Perjodohan

Frans terlihat tampan dengan jas berwarna hitam dan dasi yang tadi di belikan oleh Violet. ia berdiri menunggu Violet yang tak kunjung keluar dari kamarnya. Frans melirik jam tangannya ia menoleh ke arah Ibas agar asistennya itu memanggil Violet.

Belum sampai di panggil Violet muncul dari kamar. ia mengenakan gaun hitam panjang berbahan satin sedikit terbuka di bagian bahunya. rambutnya di Cepol rapi, wajah cantiknya di hiasi riasan natural dan lipstick berwarna nude yang membuatnya terlihat fresh dan muda tentu saja.

Frans menatap istrinya, ia tersenyum sinis begitu mencolok perbedaan usia mereka saat ini. sepertinya ia menikahi gadis yang memang lebih pantas menjadi keponakannya.

"Aku siap" kata Violet sembari berjalan mendekati Frans.

Dengan wajah cuek Frans melangkah menuju mobil di ikuti Violet di belakangnya. tidak ada menggamit lengan dengan mesra atau pujian yang keluar dari bibir Frans untuk Violet. pria itu bahkan tidak memandangnya selama perjalanan menuju restoran.

"Kau sudah reservasi meja?" tanya Frans pada ibas yang sedang mengemudi.

"Sudah tuan semua sudah siap"

Frans kembali terdiam asyik dengan ponselnya. ia sedang membalas email dari kolega perusahaan. sementara Violet ia memilih memandang jalanan kota yang ramai.

Mobil tiba di lobi restoran, Frans mengancingkan jasnya dan berjalan menuju meja VVIP yang sudah di pesan oleh Ibas. karena itu adalah dinner untuk pasangan dan tempatnya juga berkelas jadi sudah tersedia buket bunga dari pihak restoran. pelayan menyerahkan buket itu pada Frans.

Violet dengan mata bulat yang berbinar menatap buket bunga tulip merah yang indah.

"Ini" kata Frans datar. ia mengulurkan buket bunga itu pada Violet. tidak ada gerakan romantis apalagi pakai adegan berciuman.

Keduanya duduk di kursi masing-masing saling berhadapan. sementara Ibas ia memilih menunggu di mobil karena tidak ingin mengganggu privasi bosnya.

"Anda tampan sekali memakai dasi itu" kata Violet membuka percakapan.

Frans yang sedang menikmati makanan terlihat tersenyum samar.

"Kapan kau mulai bekerja?" tanya Frans. ia tidak peduli dengan pujian Violet yang mengatai dirinya tampan.

"Mulai besok" jawab Violet antusias.

"Kau siap?"

"Tentu saja, ini impianku"

Violet masih belum tahu jika karena Frans lah dirinya bisa di terima bekerja di stasiun tv itu.

Violet menceritakan saat dirinya di interview oleh petinggi stasiun tv tempatnya akan mulai bekerja. Frans mendengarkan dengan santai sembari menikmati makanan dan segelas anggur tua. Suasana terasa kondusif tidak ada pertengkaran di antara Frans dan Violet sampai ada yang datang menghampiri meja mereka. Frans menatap pria dan wanita yang berdiri tersenyum sinis ke arahnya dan Violet.

Violet memandang wanita itu, ia mengenali wanita itu yang kemarin datang ke rumah.

"Kebetulan sekali kita bertemu disini" kata Catherine sembari menggamit mesra lengan Damian suaminya.

Damian hanya terdiam enggan menyapa Frans yang dulu pernah menjadi sahabatnya.

Frans tidak menanggapi sapaan mantan istrinya. ia memandang ke arah Violet.

"Hai, apa kabar Violet?" sapa Catherine

Violet berdiri dari duduknya meraih uluran tangan Catherine yang ingin berjabat tangan dengannya.

"Baik" jawab Violet sembari tersenyum cerah hingga menampakan lesung Pipitnya yang membuat kecantikannya semakin terpancar. Violet memang sengaja memamerkan senyum terbaiknya karena ia tahu jika wanita itu adalah mantan istri Frans. Violet mencari tahu dari internet foto mantan istri Frans karena ia penasaran.

"Maaf saat kemarin kau datang ke rumah aku tidak menyambut mu dengan baik" kata Violet berbasa basi dengan gaya elegan.

"Oh tidak masalah" jawab Catherine dengan senyum sinis.

"Baiklah, lain kali jika kau datang bertamu aku akan menyambut mu sebagai nyonya rumah yang baik" kata Violet yang langsung mengejutkan Frans.

Frans tidak menyangka Violet seberani itu menghadapi Catherine.

"Bukan begitu...sayang?" Violet menatap Frans yang duduk diam. Violet sudah bisa bersandiwara tanpa Frans minta.

Frans tersenyum kecil lalu berdiri dari duduknya dan merangkul pinggang Violet.

"Tentu" jawab Frans percaya diri. entah kenapa ia merasa mendapat dukungan untuk menundukan kesombongan mantan istrinya.

Catherine mengamati gerak gerik Frans, terpancar rasa tidak suka dari wajah cantiknya. ia seperti cemburu melihat Frans memiliki pasangan baru. apa lagi istri Frans masih sangat muda dan cantik.

"Baiklah Frans kami pergi dulu" kata Damian mengakhiri basa basi.

"Silahkan" kata Frans.

Setelah mantan istri dan mantan sahabatnya itu pergi Frans menatap lengannya yang masih melingkar di pinggang ramping Violet. ia seperti salah tingkah dan segera menarik lengannya lalu kembali duduk.