NovelToon NovelToon
Pangeran, Selir Tidak Ingin Mati

Pangeran, Selir Tidak Ingin Mati

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:22.4k
Nilai: 5
Nama Author: Zhuzhu

Lin Muwan terkubur di makam kuno Permaisuri Qing dari Era Jingyuan yang tidak dikenal ketika menjalankan misi mencari jejak sejarah.

Namun, dia kemudian terbangun di tubuh selir Pangeran Kesembilan Dinasti Jing yang dibenci karena merupakan keturunan pemberontak. Lin Muwan kemudian menyadari bahwa dia datang ke masa saat Permaisuri Qing hidup.

Plum dan aprikot yang mekar di taman adalah kesukaannya, namun kehidupan yang bagus bukan miliknya. Hidupnya di ujung tanduk karena harus menghadapi sikap suaminya yang sangat membencinya dan masih mencintai cinta pertamanya. Dia juga mau tidak mau terlibat dalam persaingan takhta antara putra Kaisar Jing.

Pangeran Kedua yang lemah lembut, Pangeran Keempat yang penuh siasat, Pangeran Kesembilan yang dingin, siapakah di antara mereka yang akan menjadikannya Permaisuri? Dapatkah dia kembali ke kehidupan asalnya setelah hidupnya di Dinasti Jing berakhir?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 32: BERBALIK ARAH

Pesta teh secara resmi dimulai. Masing-masing meja diberikan satu set peralatan teh lengkap dengan berbagai jenis teh di atasnya.

Ada teh hijau, teh hitam, teh putih, teh oolong, dan teh kuning. Setiap teh itu mewakili satu jenis varietas yang berbeda. Tanpa dicium lebih dekat pun, Lin Muwan sudah tahu setiap jenisnya.

Aneh jika dia tidak bisa tahu dan tidak bisa membedakannya. Misi membuatnya mempelajari banyak hal, mempelajari perilaku dan segala aspek dari objek yang diteliti olehnya dan oleh timnya.

Dia mempelajari segala hal untuk memastikan data yang didapatnya akurat. Kehidupan budaya dan tradisi, dia tahu dengan jelas.

“Kediaman Adipati Lun menjadi tuan rumah pesta teh kali ini. Saya sudah menyiapkan berbagai jenis teh untuk dinikmati. Para Nona dan Nyonya, silakan dinikmati.”

Mu Qian memandang satu per satu orang yang ada di sana dengan senyum ramahnya yang palsu. Suaminya mendapat banyak hadiah dari bawahan, salah satunya adalah teh berkualitas yang hanya bisa didapat dari istana.

Memamerkannya di sini adalah untuk menunjukkan bahwa kediamannya adalah kediaman besar yang berkuasa.

“Tidak mungkin hasil suap, kan? Aromanya korupsinya pekat sekali,” gumam Lin Muwan.

Adipati Lun sebenarnya tidak terlalu bersih. Hanya sedikit kejujuran tersisa dalam dirinya. Jika memang orang baik, tidak mungkin berselingkuh sampai mengangkat selingkuhannya menjad istri kedua dan menjadikannya seorang nyonya.

Gajinya memang tidak kecil. Tapi untuk menghidupi kediaman sambil memiliki barang-barang berharga seperti ini, gajinya itu tidak akan cukup.

“Nona Lin?” Sheng Jiayin berkata karena barusan dia sepertinya mendengar dia mengatakan sesuatu.

“Teh mana yang akan Nona pilih?”

Lin Muwan menunjuk teh oolong tanpa ragu. “Teh Oolong adalah pilihan yang bagus untuk diminum di musim gugur. Teh itu menawarkan keseimbangan antara sifat menghangatkan teh hitam dan mendinginkan teh hijau.”

Sheng Jiayin agak terkejut. Latar belakang Lin Muwan memang awalnya bagus. Namun dia tidak menyangka kalau Lin Muwan juga memahami jenis teh yang cocok diminum di setiap musimnya.

Ia pikir, Marquis Yongning dulu hanya memanjakannya dan tidak membiarkannya bekerja keras. Pemikirannya sudah keliru dan ia merasa bersalah karena sudah berprasangka terhadap Lin Muwan.

“Teh Oolong memang pilihan yang sangat bagus. Nona Lin, aku juga akan memilih teh Oolong.”

“Silakan.”

Lin Muwan mengambil daun teh yang ia inginkan dan menghirup aromanya. Ia tersenyum sesaat. Sudah lama sekali rasanya tidak mencium aroma ini.

Terakhir kali dia menikmati teh dengan santai adalah dua tahun sebelum insiden makam kuno terjadi. Rasanya memang sedikit asing, tapi dia seolah menemukan kembali sesuatu yang hilang dari dirinya.

“Tie Guan Yin. Memang berkualitas.”

Lin Muwan mulai menyeduh teh dengan alat-alat yang sudah disiapkan. Setiap langkahnya dilakukan dengan hati-hati. Menyeduh teh dalam keadaan seperti sekarang memberinya kesan tersendiri.

Dia biasanya hanya memperagakan sebagai seorang peneliti. Tapi sekarang, dia adalah bagian dari sejarah itu sendiri, pelaku dari sejarah itu sendiri. Ini memang istimewa untuknya.

Aroma teh yang seperti anggrek manis langsung menguar ke udara. Para wanita yang hadir di sana sejenak menghentikan aktivitas mereka.

Aroma itu membuat hidung mereka tertarik dan seketika menatap Lin Muwan. Aroma teh yang manis itu ternyata berasal dari seduhan selir Pangeran Kesembilan.

“Nona memahami teh dengan baik. Aroma anggrek manis yang menguar dari teh yang diseduh olehmu lebih manis daripada yang pernah aku tahu,” ucap Sheng Jiayin dengan jujur.

Sheng Jiayin jarang memuji orang. Tapi setiap kali mengeluarkan pujian, maka itu adalah ucapan jujur yang berasal dari lubuk hati yang terdalam.

Bahkan gadis berbakat dan berbudi luhur nomor satu di ibu kota mengakui kemampuan seni teh selir Pangeran Kesembilan? Lalu mereka ini apa?

Tiba-tiba hati mereka merasa sakit dan kecut.

“Biasa saja. Aku pikir kau harusnya lebih mahir dariku.”

“Tidak, tidak. Kemampuanku tidak lebih baik. Nona memang berbakat.”

Sheng Jiayin kembali mendapatkan hal baru. Hari ini dia kembali melihat sisi lain yang muncul dari sosok Lin Muwan.

Meski tutur katanya tidak bisa dikatakan sopan dan tidak bisa dikatakan ramah, tapi dia cukup baik. Sikapnya jujur dan tidak pura-pura. Emosinya tergambar dengan jelas tanpa ada yang ditutupi. Kemampuannya juga sangat baik.

Tidak seperti dirinya, yang harus menahan emosinya dan mengendalikan dirinya setiap waktu. Setiap kata yang diucapkan olehnya harus melalui pertimbangan yang panjang. Sikapnya juga selalu harus sopan sesuai tata krama yang sudah diajarkan ibunya selama ini.

Antara dia dan Lin Muwan memiliki perbedaan yang besar. Perbedaan inilah yang membuatnya semakin merasa keputusannya untuk berpisah dengan Murong Changfeng sudah tepat.

Mungkin jika dia membiarkan Lin Muwan bersama Murong Changfeng, Lin Muwan bisa memberikan bantuan besar untuk Murong Changfeng.

Teh yang baru saja diseduh oleh Lin Muwan mungkin berefek pada tubuhnya. Karena sedang dalam kondisi yang tidak sehat, tubuhnya jadi lebih sensitif.

Angin di taman itu juga menambah parah gejalanya. Kepala Lin Muwan agak pusing. Matanya mulai berkunang-kunang.

Matanya tertuju pada pembakar dupa. Ada yang aneh dengan aromanya. Tampaknya Mu Qian sudah mempersiapkan kejutan besar untuknya.

Aroma dupa itu mengandung semacam zat khusus untuk mengikis kesadaran. Jika Lin Muwan terus menghirupnya kemudian meminum teh sampai habis, dia bisa mabuk.

“Nona Lin, mengapa tehnya tidak diminum?” tanya Sheng Jiayin.

“Aku tidak mengkonsumsi hasil suap. Jika kau ingin meminumnya, kau ambil saja.”

Mu Qian kebetulan mendengar ucapan Lin Muwan dan segera menyangkal. Dia bilang semua teh berharga di kediaman adipati dibeli dengan cara yang baik dan sah.

Lin Muwan hanya menanggapinya sembarang. Siapa yang akan percaya memangnya?

“Apa kau tidak enak badan? Wajahmu pucat, Nona Lin. Sebaiknya kau istirahat dulu di paviliun dan tidak perlu mengikuti pestanya sampai akhir. Aku akan mengutus orang untuk memberi tahu Pangeran Kesembilan agar dia bisa menjemputmu.”

Saking pusingnya, Lin Muwan tidak bisa lagi menanggapi perkataan Sheng Jiayin. Yang dia tahu, dia perlu istirahat sekarang.

Terserah mau memanggil Murong Changfeng atau tidak. Ketika dia sudah merasa lebih baik, dia bisa pulang sendiri dan tidak perlu merepotkan pria itu.

“Nyonya, bisakah kau meminjamkan paviliun sebentar? Nona Lin sepertinya kurang sehat. Jika dibiarkan, kediaman Adipati Lun mungkin akan disalahkan saat terjadi sesuatu yang buruk padanya,” ucap Sheng Jiayin.

“Oh, tentu. Paviliun samping selalu siap digunakan untuk mengatasi situasi darurat.”

“Terima kasih. Biyi, tolong antarkan Nona Lin ke paviliun samping untuk istirahat.”

Biyi mengangguk. Dipapahnya tubuh Lin Muwan keluar dari taman itu. Jarak paviliun cukup jauh dan tempatnya tidak terlihat dari depan.

Lin Muwan menyegarkan dirinya dengan menghirup udara bersih sebanyak mungkin. Kepalanya sudah tidak sakit lagi.

“Jangan pergi ke sana,” ucap Lin Muwan.

“Nona, ada yang menambah obat bius dalam dupa. Seseorang mencoba mengacaukan pesta teh.”

“Bukan mengacaukan pesta teh. Dupa itu disiapkan untukku.”

“Nyonya Adipati terlalu keterlaluan. Nona, tempat ini tidak aman. Mari kita kembali ke kediaman.”

“Jangan buru-buru. Aku justru ingin tahu kejutan apa yang sudah disiapkan kediaman Adipati Lun untukku.”

Lin Muwan mengajak Biyi bersembunyi di gunung buatan. Tidak lama kemudian, mereka melihat seorang wanita masuk ke paviliun.

Itu adalah Sheng Jiayin. Dupa dan teh tidak hanya membius Lin Muwan, tapi juga Sheng Jiayin. Kediaman Adipati Lun benar-benar punya nyali besar!

“Orangnya sudah masuk. Kalian bisa melakukannya sekarang,” ucap seseorang. Itu adalah pelayan tua di sisi Mu Qian yang datang bersama dua orang pemuda.

Ah, jadi ini kejutannya. Murahan sekali, pikir Lin Muwan. Menjebak orang melakukan perselingkuhan dan berzina di siang bolong, kemudian menghancurkan nama baik dan reputasinya. Jika tertangkap basah, maka Lin Muwan harus dihukum cambuk sesuai hukum Dinasti Jing.

“Tidak akan terjadi masalah, kan?” tanya pemuda tersebut.

“Dia hanya seorang selir rendahan. Mati pun tidak akan disesalkan.”

“Tapi, jangan lupakan janjimu. Sisa pembayarannya harus diberikan.”

“Kalian tenang saja. Kalian bisa mengambil upah setelah menyelesaikan pekerjaan kalian.”

Lin Muwan meludah dengan jijik. Hina sekali mereka. Manusia bisa melakukan segalanya demi uang, itu mungkin sudah menjadi sifat dasar.

Tapi dia menyayangkan orang-orang ini tidak bisa memelihara hati nurani sendiri. Jika mereka melecehkan seorang wanita, mereka juga tidak akan lolos dari hukuman berat.

“Orang hina,” ujar Lin Muwan.

“Nona, yang di dalam sana itu adalah Nona Sheng. Mereka mungkin tidak tahu bahwa targetnya sudah berganti.”

“Paviliun itu punya dua kamar. Meski mereka memasuki kamar kosong, orang lain juga akan datang untuk kamar lainnya.”

“Nona Sheng dalam bahaya. Apakah Nona ingin menyelamatkannya?”

“Lihat suasana hati saja.”

Lin Muwan menyuruh Biyi tetap bersembunyi. Dia melompat dan memukul kedua pemuda itu sampai pingsan sebelum dapat memasuki paviliun.

Kedua pemuda itu diseret ke belakang paviliun. Tidak lupa, Lin Muwan mengikat mereka dengan pakaian mereka sendiri lalu meninggalkannya di sana.

Tapi saat dia hendak kembali, dia kembali bersembunyi. Ada suara yang terdengar tidak asing terdengar. Dengan hati-hati dia melihat ke depan paviliun. Itu… Murong Zhiyang.

“Benar-benar orang hina. Rupanya ini kejutan kedua yang disiapkan kediaman Adipati Lun.”

Murong Zhiyang terlihat sedang berbicara dengan seseorang. Orang itu adalah Mu Qian. Mereka telah merencanakan dua hal dalam satu waktu.

Menghancurkan reputasi dan kehormatan Lin Muwan, juga menjebak Sheng Jiayin. Lin Muwan akan dicambuk, tapi Sheng Jiayin mungkin akan dinikahkan secara paksa. Orang-orang ini benar-benar pandai memperhitungkan.

Selagi mereka sedang bicara, Lin Muwan menyelinap masuk ke tempat Sheng Jiayin berada. Sheng Jiayin sudah linglung, tapi masih dapat melihat sosok yang baru saja masuk.

“Nona Lin, kau tidak istirahat di kamar samping?”

“Jangan bicara. Ikut aku jika ingin selamat.”

1
trie
biar tambah seru sebentar lagi akan ada drama baru nich
sahabat pena
masih teka teki. apa mgkn yg koruspi dana militer menteri Pertahanan. ayah nya sheng jiayin.dia ingin memberontak dan bekerjasama dgn salah satu pangeran. mknya kaisar ga setuju pangeran sembilan dan sheng jiayin menikah. hanya thor yg tau🤣🤣🤣lanjut kak💪💪💪
trie
pasangan yg rumit ....
pada akhirnya jadi fatner yg sangat cocok karna tujuan yg sama
@haerani-d
dibalik keberhasilan suami ada istri tercinta yang luar biasa, walaupun rasa cinta itu masih samar dan belum pada ngeuh, tapi otw nongol /Chuckle/
zansen
lin muwan pak kaisar.. ancamannya g main² lansung kicep tuh anak nya /Applaud//Applaud//Joyful//Joyful/
zansen
karena di putus cinta sama Sheng jiayin pak kaisar..
zansen
pangeran udah berhenti malas² gara² lin muwan ngomel + nyindir dan kalah debat juga /Joyful//Joyful//Joyful/
zansen
rumit banget misteri nya
zansen
pangeran udah malai nurut nih.. bentar lg bucin dong... /Kiss//Kiss/
zansen
terbang g lin makan angin /Joyful//Joyful/
Marini Dewi
lanjut thor, cerita y sangatlah menarik
zansen
aku juga merestui lin.. kompakan mereka couple bangke
zansen
kayak tau aja lin barang nya g berguna /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
A
aku suka adegan pinjam2 tangan seerti ini. plus lihat kecambah2 rasa cintah dri pangeran😅. lanjut thorr,semangat
Andi Ilma Apriani
mantaappp thooorrr
Dyana
thorrr ceritany bgus bgd tp ikan koq ga ga adan y Thor.... masukin iklan Thor Thor...
sahabat pena
senjata makan tuan..
Sun Flower: kasian yaa
total 1 replies
Santy Susanti
taktik Muwan makjleb and haluuuus pisan, keren lah pokok namah👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Sun Flower: salah pilih lawan sih
total 1 replies
Santy Susanti
beneran Selir Sampah MuQian, otaknya penuh kejahatan🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬
Sun Flower: siluman rubah betina
total 1 replies
trie
nanggung thor ...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!