Dea Gadis desa yang biasa nya berjualan kue di kampung nya.
Karena tradisi perjodohan di kampung nya masih sangat ketat, Dea di paksa menerima perjodohan dengan anak juragan teh di kampungnya.
Untuk menolak juga tidak mungkin, karena orang tua nya bekerja di perkebunan teh milik juragan itu.
Akhirnya Dea memutuskan ke kota, dengan alasan akan pulang saat tunangan juga kembali ke desa. Karena sang tunangan sedang menuntut ilmu di Malaysia.
Tapi, lagi-lagi takdir tak berpihak padanya, setelah ijab Kabul sang suami langsung menceraikan nya.
Bagaimana kah perjalan kisahnya? apa penyebab suaminya menceraikan nya?
.
.
.
Novel ini berbahasa Jawa campur indonesia. ada beberapa yang di beri terjemahan dan tidak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juniar Yasir, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di culik
Kedua pasangan ini sedang jalan-jalan cari makanan khas Bali dan oleh-oleh juga untuk dibawa ke Kampung. Dea minta pulang besok karena mau menghadiri pernikahan Liza. Biyu sebenarnya berat hati harus pulang secepat ini, karena belum sempat mau bicara hal penting dan mau bulan madu juga tentu nya. Tapi melihat Dea yang semangat sekali untuk menghadiri pernikahan sepupunya, tentu Biyu ikut senang melihatnya.
Disini lah mereka saat ini di depan toko oleh-oleh khas Bali. Tak ingin membuang waktu, keduanya langsung masuk ke dalam toko. Di dalam sini beraneka macam oleh-oleh, dari makanan, pakaian dan pernak pernik khas Bali. Diam-diam Biyu membeli sesuatu untuk Dea, nanti akan di pajang dirumah mereka.
Usai berbelanja, mereka keluar toko. Dea mau makan siang di angkringan saja. Karena sudah bosan makan di restoran. Kali ini Dirinya ingin makan santai menikmati kota Bali dari luar. Selama di Bali, hanya makan di restoran, jika tidak di Villa. Sungguh jiwa bebas Dea meronta-ronta.
“Tapi ada makanan halal kan di angkringan atau warung biasa?’’ Dea takut salah tempat makan lagi, seperti kemarin.
“Duduk di sini dulu. Aku ke toilet sebentar’’ Dea hanya mengangguk.
Beberapa menit kemudian, Biyu juga belum terlihat. Dea yang kesabarannya setipis tisu tentu sedikit kesal.
“Ckkk. Kemana sih nih orang! Pup atau bikin toilet?!’’ gumamnya menggerutu.
Tak ingin tambah kesal, Dea membuka ponselnya. Saat asik bermain sosmed, tiba-tiba saja seseorang menetap mulutnya dan menyeret Dea ke mobil. Dea memberontak tapi tenaga pria tersebut lumayan kuat. Bukannya Dea tak ingin melawan, tentu saja bisa karena Dirinya ahli bela diri. Tapi akal bulus nya berfikir, disini Dirinya tidak punya musuh, lalu kenapa tiba-tiba saja ada orang yang menculiknya begini. Dea ingin mengetahui siapa dalang di balik ini, apakah sengaja atau salah tangkap, bisa jadi musuh sesama pebisnis sang suami . Untung saja GPS ponselnya aktif hari ini, jadi bisa untuk jadi penolongnya jika Biyu mencari.
Melihat penjahat, asik ngobrol di depan, Dea buru-buru memasukkan ponselnya ke penutup gunung kenyalnya, tapi ponsel sudah di silent sebelumnya. Di tempat sini yang paling aman menurut Dea, karena jika di saku atau tas maka penjahat bisa menebak.
Dea yang kurang tidur, memutuskan untuk tidur saja.Sama sekali tak menunjukkan ketakutan, malah santai sekali kelihatannya. Membuat kedua penjahat heran. Biasa jika di culik, seseorang akan berontak menggila, memohon untuk di lepaskan, bahkan menangis sejadi-jadinya sepanjang jalan. Tapi wanita di dalam mobil ini malah anteng saja.
”Ini apa Buk bos nggak salah suruh menculik orangkan? katanya wanita kampungan, tapi kok santai sekali ini’’ kata Bimo heran.
“Ah, biarin lah mau Dia diem atau apapun, asal kerjaan kita beres dan membawa wanita ini kehadapan Bu bos. Yang penting wanita ini tak berbuat ulah. Kau mau nanti di sembur bos?!’’ balas temannya.
Mobil yang membawa Dea berhenti di gedung berhantu. Bukan ada hantu nya, tapi warga sekitar yang menamai nya karena terlihat horor akibat tidak berpenghuni dan bersemak belukar juga. Jadi memang tidak ada orang yang datang.
“Heh, bangun kamu! Malah tidur’’ ucap Bimo.
Huaaaaaah hoaaaam. Dea meregang otot yang kaku karena tidur bukan di tempat semestinya.
“Eh kita udah nyampe pak? Itu ongkos nya sudah saya transfer ke aplikasi’’ ucap Dea santai.
“Astaga, kamu urus sendiri wanita gila ini. Enak saja mengira kita supir grab!’’ Bimo kesal sekali.
Dea turun dari mobil, Dirinya kembali di seret oleh teman Bimo. Sampai di lantai teratas, Dea di dudukkan di kursi tapi tidak di ikat. Karena mereka pikir wanita ini tak akan bisa mau kemana-mana. Tak kan ada yang lewat sini, karena gedung ini sangat terpencil.
“Bimo, tolong jagain Dia. Aku kebelet rasanya.’’ ucap Anton.
”Ya, aku tunggu di sini saja.’’ jawab Anton melas sekali sebenarnya, jadi menunggu luar ruangan saja.
Tepat setelah Anton pergi, ponsel yang ada di penutup gunugnya bergetar. Dea menarik pelan dan menjawab, tapi suara di speaker dimatikan ke mode paling kecil. Bimo menoleh kepada nya untung saja ponsel sudah kembali ke gunung.
“Dea kamu dimana? Aku dari tadi nyariin kamu!. Hallo!’’ suara Biyu terdengar panik.
Tapi tentu saja Dea tidak mendengarnya. Dea mencari akal supaya Biyu bisa tau jika Dirinya di culik. Tapi mana bisa langsung bicara, yang ada Bimo merampas ponsel dan mencelakai nya. Meski bisa bela diri, tapi dalam hati tetaplah ada rasa takut juga. Karena bagaimana pun pria itu berdua dan di tempat sepi pula, jadi memang harus bisa main otak untuk bisa bebas. Seperti mendapat Ilham, tiba-tiba saja Dea bersya'ir.
“Ada penculiiiik... Yang sangat jelek sekali. Mereka berdua oooo.. Oh dimana kah aku kini berada, di gedung tua terbengkalai.... Serem aduh serem... Asek!’’ ujungnya Dea malah berdangdut membuat Bimo bergidik ngeri tanpa rasa curiga sedikitpun.
“Cantik-cantik Gelo!. Ini apa benar sih orang yang di mau Buk bos untuk di culik.’’ Bimo jadi tak yakin melihat tingkah Dea.
“Ah ya sudahlah yang penting orangnya mirip seperti di foto’’ gumamnya lagi.
.
🩵
.
Biyu membolakan mata karena terkejut, ternyata Dea di culik. Untung Dirinya mengerti perkataan Dea ini, jadi bisa langsung gerak dan melapor polisi, tidak lupa memberi tahukan lokasi. Meski begitu pria ini tetap cemas, bagaimana pun Dea perempuan pastilah dalam pikiran Biyu Dea sekarang sangat ketakutan dan menangis seperti sinetron yang mama nya lihat.
Tidak tau saja jika Dea saat ini malah mengintip mobil yang datang. Ketika pintu mobil dibuka, terlihat perempuan keluar dari dalamnya. Dea tak terlalu terkejut karena Dirinya sudah menebak pastilah wanita satu ini yang buat ulah. Dea hanya kagum dan sinis juga melihat keberanian wanita ini. Mencintai tapi obsesi, sudah tau cinta bertepuk sebelah tangan, malah menyalahkan orang lain.
“Heh, ternyata kau rupanya manusia sok bersih! Kita lihat saja nanti’’ batin Dea tersenyum smirk. Dirinya sudah merencanakan sesuatu.
.
Monica menaiki lantai paling atas. Sampai diruangan Dea berada, ternyata wanita ini sudah mengenakan kerudung, masker dan kacamata. Berharap Dea tak mengenalinya. Padahal rival nya ini sudah mengetahui siapa di balik masker itu Dea hanya menahan senyumnya. Sepertinya asik juga meladeni permainan wanita satu ini, pikirnya.
“Siapa kamu?! Kenapa kamu menculik ku sialan!’’ bentak Dea rada-rada takut juga.
“Nggak perlu tau siapa aku, yang jelas kau akan membusuk disini!’’ ucap Monic sinis.
.
.
“Monica!’’ Biyu sudah habis kesabarannya.
.
Jangan lupa like subscribe vote dan komentarnya 🙏🙏
,, cuma Dea aj yg gelay sama si suroto 🤣🤣
,, mawar mendarat 🌹