NovelToon NovelToon
Dokter Cantik Itu Putriku

Dokter Cantik Itu Putriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Wanita Karir / Single Mom / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Romansa / Dokter Genius
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: yance 2631

Arin adalah perempuan sederhana, manis tapi cerdas. Arin saat ini adalah salah satu mahasiswi jurusan tehnik kimia di fakultas tehnik negeri di Bandung. Orang tua Arin hanyalah seorang petani sayuran di lembang.

Gilang adalah anak orang terpandang di kotanya di Bogor, ia juga seorang mahasiswa di tempat yang sama dimana Arin kuliah, hanya Gilang di jurusan elektro fakultas tehnik negeri Bandung.
Mereka berdua berpacaran sampai akhirnya mereka kebablasan.
Arin meminta pertanggung jawaban dari Gilang namun hanya bertepuk sebelah tangan.

Apakah keputusan Arin menjadi single mom sudah tepat? dan seperti apakah sikap Gilang ketika bertemu putrinya nanti?

Yuuk kita ikuti alur ceritanya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yance 2631, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gilang Mengunjungi Orang Tua Arin

Sepanjang malam itu Devi masih mengeraskan suara tangisnya, sedangkan Gilang pura-pura tidak mendengarnya.

"Biarin ajalah dia nangis terus nanti kalo capek juga berhenti sendiri.." gumam Gilang. Gilang menutup telinganya dengan bantal dan akhirnya tangisan Devi tidak terdengar lagi, dan tampak Devi seperti berbicara dengan seseorang..

"Paling juga dia ngadu sama mamanya, biarin ajalah.." gumam Gilang dan memejamkan matanya lagi.

Malam pun berganti pagi, Gilang berencana pergi mencari alamat dimana orang tua Arin tinggal, "Mm, gue ingat sekarang.. ya buku album alumni wisuda yang ada fotonya bareng Arin, nantilah di kantor gue coba call teman-teman alumni" gumam Gilang, sambil meneruskan sarapannya.

Lalu Devi datang menghampiri Gilang dengan matanya yang bengkak,

"Pokoknya aak hari ini nggak boleh pergi kemana mana, mamaku mau kesini.." ujar Devi dengan ketus.

"Nggak boleh pergi gimana, ngaco! Gue kan kerja Dev, kerjaan juga makin numpuk, uang transport di potong.." ujar Gilang dengan tenang.

"Gue itu laki-laki Dev, adakalanya gue harus menghargai istri adakalanya gue juga bisa menolak keinginan istri, masalah kerjaan itu masalah prinsip buat gue pribadi, jadi jangan pernah sekali-kali elo nyuruh gue diam di rumah hari ini, ngerti nggak lo?" ujar Gilang setengah marah dan pergi begitu saja tanpa pamit.

Devi pun menangis lagi.

Gilang nggak menyangka Devi bersikap seperti tadi seolah merasa bisa mengatur dirinya.

Tiba di kantor dan setelah melakukan fingerprint Gilang menuju ruangannya di sebuah BUMN yang menangani listrik dan perangkat elektronik sebagai head supervisor.

Gilang juga harus mengurus project-project yang selalu berhubungan dengan pemerintah.

Terlintas sesaat dalam pikirannya, Gilang nggak menyangka dengan sikap Devi yang hari demi hari di usia pernikahan mereka tidak membuatnya menjadi lebih dewasa tetapi malah membuat Devi seperti anak kecil, manja dan egois.

Di sela-sela pekerjaannya Gilang mencoba menghubungi beberapa teman-teman seangkatannya, siapa tahu wisuda mereka ada yang bersama Arin.

"Ooh Arin Lang, iya betul gue pas wisuda memang barengan sama dia, yang lulus Cum laude itu kan?, kenapa kok elo tiba-tiba nanya Arin bukannya elo udah ninggalin dia juga?" ujar Toni salah satu teman yang bisa dihubungi oleh Gilang.

"Iya bener gue udah ninggalin dia dulu Ton, tapi gue kan punya anak dari dia, gue cuma mau deket sama anak gue, gue mau pinjem buku alumni yang mungkin masih ada sama elo Ton, itu aja" ujar Gilang.

"Oke Lang, entar gue cari buku alumninya ya nanti kalo ketemu gue kabarin lagi.." ujar Toni, dan mereka menyudahi pembicaraan.

Gilang pun setelah itu langsung menghubungi Papinya, mengabarkan bahwa dia sedang berusaha mencari alamat orang tua Arin melalui temannya.. dan juga memohon supaya Papinya bisa mengantar kesana untuk meminta maaf kepada kedua orang tua Arin.

Pagi ini Arin terlihat sibuk dengan rutinitasnya, setelah mengantar Alina ke sekolah ia pun harus segera berbalik arah menuju kampus tempatnya mengajar, dan lanjut di sore harinya ia harus mengikuti tes untuk beasiswa program S3nya.

Alina bersiap untuk turun dari mobil,

"Ambu, kemarin es krim eneng teh dibayarin sama Om om nggak di kenal" ujar Alina menatap Arin.

"Hati-hati ya neng lain kali, kadang ada orang yang sepertinya baik dia kasih es krim atau apa saja dan nanti terus di culik, ambu nggak mau eneng nanti di culik orang.. nanti lagi kalo ada orang yang kasih sesuatu eneng tolak aja, ya sayang.. mm, eneng ngerti maksud ambu kan?" ujar Arin lembut.

Alina pun mengangguk paham maksud ibunya. "Eneng juga nggak mau di culik, eneng maunya sama ambu dan mang Aril aja.." ujar Alina.

"Iya nak, makanya mulai sekarang eneng hati-hati ya kalo ada orang yang bayarin jajanan tapi orangnya nggak eneng kenal.. jangan di terima ya nak.." ujar Arin.

Lalu Arin turun sebentar mengantar Alina ke kelasnya, "Nanti pulang di jemput sama mang Aril ya nak, dan kalau ada orang lain mau jemput eneng jangan mau ya.." ujar Arin berpesan.

"Iya ambu... "ujar Alina putrinya sambil mencium punggung tangan ibunya.

Alina pun bergegas masuk kedalam kelas dan Arin pun meluncur menuju kampusnya.

Dalam perjalanan di mobil menuju kampus,

"Aku seperti punya firasat Gilang akan coba mendekati Alina, aku harus protect Alina... enak aja si Gilang!" gumam Arin dalam hatinya.

Sore harinya tampak Arin sedang mengikuti tes untuk program S3nya, yaa memang Arin sejak dulu suka sekali sekolah dan belajar menuntut ilmu, saat ini Arin juga mengikuti wawancara selain tes tertulis yang dijalaninya.

Menjelang jam 7 malam, Arin pun pulang menuju rumahnya, tak lupa ia mampir di sebuah bakery terkenal hanya untuk membeli beberapa kue-kue dan cemilan untuk anak semata wayangnya.

Tiba di rumah, seperti biasa Alina menyambut ibunya dengan senyum manisnya yang lucu, "Assalamualaikum cantik.. "sapa Arin. "Waalaikumsalam ambu.. "ujar Alina sambil mencium punggung tangan Arin, lalu ia pun mulai bercerita..

"Ambu, tadi eneng les bahasa Inggris dan bahasa Korea, bu gurunya baru aja pulang" ujar Alina melaporkan kegiatannya.

"Mm, bagus dong nak.. ngomong-ngomong Alina suka matematika nggak?" tanya Arin.

"Oh, pelajaran berhitung ya ambu.. suka banget, eneng mau les sempoa juga" ujar Alina bersemangat.

"Mm nice.. good girl!, bagus nak ambu akan dukung kamu, nanti ya ambu carikan guru yang paling bagus buat kamu supaya tambah pintar!" ujar Arin sambil memeluk Alina.

Tidak lama kemudian Aril datang menghampiri Arin dan Alina yang sedang mengobrol, "Teteh aku pamit kerja dulu, pulang jam 6 pagi besok" ujar Aril sambil mencium punggung tangan Arin. "Amang, hati-hati ya dijalan.. naik motornya jangan ngebut!" ujar Alina sambil memeluk kedua kaki amangnya.

"Iya, iya sayang.. "ujar Aril sambil mencium kening Alina.

Lalu kemudian Aril pun pergi dengan sepeda motornya. Arin juga langsung mengunci pagar depan dan pintu rumah, dan mengajak Alina untuk membaca Al-Qur'an sebelum mereka pergi tidur, walaupun masih berumur 6 tahun lebih Alina sudah hafiz, dan beberapa kali mengikuti lomba di sekolahnya.

"Eneng, ambu mau tanya.. kalau sudah besar cita-cita eneng mau jadi apa?

"Eneng, mm.. mau jadi dokter ambu, eneng mau belajar supaya bisa jadi dokter nanti, apa boleh ambu?" tanya Alina.

"Tentu boleh sayang, tentu.. Apapun cita-citamu ambu akan dukung, kalau eneng mau jadi dokter eneng harus belajar lebih serius dan jangan banyak main.. "ujar Arin.

Alina pun mengangguk mencoba mencerna kalimat ibunya.

Alina lalu menghabiskan susunya dan naik ke tempat tidurnya, dan tidur.

Tengah malam Arin terbangun, Arin pergi berwudhu dan melanjutkan dengan sholat malam tahajud dan witir.

Sambil merentangkan kedua tangannya Arin memohon ampunan kepada Allah SWT dan tidak lupa berdoa untuk putri kesayanganya serta keluarganya.

Setelah itu Arin pun tidur kembali.

Keesokan paginya, Arin mengantar Alina pergi ke sekolah seperti biasanya dan tidak lupa selalu menasehatinya mengingat akan firasatnya.

Hari ini Arin mengajar pagi untuk mahasiswa semester 4, setelah selesai mengajar untuk sesi pagi Arin mengecek ponselnya dan pembaca pesan yang masuk dari panitia program beasiswa untuk S3nya, Alhamdulillah .. Arin berhasil lolos dan saatnya kini ia harus membagi waktunya untuk semua kegiatannya.

Di tempat lain di kota Jakarta, tampak Gilang sedang menerima buku alumni yang dijanjikan Toni melalui kurir.

Gilang membaca, melihat seluruh isi buku yang seangkatan wisuda dengan Arin, Gilang membuka halaman demi halaman.. dan sampai pada alumni tehnik kimia, di situ tertera jelas foto-foto dan data pribadi Arin,

"Mm, ini yang gue cari.. ada alamat orang tuanya Arin, dia tinggal di cikidang sekitaran lembang, gue hubungi Papi dulu deh" gumam Gilang.

Lalu Gilang membuat janji dengan Papinya di hari sabtu untuk pergi ke lembang mengunjungi orang tua Arin.

Hari sabtu pun tiba, Gilang berpamitan dengan Devi dengan alasan ada project yang harus dikerjakan di Bandung, dan Devi pun mengijinkannya.

Gilang lalu meluncur ke rumah orang tuanya menjemput Papinya, kemudian mereka pun meluncur ke Bandung.

Menjelang siang mobil yang dikemudikan Gilang tiba di kabupaten Bandung Barat Lembang, dan lewat bantuan googlemaps Gilang pun sampai di depan rumah bapak Ahmad ayah Arin,

"Assalamualaikum, .. "sapa pak Bagja dan Gilang bersama.

"Waalaikumsalam, .. "balas suara seorang perempuan setengah baya.

"Maaf bu mau tanya, apa ini benar rumah bapak Ahmad dan ibu Siti?" tanya Gilang sopan.

"Benar, ada apa ya?" tanya bu Siti.

"Bu, boleh saya mengobrol di dalam saja?" tanya Gilang kembali.

"Oh, boleh pak silahkan masuk.. "ujar bu Siti dengan ramah. Ibu Siti pun memanggil suaminya pak Ahmad.

"Kenalkan bu, nama saya Gilang.. dan ini bapak saya pak Bagja" ujar Gilang sopan, sesaat pak Ahmad seperti mengingat sesuatu.

Kemudian pak Bagja memulai perbincangan,

"Bapak dan ibu, sebelumnya kami minta maaf, anak saya yang bernama Gilang ini telah melakukan kesalahan fatal kepada putri ibu dan bapak yang bernama Arin.. "ujar pak Bagja.

"Maksudnya apa ya pak?" tanya pak Ahmad yang mungkin sudah lupa dengan masalah Arin beberapa tahun yang lalu.

Pak Bagja pun mulai menceritakan hubungan antara Gilang dan Arin.

********

1
Sutarni Khozin
lanjut
panjul man09
jangan beri peluang gilang untuk kembali ، arin harus carikan ayah baru untuk alina .
yance 2631: siap kakak terima kasih..
total 1 replies
panjul man09
orang yg tidak baik akan di pertemukan dgn orang yg tidak baik juga , devi pernah katain anak arin ,anak setan makanya dia mandul , rasain !!
panjul man09
karakter gilang gak bagus , pengecut dan tidak bertanggung jawab
panjul man09
arin gak boleh dekat lagi sama gilang , arin harusnya membuka hati lagi dan menerima pria lain
panjul man09
thor mestinya arin di pertemukan dengan jodohnya biar ada yg melindungi , kasian
dechi71
double up tor..
dechi71
mantap kak autor lanjut..
yance 2631: Siap kakak, terima kasih.
total 1 replies
dechi71
mantap tor💪
dechi71
keren tor..
dechi71
mantap tor
dechi71
walaupun baru 2 bab.. tapi maknyus, ceritanya oke dan seperti nyata.. semangat tor..
dechi71
semangat tor
dechi71
semangat tor..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!