Farid tidak menyangka jika ia akan bertemu dengan jodohnya yang tidak pernah ia sangka. 32 tahun membujang bukan tanpa alasan. Ia pernah sangat mencintai seseorang namun ia ia dikhianati hingga dirinya terluka dan sulit untuk percaya lagi kepada seorang perempuan. Namun pada suatu saat ada seseorang yang dapat mengetuk hatinya. Siapakah dia? Tentu saja dia yang akan menjadi jodohnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Farid Cemburu
Farid langsung memblokir nomer Zania. Ia tidak ingin memperlebar masalah.
Hari ini Farid memutuskan untuk tidak pergi ke mana-mana. Ia hanya ingin menemani istrinya di rumah sampai istrinya benar-benar baik-baik saja.
"Hubby...."
"Iya, kenapa?"
"Mau es krim..."
"Ya Allah, gini amat punya istri bocil. Habis nangis mintanya es krim."
"Mau yang rasa apa? Biar aku minta tolong pak sopir belikan."
"Pingin beli sendiri. Diantar kamu, pakai motor."
"Oh gitu?"
"Iya, kenapa. Nggak mau?"
"Eh mau mau kok. Ayo cepat pakai jilbabmu! Kita beli es krim yang kamu mau."
Siena pun segera memakai jilbabnya. Ia juga memakai kacamata untuk menutupi matanya yang bengkak karena terlalu lama menangis.
Saat akan berangkat, mereka bertemu dengan ummi dan abi di ruang tamu. Ummi dan abi merasa aneh melihat gelagat anak dan menantunya. Apa lagi melihat Siena memakai kacamata hitam.
"Bi, kenapa mereka kayak aneh gitu?"
"Entahlah... apa sesuatu tekah terjadi, mi?"
"Mudah-mudahan mereka baik-baik saja, bi."
"Aamiin..."
Farid mengeluarkan motor matik milik Faiza. Mereka tidak memakai helm, karena hanya akan membeli es krim di mini market yang tidak jauh dari rumah. Mereka juga hanya memakai baju rumahan.
Setelah lima menit kemudian, mereka pun sampai. Mereka masuk ke salah satu mini market. Siena langsung menuju ke lemari es krim. Ia mengambil beberapa macam farian es krim.
"Sudah sayang?"
Siena mengangguk.
"Nggak mau beli yang lain?"
"Coklat."
Setelah Siena mengambil beberapa coklat, Farid pun pergi ke kasir untuk membayarnya. Kebetulan kasirnya seorang laki-laki yang cukup keren penampilannya.
"Mas, adiknya cantik. Boleh dong kenalin sama adiknya. Kebetulan saya masih single." Ujar sang kasir kepada Farid.
Farid mendelik. Ia berusaha untuk menahan emosinya. Sementara Siena menahan tawa di belakang suaminya.
"Silahkan total yang benar kalau masih mau kerja." Gertak Farid.
Kasir itu pun langsung terdiam dan segera menjumlah belanjaan Farid. Farid pun membayar menggunakan kartu kredit limited miliknya. Kasir pun shock melihatnya.
"Terima kasih, pak."
"Hem." Jawab Farid.
"Ayo sayang...." Farid merangkul istrinya keluar dari mini market.
Melihat hal tersebut sang kasir menepuk jidatnya sendiri. Ia juga kena bullyan temannya.
"Heh... kamu nggak tahu apa. Dia itu Pak Farid. Orang terkaya di komplek ini. Ah bukan cuma di komplek ini tapi di pulau Jawa. Kamu sudah membangunkan macan yang sedang tidur."
"Astaga... aku beneran nggak nyangka kalau itu istrinya."
"Makanya nonton TV, jangan main mesin kasir terus! "
Saat akan menaiki motor, Siena masih saja mengulum senyum mengingat kejadian sebelumnya.
"Kenapa kamu senyum-senyum? Senang ada yang ngajak kenalan?"
"Hah... nggak kok. Jangan suka marah, nanti cepat tua." Ujar Siena.
"Kalau sudah tua kenapa? Kamu mau cari yang muda?"
"Astagfirullah... sudah ah ayo pulang, nanti es krimnya meleleh."
Sebenarnya Siena menahan tawa karena mengingat tingkah suaminya saat merasa cemburu. Siena benar-benar puas melihat suaminya cemburu. Padahal itu hal yang tidak sengaja terjadi.
Sampai di rumah, Siena langsung masuk ke kamar. Ia tidak sabar ingin makan es krim dan coklat. Dari dulu kalau dia sedang sedih atau kesal memang larinya ke es krim dan coklat. Dua hal itu menjadi pelampiasan Siena.
Sedangkan Farid pergi ke kamar orang tuanya. Ia menceritakan perihal Siena kepada mereka.
"Ya Allah... tuh kan belum apa-apa sudah bikin Siena sakit hati."
"Dia salah paham, ummi. Ini gara-gara Romi. Awas saja kalau ketemu."
"Huh... nggak usah nyalahin orang lain. Seharusnya kamu juga harus bisa mengambil sikap yang tegas. Dan lagi, Siena itu masih belum cukup dewasa untuk hal ini. Maklum kalau dia begitu."
"Iya ummi."
"Pantas saja dia pakai kacamata. Rupanya kamu sudah bikin matanya bengkak, huh!"
"Ma-maafkan Farid, ummi. Tidak bermaksud begitu. Farid sudah menjelaskannya dan meminta maaf. "
"Syukurlah kalau begitu."
Setelah curhat kepada orang tuanya, Farid kembali ke kamar. Ia melihat istrinya sedang makan es krim.
"Enak sayang?"
"Hem."
Setidaknya Farid merasa lega, karena istrinya sudah tidak mengungkit masalahnya dan tidak minta pulang ke rumah orang tuanya. Untuk menebus kesalahannya itu, Farid pun menyiapkan makan malam untuk mereka berdua.
Malam harinya.
Farid dan Siena sudah siap untuk pergi makan malam. Keduanya kompak memakai baju warna senada. Tidak ada yang berlebihan dari penampilan mereka. Keduanya sama-sama mengenakan pakaian santai. Farid juga terlihat lebih muda dengan penampilannya kali ini. Farid juga mencukur bulu-bulu halus di janggutnya. Ia juga merubah model rambutnya. Ia sengaja berpenampilan layaknya anak muda agar tidak dikira kakaknya Siena lagi. Siena pun terperangah melihat penampilan suaminya.
Mereka pun turun ke bawah, dan berpamitan kepada ummi dan abi.
"Lho, kalian mau ke mana?"
"Maaf ummi, malam ini kami tidak ikut makan makam di rumah. Farid mau ngajak istri Farid makan malam di luar."
"Oh ita iya, tidak apa-apa. Itu bagus. Sekali-kali bawa istrimu makan di luar."
"Iya Ummi. Kami berangkat dulu."
Setelah pamit, mereka pun berangkat.
Ummi dan abi tersenyum melihat perubahan Farid.
"Punya istri muda, Farid jadi tampil lebih muda bi."
"Iya, biasanya dia sangat cuek dengan penampilannya."
"Mungkin takut dikira om om jalan sama anak kecil, bi."
Abi tanya mengum senyum.
Tidak lama kemudian, mereka berdua sampai di sebuah restoran out dor. Restoran tersebut berada di tengah kota. Farid sengaja memilih restoran tersebut karena berharap sesuai dengan keinginan istrinya.
"Suka sayang?"
"Hem iya, suka sekali."
Siena tidak menyangka jika suaminya akan mengajaknya ke tempat itu. Mereka pun memilih menu makanan dan minuman.
10 menit kemudian, makanan dan minuman yang mereka pesan datang.
"Hubby..."
"Iya?"
"Apa dulu kamu pernah mengajak Zania makan malam seperti ini?"
Farid tidak menyangka jika istrinya masih akan membahas masalah Zania. Memang perempuan itu makhluk yang paling aneh. Mereka yang memandang sendiri, mereka juga nanti yang akan marah.
"By... kok nggak jawab?"
"Sayang, jangankan makan malam. Jalan berdua saja tidak pernah."
"Ah, yang benar?"
"Iya... benar. Sudah, ayo makan! nanti keburu dingin."
Mereka menikmati hidangan makan malam dengan suasana yang ceria. Selesai makan mereka tidak langsung pulang. Melainkan masih menikmati hiburan musik di restoran tersebut.
Beberapa saat kemudian, Farid maju ke depan. Siena bingung melihat Farid mengambil alih gitar yang dimaikan oleh sang penyanyi.
"Tes tes... selamat malam semuanya."
Semua orang yang berada di restoran berpusat pada Farid. Bahkan tidak sedikit dati mereka yang mengenalinya. Di antara mereka juga langsung mengambil handphone intuk merekam.
"Maaf mengganggu. Di sini saya hanya ingin mempersembahkan sebuah lagu untuk istri saya tercinta Siena. I love you Siena Nur Amira."
Siena menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Ia sangat terkejut mendapati perlakuan romantis dari suami kulkasnya.
Bersambung....
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hayo kenapa Siena mual terus saat naik pesawat apa sudah ada tanda2 Hamidun? ataukah memang beneran sakit lambung? 🤔🤔😇😇😇🤫
Abang Farid makin posesif sama sang isteri yg masih imut nan cantik, meskipun pakai hijab ternyata pesonanya bisa membius rekan bisnisnya di negeri gingseng ini??🤩🤩🤩🤩🤫🤫
lanjut author