞:Hallo...Nis.Ini Om Dirga.
"Iya Om,ada apa?",tanya Nisa gugup.
📞:Om ingin menanyakan tentang jawabanmu yang kemarin.Apa kamu sudah memikirkannya?
"Om... apakah harus hari ini Nisa memberikan jawabannya?",tanya Nisa.
📞:Ya...jika bisa.Saat ini Om sedang bersama Ayahmu dan juga keluargamu.
Deg
Nisa menegang,ia tidak tau harus berbuat apa sekarang.Ada keluarga di seberang sana,ia ingin menyapa Ayah, Bunda dan juga Abangnya tapi lidahnya terasa kelu.
📞: Nisa...kamu masih disana Nak?
"Ah iya Om...maaf Nisa tadi hanya kaget",jawab Nisa tersenyum tipis meski tidak akan terlihat oleh Dirga.
📞: Bagaimana dengan jawaban kamu?
Nisa memejamkan kedua matanya."Bismillahirrahmanirrahim...Iya Om.Nisa bersedia",jawab Nisa seiring dengan jatuhnya air mata di pipi mulusnya.
📞: Alhamdulillah...kalau begitu satu minggu lagi Om dan keluarga akan melamar kamu secara resmi kepada kedua orangtua kamu disini.
"I-iya Om",jawab Nisa dengan terbata.
📞:Nis...ini ayah Nak,kamu pulang ya.Lamaran kamu akan di adakan disini.Kirim alamat kamu ke sini dan Bang Aldo akan menjemput kamu.
"Nisa masih butuh waktu Yah.Maaf",jawab Nisa terisak lirih.
📞:Nisa...ini Nenek sayang.Pulang ya Nak!,ada Nenek disini bersamamu.
"Nenek...", tangisan Nisa akhirnya pecah,ia tak mempedulikan sopir taksi yang menatapnya melalui spion mobil.
📞: Pulanglah sayang.Nenek akan menjemput kamu bersama Aldo.
"I-iya Nek...",jawab Nisa dengan suara parau.
📞: Kirim alamat kamu,hari ini juga Nenek akan menjemput kamu
Sambungan telepon akhirnya terputus secara sepihak karena ponsel Nisa kehabisan daya.Gadis itu mengusap sisa air mata di pipinya dengan pelan.Sebentar lagi ia akan sampai di tempatnya bekerja.
...***********...
pak Dirga aja belum mau ngubungi Dion, takutnya terjadi pertengkaran sesama anak.
Khan mestinya ditunda dulu ke rumah Vita...
padahal maksudnya, Dion nanyain Arsha ke Emily.
karena otot melupakan tanda koma setelah nama Emily.
kasih kata kata mesra... biar berbunga bunga tu hati istri...
Nisa itu cinta sama Dion, makan Via sengaja kasih wasiat, untuk mempersatukan mereka.
cinta datang dengan sendirinya.