Setelah meninggal nya kedua orang tua, Niko Dinata tinggal bersama Tante nya, dia menjadi pemuda yang urakan dan pemalas, selalu saja berbuat onar dengan memalak pedagang pasar yang ada di dekat rumahnya.
**
bertemu dengan Eca Permatasari, gadis
manis yang di kenal dengan segudang prestasi nya, tak perlu banyak tebar pesona untuk membuat para cowok bertekuk lutut padanya, dia hanya mencintai satu pria yang bernama Hanif, cowok yang selalu setia menemani nya di kampus.
**
Bagaimana jadinya kalau sang ayah tiba-tiba menjodohkan Eca dengan Niko dan langsung menikahi nya, pria yang dipandang rendah oleh Eca, tapi kenyataan dapat di andalkan dalam segala sisi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Malam Pertama
Setelah acara pernikahan itu selesai, Niko kini telah resmi menyandang sebagai suami dari keturunan orang kaya. Sekaligus sebagai menantu dari bos di perusahaan nya dia bekerja.
Menatap senyum wajah Eca yang ada di samping nya — Seorang gadis yang di dalam hati nya masih untuk mantan pacar nya yang bernama Hanif.
Lalu melangkah kan kaki nya untuk masuk di kediaman mansion mewah nya. Eca tiba-tiba meninggalkan Niko untuk merebahkan dirinya di atas sofa ruang tamu.
Sedangkan Niko celingukan melihat isi dalam rumah yang kini akan dia tempati.
Tempati? Oh tidak. Seketika Pak Roby beserta keluarga sudah datang ke dalam mansion itu, langsung berbicara kepada pasutri yang barusan saja menikah.
"Malam ini kalian akan menginap disini, tapi besok kalian akan tinggal satu atap di rumah baru yang ada di dekat perbatasan kota dan kabupaten" Kata Pak Roby.
Kedua mata pasutri itu tiba-tiba membulat.
"Pah apaan ini, kok Eca berasa di usir dari rumah?!" Protes Eca.
"Bukan di usir, tapi untuk kamu dan suami kamu hidup tenang, sambil membangun keluarga kecil yang harmonis" Kata Pak Roby.
"Enggak mau ah" Tolak Eca.
"Neng betul kata papah, kamu sudah wayahnya masuk di kehidupan baru kamu, ingat kamu sudah melepas masa lajang" Bu Susilowati menimpali.
"Kalau neng gak mau, rumah itu buat teteh saja gimana?" Tiffany mengompori.
Merasa diserang tiga orang dan Niko sendiri terdiam sambil cengengesan membuat Eca yang tadinya menolak, sekarang menyetujui.
"Kamu bantu ngomong kek apa!" Senggol Eca mencubit keras pinggang Niko sampe mengaduh.
"Oke deal, keputusan sudah di setujui oleh kedua pihak, untuk Niko tolong nanti bimbing anak gadis ayah ya disana" Pintu Pak Roby.
"Siap ayah" Jawab Niko.
"Tuan, Nyonya. Maaf untuk kado-kado nya saya taruh dimana ya?" Tukas Bu Asih, mengingat Eca akan pindah rumah, Pak Roby mengundang asisten rumah tangga baru ke dalam mansion nya.
Eca sendiri terbilang sangat disiplin tentang kebersihan rumah, kotor sedikit saja langsung dia bersihkan. Berbeda dengan kakak nya, Tiffany mau membersihkan rumah kalau di suruh saja.
Eca menghampiri Bu Asih, mengambil dan menenteng dua plastik besar untuk dibawa ke dalam kamarnya.
"Niko bantu!" Pinta Eca.
Niko membelalak, langsung terlonjak dari tempat duduk, berpamitan ke keluarga Eca yang ada di ruang tamu, lalu mengekori Eca untuk masuk ke dalam kamar.
Saat sudah berada di kamar, kedua pasutri itu di buat kaget ketika melihat ranjang di penuhi taburan bunga mawar berbentuk love.
Eca tanpa sadar kalau sedang bersama Niko, dia langsung memperlihatkan sifat aslinya ke Niko.
Membuka konde yang masih menggantung di kepalanya, lalu menghempaskan nya kasar ke bawah lantai.
"Buat saya pusing aja, konde sialan!"
Terlihat rambut Eca yang acak-acakan, dia juga mendadak pergi ke depan cermin untuk mengusap bibir yang di penuhi lipstik, mengusap kasar hingga membuat sekitar bibir nya belepotan.
"HAHAHA" Tawa Niko, Seketika menyadarkan Eca kalau dia sedang bersama dirinya.
"Eh tunggu, saya lupa ada kamu, kamu ngapain di kamar saya?!" Kata Eca.
"Lah? orang tuh gimana sih, kan kamu sendiri yang bawa saya kesini, aneh banget" Jawab Niko.
"ARGH" Desah kasar Eca. "Keluar dulu saya mau ganti baju!?" Kata Eca.
"Kalau saya gak mau gimana? Saya kan suami kamu?!" Jawab Niko.
"Lah kok kamu jadi ngeselin sih" Kata Eca mendadak menghampiri Niko. Mendorong dorong pelan punggung nya. Niko membungkuk lalu menghindar.
"Saya mau mandi" Kata Niko.
"Kamar mandi di dekat dapur, jangan mandi di kamar saya!" Jawab Eca berkacak pinggang.
"Rese juga ya kamu, mau saya bungkus malam ini juga?!" Kata Niko.
"Dih cowok mesum!" Jawab Eca.
Niko menggeleng kepala, mengambil handuk dalam koper pribadinya, lalu masuk ke dalam kamar mandi dengan polosnya.
"HEY BAWA SABUN! JANGAN PAKAI SABUN SAYA!!" Pekik Eca.
"BAWEL, MINJEM DULU!" Jawab Niko dengan teriakan berat nya.
Orang yang berada di bawah seketika dibuat bengong dengan kedua pasangan pasutri itu tiba-tiba saling baku jerit.
Disana Eca benar-benar marah, menggedor pintu kamar mandi dengan keras, membuat Niko keluar dengan handuk yang melingkar di batas pinggang menutup kedua kaki nya.
"KYAAAAA" Eca menjerit, reflek menutup kedua mata. Niko tersenyum jahat, membawa Eca masuk bersama ke dalam kamar mandi.
"Ngapain ih mesum!" Kata Eca memukul pelan bahu Niko.
"Mandi bareng, saya tau kamu marah karena saya tidak ajak kamu mandi" Celoteh Niko.
"Mana ada" Jawab Eca.
"Terus, kamu ngapain ngamuk ga jelas kaya gitu, buat saya ga tenang mandi saja!" Protes Niko memperlihatkan sabun cair yang sudah dia siapkan, berserta sikat gigi dan odol nya.
Eca nyengir kuda "Kirain pakai sabun saya"
Niko berdecak, sekaligus menyuruh Eca keluar kamar mandi, lalu Niko melanjutkan membersihkan seluruh badan nya.
Di luar kamar mandi, Eca membersihkan taburan mawar di atas ranjang nya, memasukan taburan itu ke tempat sampah.
Lanjutnya dia membuka amplop pemberian dari Hanif, melihat dan membaca selembar kertas di dalam nya.
Ku tunggu jandamu, akan setia menunggumu sampai benar-benar hati saya di luluhkan oleh gadis lain sebagai pengganti mu
Eca memejamkan kedua mata, lalu merobek kertas itu hingga menjadi secarik kertas yang sulit di satukan, membuangnya ke tempat sampah bersama mawar yang telah dia buang.
Tak lama Niko telah selesai mandi, dia melihat istrinya yang sudah tertidur pulas, entah tertidur atau pun sedang menangis, terlihat air matanya mengalir membasahi bantal nya.
Niko tak mau ganggu, dia sangat mengerti tentang keadaan nya. Memilih untuk membuka kado satu persatu dari tamu undangan.
Eca membuka kelopak mata, melihat suami nya sedang sibuk membuka kado. Satu hal yang membuatnya benar-benar bangkit dalam rebahan nya, dimana Niko mengangkat baju lingerie pemberian seseorang.
Niko mengerut kening melihat nama yang di tempelkan di kado itu.
Indah
Seseorang yang telah memberinya, sekaligus mantan kekasih Niko saat SMA.
"Ngapain anak itu ngasih beginian?" Gumam Niko.
"Itu dari siapa?!" Sahut Eca yang kepo, dia menghampiri Niko dengan merangkak seperti bayi di atas ranjang.
"Indah" Jawab Niko.
"Ngapain mantan kamu ngasih baju tidur tanpa bahan begini?!" Kata Eca.
"Cuacanya lagi panas mungkin" Jawab Niko.
Eca menghela nafas, dia duduk dan turun dari ranjang, membantu Niko membuka kado hadiah dari tamu undangan.
"Sudah nangis nya?!" Kata Niko.
"Apa sih saya ga nangis, biasa kalau susah tidur mata pasti berair" Jawab Eca.
Niko menghela nafas, dia memilih untuk keluar kamar Eca.
"Dibuka nya nanti saja besok, kamu tidur duluan saja ya, saya mau buat kopi sambil ngerokok di balkon sebentar" Kata Niko.
Eca menatap Niko sesaat, bukan karena mau ikut menemani nya, justru dia malah senang menyuruh nya untuk tidur duluan.
"Oke, good night ya" Kata Eca
Niko mengangguk lalu mematikan lampu kamar nya.
bukan om,