NovelToon NovelToon
Tirani Ibu Mertua

Tirani Ibu Mertua

Status: tamat
Genre:Angst / Romansa / Ibu Mertua Kejam / Tamat
Popularitas:29.7k
Nilai: 5
Nama Author: dee Irma

Ketika cinta tak cukup untuk membangun sebuah rumah tangga.
Sang ibu mertua yang selalu merongrong kebahagiaan yang diimpikan oleh Bima dan Niken.

Mampukah Bima dan Niken mempertahankan rumah tangga mereka, yang telah diprediksi oleh sang ibu yang mengatakan pernikahan mereka tak akan bertahan lama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dee Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hamil

"Bagaimana keadaan istri saya, Dokter?" Tanya Bima.

Dokter selesai memeriksa keadaan Niken dengan menggunakan stetoskopnya.

Perawat juga telah mengecek tensi Niken.

Dokter membaca setiap hasil laporan yang tertulis pada keterangan.

"Baik, Pak. Menurut hasil laporan, istri bapak hanya mengalami tekanan darah rendah, namun, biasanya tensi segini masih normal, Pak. Coba saya cek sekali lagi."

"Baik, Dokter. Tolong istri saya." Bima menatap dokter jaga yang masih muda itu dengan raut wajah memelas.

Dokter itu berdiri kembali sambil memeriksa kondisi tubuh Niken yang masih terbaring lemah di ranjang ruang gawat darurat.

"Maaf, apa Bapak dan istri masih berhubungan secara aktif?" Tanya Dokter.

"Maksudnya?" Bima terkejut.

"Maksudnya, Bapak dan istri rutin berhubungan badan."

Seruni yang mendengar ucapan dokter secara gamblang itu hanya bisa senyum senyum geli.

"I-iya, Dok. Kan itu, tidak bermasalah?"

"Ya, tentu saja tidak, Pak. Lalu apakah, ibu Niken ingat menstruasi terakhir kapan?" Dokter menoleh pada Niken.

Niken yang masih lemas, hanya bisa diam berusaha mengingat kapan terakhir kali dia mendapatkan datang bulan.

"Astaga, Dokter! Apakah saya.." Niken menutup mulutnya dengan tangan tak meneruskan ucapannya sambil menatap ke arah dokter, perawat, dan suaminya.

"Ini baru perkiraan, ya, Bu. Kita cek bersama saja." Sahut Dokter itu sambil tersenyum.

"Suster, tolong ambilkan testpack, dan cangkir kecil." Pinta dokter itu pada perawat.

Dengan cekatan perawat itu pergi ke bagian perlengkapan, dan tak lama kembali lagi ke ruang gawat darurat.

"Ibu, tolong buang air kecil dan ditaruh di cangkir ini. Lalu celupkan ujung yang ini sampai batas tanda ini." Perawat memberi instruksi pada Niken.

Niken mengangguk mengerti dan berusaha untuk bangun.

Seruni membantu kakak iparnya untuk bangkit dan menuju toilet untuk buang air kecil.

"Ya Tuhan, apakah aku hamil?" Gumam Niken saat mencelupkan beberapa saat alat itu dalam cawan berisi air seninya.

Lalu dia membuang cawan yang sudah tidak terpakai lagi itu.

"Sudah, Mbak?" Tanya Seruni.

"Sudah."

Niken menyerahkan testpack itu pada perawat, dan perawat memintanya untuk duduk menunggu.

Bima menggenggam jemari tangan Niken yang terasa dingin.

"Kamu sakit?" Tanya Bima cemas.

"Enggak." Niken menggeleng.

Seruni membelai lembut punggung kakak iparnya itu.

"Semoga Runi segera dapat ponakan, ya!" Seru Seruni.

"Amin!" Sahut Bima dan Niken bersama sama.

"Ibu Niken!" Panggil seorang perawat dari ambang pintu ruang dokter.

Niken, Bima, dan Seruni langsung bangkit berdiri dan menuju ruangan dokter beriringan.

"Bagaimana, Dokter?" Tanya Bima tak sabar lagi.

"Selamat, Pak, Bu. Ibu Niken positif hamil. Usia kandungan jika dihitung dari masa suburnya, sudah masuk delapan Minggu." Ucap sang dokter.

"Beneran, Dokter?" Tanya Bima tak percaya.

"Benar, Pak. Ini bukti testpack nya, silahkan." Dokter menyerahkan benda panjang seperti termometer kecil itu, dan ada tanda garis dua di sana.

"Mas. Aku hamil." Ucap Niken lirih sbil menahan tangis harunya. Penantian selama setahun lebih, akhirnya Tuhan mengabulkan doanya untuk memiliki momongan.

"Selamat, Mbak Niken, dan Mas Bim." Seruni menepuk bahu Niken sambil tersenyum.

"Terima kasih, Rumi." Sahut Bima.

*

"Alhamdulillah....!" Ucap Pak Widodo mengucap syukur, saat mendengar Niken hamil.

"Selamat ya, Nduk. Bapak sangat senang. Selamat ya, Bim. Jaga kesehatan istri dan calon buah hatimu itu. Jangan sering lembur, sering temenin istrimu, ajak ngobrol calon bayimu itu. Insyaallah, lebih kenal dan dekat sama orang tuanya." Pesan Pak Widodo sambil menepuk bahu Bima.

"Maturnuwun, Pak." Sahut Bima sambil menepuk lembut punggung Bapaknya itu.

Bu Mirna hanya duduk dan diam memperhatikan semuanya.

Lalu Bu Mirna berdiri, dan masuk ke dalam kamar.

"Jangan diambil hati, ibumu. Dia sebenarnya juga sangat mengharapkan menggendong cucu, loh. Tapi, caranya seperti itu." Bapak menjelaskan pada Niken, saat melihat Bu Mirna masuk ke dalam kamar, tanpa mengatakan sepatah kata pun.

"Iya, Pak. Nggak apa apa. Saya maklum."

"Sudah, sana istirahat dulu."

"Baik, Pak. Maturnuwun. Kami permisi."

*

"Ken, nanti antar kain ke tempat Bu Gito ya. Nggak usah nunggu jam pulang kantor. Agak sore saja, tidak apa apa, biar nggak kemalaman sampai di rumah."

"Baik, Pak."

"Kemarin sudah dibayar lunas sama Bu Gito. Dia minta motif yang terbaru. Nanti kamu ambil sama Seruni pesanan Bu Gito."

"Njih, Pak."

Pak Widodo meneruskan pekerjaannya kembali. Sedangkan Niken mengambil nota pembelian yang diberikan, dan menuju ke bagian gudang.

"Runi, aku mau ambil pesanan Bu Gito. Nanti mau aku antar." Ucap Niken.

"Oh, ini Mbak."

Seruni menunjuk sebuah plastik, berisi beberapa potong kain batik.

Menjelang sore, Niken bersiap untuk pergi mengantar pesanan Bu Gito.

Niken kembali masuk ke halaman rumah yang besar itu. Penjaga yang telah mengenal Niken segera menyilakan Niken masuk, dan segera memanggilkan Bu Gito.

"Loh, sudah diantar! Kata Pak Wid besok, baru siap."

"Kebetulan, khusus untuk Ibu dibuat spesial, kata Bapak." Sahut Niken, niatnya bercanda.

Lalu Bu Gito tersenyum.

"Mau duduk dulu?"

"Nggak usah, Bu. Saya permisi, langsungan saja." Jawab Niken.

"Terima kasih, ya. Salam buat ibu, ya."

"Njih, Bu."

Niken berjalan keluar dari kediaman Bu Gito.

Saat melihat penjual rujak, Niken berhenti dan membeli sebungkus rujak untuk dirinya.

"Mbak Niken!" Panggil Dewa sambil menghentikan motornya.

"Eh, Dewa."

"Ayo, bareng saja, Mbak."

"Nggak usah, Wa. Kamu pulang saja dulu. Nanti aku pake ojek online saja. Nggak enak sama Ibu." Sahut Niken.

Dewa tersenyum. Dia maklum, akan penolakan kakak iparnya itu. Ucapan ibunya mungkin telah melukai Niken. Jadi, dia memutuskan untuk pulang terlebih dahulu.

"Ya, sudah. Tapi, beneran pake pake ojol ya, jangan jalan kaki." Dewa mengingatkan.

"Siipp!" Niken mengacungkan jempolnya ke arah Dewa.

Setelah pesanan rujaknya selesai Niken memesan ojol untuk mengantarnya pulang.

"Terima kasih, Pak." Ucap Niken setelah sampai di rumah pada Mas kok yang mengantarnya.

Ibu yang sedang sibuk dengan tanaman di halaman melihat Niken yang pulang menggunakan ojek online.

"Assalamualaikum!" Niken memberi salam.

Tak ada sahutan dari Bu Mirna. Bu Mirna seolah asik dengan kegiatannya itu.

Tiba tiba sebuah mobil masuk ke halaman kediaman keluarga Widodo.

Ketika mengetahui yang datang, Bu Mirna langsung menghentikan kegiatannya, dan menyambut tamunya, sambil lewat di depan Niken tanpa menoleh padanya sedikit pun.

"Halo, Rima! Apa kabar?"

Sambut Bulan Mirna sambil mencium pipi kanan dan kiri seorang wanita yang dipanggil Rima itu.

Niken mengerutkan keningnya, mencoba mengingat mobil dan wanita itu, dia seakan pernah bertemu dengannya.

Niken menghela napas dalam-dalam, saat ingat bahwa mereka pernah berpapasan di halaman kediaman Bu Gito.

Niken lalu berlalu masuk ke dalam rumah.

Hatinya sangat sedih sekali. Saat dia hamil pun, mertuanya itu masih sangat keras hati padanya.

Menjawab salam nya pun tak pernah.

"Ya Tuhan, apa salahku? Mengapa aku harus seperti ini? Yang kuat, Niken! Demi anakmu ini!" Berkali-kali Niken mengambil napas dalam dalam sambil mengelus perutnya perlahan sambil terus mengucapkan doa untuk menenangkan hatinya.

1
Sulaiman Efendy
RASAIIN LO BIMA,, NAMA BIMA, KLAKUAN KAYAK DURYODANA...
dee Irma
Mohon maaf, update akan diusahakan secepatnya ya para reader tercinta...
Tenang saja, nggak akan gantung kok, pasti terus berlanjut. 😘😘
and.ochre
Kok ya aku digantung sih…? Lanjut ga thor?! Lanjut ya? Haha
Grace Shower
cepat up tor di tunggu tiap hari nie
ForGoodluck
Duhhh kemana aja aku nih! Seseru ini ceritanya~
TripleAdorable
Kelanjutan cerita author itu kayak hujan ditengah kemarau thor.. alias ditunggu-tunggu!
Garden Rose
wahh kakak author .ini novel keren aku suka. ya meskipun belum selesai aku baca nya . tapi asli keren . nyesel dah pokoknya kalau udah baca gak diselesaiin. semangat ya kak😊😊
Entin Wartini
sdh ada tanda2 akan segera terbuka peeselingkuhan bima
Pai Konyol
Lanjutannya yang banyak yang thor hahaha *banyak nawarnya
monsoonblooms
Ngegantung lagi aja.. dan kenapa pula gantung pas bagian yang seru huaaa gasabar banget deh aku jadinya
girl gang goodies
Thor, kalau capek, istirahat dulu, minum dulu, besok kita lanjut lagi ya :) Aku selalu nunggu author kok!
Widya Pertiwi
Author lagi semangat ngapain nih? Kalau aku sih lagi semangat baca karya2 author dan nunggu kelanjutannya
BeijingBand
Ayok thor mana nih kelanjutannya?
alchemyworks
Bang! Hayati gak bisa tidur nih gegara othor gantungin ceritanya :(
junemoment
Aku galau karenamu Thor! Mana lanjutannya Thor huhuhu
Badai Putih
aaa thanks Thor ma bonus nya makin sayang author deh😘
TickleStar
Yang punya daya tarik bukan magnet aja. Tapi karya author juga, lho! Hahaha.. semangat lanjut kak!
floufrouu
Yo ayo thor! aku selalu mendukungmu dalam doa hehehe
salt sand and smoothies
ayo author semangat terus buat bikin cerita ini lagi ya.aq tunggu.muachhhh😘😘
TickleStar
seru banget novelnya, semangat terus buat author, ku tunggu karya indahnya☺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!