Cukup Satu Kali

Tanpa sepatah katapun, Adelia menyelonong keluar dari kamar ibu mertuanya. Lihatlah kalian,aku benar-benar pergi dari rumah ini. Aku yakin sekali, mereka akan gelabakan jadinya,Batin Adelia, sebenernya dia sangat membutuhkan uang itu. Berharap mereka semua, menuruti perintahnya.

Alfan dan Devi,jadi kebingungan karena sikap Adelia.

"Lah, kenapa lagi mbak? Ada aja masalah baru,". Gumam Devi, memutar bola matanya.

"Astaga,ada apa lagi bu? Jangan membuatku pusing,". Alfan, merasakan kepalanya nyut-nyutan sudah."Devi,kamu intip apa yang di lakukan mbakmu. Cepat sana! Jangan bengong lagi". Pinta sang suami, langsung di angguki istri mudanya."katakan bu,ada apa sebenarnya? Kenapa Adelia, marah-marah lagi".

"Alahhhh...Dia cuman mengancam kita doang, untuk pergi dari sini. Tadi dia meminta kirimkan uang 6 juta,lalu ibu gak mau lah. Enak saja mau memeras uangmu dan menikmatinya sendiri. Niat ibu,cuman memberikan jatah 2 juta aja. Eee...Dia marah-marah gak jelas, sama ibu. Tiba-tiba mengancam untuk pergi, emangnya kita percaya gitu. Diakan tidak memiliki siapapun,tanpa kita dia bukan siapa-siapa". Bu Norma, memberitahu masalahnya kepada sang anak.

Alfan, mengusap wajahnya dengan kasar. Semoga saja Adelia, cuman mengancam doang."Tapi,kalau beneran bagaimana bu? Cuman Adelia,yang bisa di percayai menjaga ibu dan memahami segalanya".

"Kalau benar-benar pergi, kamu bujuk lah dia. Pasti Adelia, bakalan luluh lagi. Toh,kalian masih sah sepasang suami-isteri dan dosa membantah perkataan suaminya". Sahut sang ibu,yang di angguki Alfan.

"Mas, mbak Adelia memasukkan baju-bajunya ke dalam tas. Gimana mas?". Kata Devi,di ambang pintu. Duh..kalau mbak Adelia, sampai pergi dari rumah ini. Aku ogah banget,mau merawat ibu mas Alfan. Iiihh..Jijik yang ada,iyuh!.

"Apa?". Teriak Alfan dan ibunya, secara bersamaan

"Ayo,kita ke kamar Adelia. Angkat dulu tubuh ibu,ke kursi roda". Pinta sang ibu, dengan pasrah Alfan melakukannya.

Benar saja, Alfan susah payah meletakkan sang ibu di kursi roda. Bagaimana dengan Adelia, selama ini mengurus ibu tanpa lelah dan letih. "Sial,ibu lumayan berat juga. Bagaimana dengan Adelia,selama ini merawat ibuku?" Gumam Alfan, dengan pelan.

Adelia, sudah keluar dari kamar dan di hadang oleh suami,ibu mertuanya dan adik madunya. Dia bodo amat dan bersikap santai-santai saja. Sudah pasti mereka akan mencegahnya,takut kehilangan dirinya.

"Mau kemana kamu, Del?". Alfan, langsung mencekal lengan istrinya. Tidak,aku tidak akan memberikan Adelia pergi dan berpisah dengan ku.

"Lepas mas,aku cuman membuktikan kepada ibumu. Karena aku tidak main-main dengan ucapan,yang aku lontarkan. Enak saja mau menjadikan babu gratiskan, sudah cukup selama ini aku ngalah. Aku bisa hidup,tanpa kalian". Adelia, menepis tangan suaminya.

Bu Norma,jadi gelabakan karena menantunya benar-benar pergi. "Adelia,ibu minta maaf kepada mu. Oke,ibu bakalan kirim uang 6 juta perbulannya. Asalkan kamu jangan tinggal ibu,jangan tinggalkan kami. Ibu,mohon nak".

"Buktikan bu,kirim uangnya sekarang juga". Pinta Adelia, tersenyum smrik dan melirik ke arah adik madunya ternganga lebar. Baru sampai ini,ibu mertua dan suamiku sudah ketakutan. Bagaimana jadinya,aku benar-benar pergi? Aku yakin sekali, Devi akan sengsara. Cuman aku mas,yang tahan menjadi istri mu.

"Adelia,kamu jangan ngelunjak seperti ini! Egois kamu,dek". Alfan,nampak kecewa dengan istrinya." Aku benar-benar kecewa kepada mu,Del. Mana Adelia,yang aku kenal dulu. Selalu menurut perkataan suami dan lemah lembut. Mengurus suami dan ibu mertuanya,tanpa mengeluh sedikitpun."

"Egois? kecewa? Lalu,apa yang sudah kamu lakukan mas? 3 tahun lamanya,aku mengabdi kepada keluarga mu. Nyatanya apa balasan pengorbananku selama ini,luka dan penghianatan yang aku dapat. Kamu beri jatah 3 juta perbulannya, itupun termasuk kebutuhan sehari-hari ibu. Lalu, untukku mana mas? Kamu tuduh aku boros dan tidak bisa mengatur uangmu. Oke,aku terima dengan lapang dada. Tetapi,kali ini tidak akan lagi". Tegas Adelia, mengeluarkan unek-uneknya yang di simpan selama ini.

"Maafkan aku,dek. Aku tahu jika kamu benar-benar marah kepada,mas. Selama ini,kamu sudah berkorban demi kebaikan ibu. Maafkan aku dek, ijinkan memperbaiki semuanya." Alfan, tertunduk sedih. Entahlah itu, cuman akting atau tidaknya.

"Mbak, jangan mengungkit itu lagi. Kasian mas Alfan,". Devi, langsung membela suaminya.

"Jangan sok belagu kamu, Dev. Masih untung aku ada, mengerjakan tugas rumah dan mengurus ibu. Lalu, bagaimana jika aku pergi? Siap-siaplah untuk mendapatkan,caci maki habis-habisan dari ibu mertuamu". Adelia, menunjukkan jarinya ke arah Devi.

"Cukup, Adelia! Ibu, sudah mengirimkan uang ke nomor rekening mu. Puas kamu,menantu matre". Bentak bu Norma, langsung.

"Jangan menuduhku macam-macam bu,aku cuman mengambil hakku. Tanpaku di rumah ini,ibu tidak bisa berbuat apa-apa. Silahkan ibu, bersama menantu baru ini. Nilai dulu,mana yang baik dan tidaknya. Nyatanya Devi, ogah-ogahan merawat ibu". Ucap Adelia, mendelik tajam ke arah adik madunya.

"Adelia,cukup! Jangan marah-marah tidak jelas,ibu sudah mengirimkan uang sesuai janji. Plisss...Jangan ada keributan lagi,pusing kepalaku". Gerutunya Alfan,baru saja memboyong istri barunya ke rumah. Sudah menghadapi, beberapa masalah lagi dan lagi.

"Makanya mas,kalau gak mau pusing kepala. Bahagiakan istrimu, jangan nikah lagi". Sahut Adelia, pergi dan masuk kedalam kamarnya.

Alfan, yang terduduk lemas dan bersandar di sofa. Astaga, inikah jika seorang suami beristri dua? Semuanya jadi berantakan sekali, selalu marah-marah tidak jelas dan cepat tua.Batinnya.

Devi,yang mematung dari tadi. Karena kesal dengan Adelia,belum apa-apa sudah mendapatkan uang 6 juta. "Mas, nafkah uang bulan ini mana? Sama yah, nominalnya dengan mbak Adelia".

"Devi,jangan membuatku pusing lagi. Pecah kepala mas, tolong pahami keadaanku". Alfan, menggeleng kepalanya.

"Besok Alfan,gajihan kok. Ibu bakalan kirim 3 juta perbulannya, jangan lupa belanja bulanan. Nanti ibu, meminta bantuan kepada Adelia. Mencatat apa saja yang habis,". Sahut bu Norma, membuat menantu keduanya syok berat.

"3 juta,bu? Astaga, kurang dong. Maunya 6 juta bu, samakan dengan mbak Adelia. Belum lagi perawatan wajah,kulit, skincare dan shopping mall. Kalau gak 10 juta bu,total semuanya". Pinta Devi, mengerucutkan bibirnya.

Mendengar permintaan Devi,mata bu Norma melotot sempurna. "Enak saja 10 juta,kamu ingin memeras anakku ha? Gunakan saja gajihmu, seharusnya kamu yang memberikan uang kepada ibu. Punya mantu sama-sama matre, selalu uang dan uang di pikirannya".

"Mas". Lirih Devi, menggoyangkan lengan suaminya. Lagi-lagi tidak ada perlawanan terhadapnya, pasrah menerima perlakuan ibu mertuanya.