Setelah kekacauan besar yang mengguncang seluruh negeri, Xander kembali menghadapi ancaman yang jauh lebih berbahaya. Warisan terakhir Xylorr terungkap, suku pedalaman muncul ke dunia luar, dan Osvaldo Tolliver membawa misteri baru yang mengubah arah permainan.
Musuh bergerak dari segala sisi, para pengkhianat mulai menampakkan diri, dan keputusan Xander kini menentukan siapa yang akan bertahan hidup.
Di jilid kelima ini, rahasia lama akan terbongkar, kekuatan baru muncul, dan pertempuran sesungguhnya dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Edison tampak sibuk dengan mainan barunya hingga tidak memperhatikan keadaan sekitar. Ia terus tertawa dan tersenyum sampai akhirnya tiba di sebuah ruangan latihan.
"Edison." Caesar terkejut ketika melihat Asher datang bersama Edison yang menunggangi sebuah sepeda robot kucing. "Edison!"
Edison seketika menoleh. "Kakek!"
Edison bergegas turun, memeluk Caesar dengan erat. "Kakek, paman itu memberikanku mainan itu kakek. Mainan itu sangat luar biasa. Dia bisa berubah menjadi sepeda."
"Edison." Caesar memangku Edison, menggertakkan gigi ketika melihat luka di tubuh anak kecil itu. Ia menjadi sangat geram hingga ingin menghabisi seseorang sekarang.
Franklin, Theron, Troy, Tyler, Leonel, dan Leandro mendekat.
"Siapa mereka, Kakek?" tanya Edison seraya memeluk Caesar lebih erat. "Apakah mereka akan memukuliku seperti ibu dan paman jahat itu?"
"Tidak, mereka tidak akan memukulimu, Edison. Mereka adalah teman-temanku sekaligus teman ayahmu. Mereka adalah orang-orang yang akan menjagamu."
"Di mana ayah, Kakek? Aku ingin bertemu dengannya."
Caesar menunjuk Edward yang tengah berlari ke arah kerumunan. "Itu ayahmu."
"Ayah." Edison terdiam ketika Edward memeluknya dengan sangat erat, menoleh pada Edison dan yang lain. "Aku baik-baik saja, Ayah. Paman baik itu memberiku sebuah mainan baru."
Edison terdiam selama beberapa waktu, mendekat pada sepeda robot kucing. Robot itu mendadak berubah menjadi kucing kembali, memutari Edison. "Lihatlah, Ayah. Mainan ini sangat luar biasa. Dia mengeong seperti kucing sungguhan."
"Edison kau bermainlah dengan kucing itu sekarang. Ayah ingin berbicara pada paman ini sekarang," ujar Edward.
"Baik, Ayah." Edison berlari ke dekat arena, dan kucing itu segera mengejarnya.
Edward, Caesar, dan Franklin mendekati Asher.
"Apakah Osvaldo sudah memberikan jawaban soa Edison?" tanya Edward.
"Ya, Tuan Osvaldo mengizinkan Edison untuk tinggal. Ini merupakan sebuah kejadian langka sebab biasanya Tuan Osvaldo tidak menyukai anak-anak."
"Tapi, aku pikir dia tidak mungkin mengizinkan Edison tinggal tanpa alasan yang bisa menguntungkannya, begitupun dengan kami di sini."
"Kau benar. Tuan Osvaldo memiliki alasan khusus kenapa dia mengizinkan Edison untuk tinggal. Untuk sekarang, aku tidak akan memberi tahu alasannya padaku. Tuan Osvaldo yang akan menjelaskan padamu ketika dia sudah membaik."
Franklin bertanya, "Apa yang terjadi pada Osvaldo? Bukankah dia sudah mendapatkan rambut dan darah Alexander? Kenapa dia tidak langsung menghabisi Alexander.”
"Tuan Osvaldo membutuhkan waktu untuk mengumpulkan kekuatannya. Untuk bisa melakukan pembunuhan jarak jauh, dia membutuhkan energi yang cukup besar. Jika dia tidak memiliki kekuatan yang cukup, dia kemungkinan akan terluka bahkan meninggal akibat dari kekuatannya sendiri."
Edward, Caesar, Franklin, dan yang lain saling bertatapan sesaat. Mereka masih berada di antara percaya dan tidak percaya.
"Bisakah aku bertanya sesuatu?" tanya Troy.
Asher melirik Edison yang tengah bermain kejar-kejaran dengan robot kucing, menoleh singkat pada jam tangan, memberi anggukan.
"Aku sangat yakin Osvaldo akan menjadikan Edison sebagai salah satu sosok kepercayaannya nanti. Aku memiliki seorang putra dan aku tidak keberatan jika kau menjadikan putraku sebagai bagian dari pasukannya."
"Troy," ujar Theron dan Tyler bersamaan.
"Kenapa kau berkata seperti itu?" Asher bertanya.
"Aku berlajar dari banyaknya pengalaman dan kesalahan di masa lalu. Osvaldo adalah sosok yang membantuku lepas dari jerat Alexander selama ini. Aku dan yang lain berpikir jika kami akan terjebak bersama Alexander selamanya. Akan tetapi, Osvaldo melepaskan kami meski kami tidak memiliki hubungan apa pun dengannya. Dia juga memberi kami perlindungan dan banyak hal pada kami. Terlepas dari tujuan dia sebenarnya menyelamatkan kami, tapi dia tetaplah orang yang paling berjasa bagiku dan yang lain."
Troy mengembus napas panjang. "Aku tidak keberatan jika aku harus terikat dengan Osvaldo selama dia mampu membantuku untuk menghabisi Alexander."
"Kau menjual anakmu pada Tuan Osvaldo?"
"Aku ingin anakku menjadi sosok luar biasa. Tempat ini memiliki semua hal yang dibutuhkan oleh anakku untuk berkembang." Troy tersenyum.
"Aku juga tidak keberatan jika anakku juga berlatih di tempat ini," kata Tyler.
"Kalian harus tahu jika tempat ini bukanlah tempat penitipan anak. Tuan Osvaldo memberi izin pada Edison, tetapi aku tidak yakin jika dia senang melihat anak kecil berkeliaran dan membuat gaduh di rumahnya."
"Aku mendukung ide dari Tyler dan Troy. Bisa dibilang, Osvaldo adalah lawan sepadan untuk Alexander. Kami tentu harus membayar pertolongannya," ujar Theron.
"Tuan Osvaldo memang melatih banyak orang terampil dan jenius untuk menjadi pasukannya, tetapi mereka adalah para remaja yang sudah melalui pengawasan sejak lama. Tuan Osvaldo tidak akan memilih sembarang orang untuk menjadi bawahannya."
"Aku pikir akan lebih baik jika kau dan Osvaldo membimbing bawahanmu dari usia anak-anak. Bukankah anak-anak akan lebih mudah dibentuk dan diarahkan?" Caesar mendekat selangkah. Ia sejujurnya tidak ingin Edison menjadi bawahan siapapun, tetapi ini adalah cara terbaik untuk saat ini. Osvaldo memilih kekuatan dan kejeniusan untuk menghabisi Xander, bahkan menguasai dunia.
Asher mengamati Edison yang masih bermain bersama robot kucing. "Aku menyimpulkan jika kalian menyerahkan diri kalian pada Tuan Osvaldo. Kalian harus tahu jika itu berarti kalian dan seluruh keturunan kalian akan setia padanya selamanya."
"Aku lebih suka jika aku menyebut dirinya sebagai sekutu Osvaldo," ucap Franklin.
"Aku akan menyampaikan hal ini pada Tuan Osvaldo." Asher berbalik, berhenti berjalan. "Satu hal lagi, waktu kalian untuk tinggal di tempat ini hampir berakhir."
"Apa maksudmu?" tanya Caesar.
"Kalian tahu jika kalian tidak bisa selamanya tinggal di tempat ini. Kalian memiliki keluarga dan kehidupan kalian sendiri di luar sana. Keluarga kalian atau orang-orang terdekat kalian mungkin saja mengkhawatirkan kalian." Asher melirik Caesar dan yang lain.
"Sejujurnya, aku lebih memilih tinggal di sini dibandingkan kembali ke rumah. Alexander dan pasukannya akan langsung menangkap kami jika kami kembali," terang Theron.
Leandro menambahkan, "Kami menjadi buronan pasukan Alexander setelah kejadian tempo hari. Aku sangat yakin jika pasukannya sudah mengetahui keberadaan kami sekarang. Hanya saja, dia masih kesulitan untuk memasuki rumah ini karena penjagaan yang sangat ketat."
"Alexander mungkin saja sudah menguasai harta kami sekarang selama kami buron, dan akan sulit bagi kami untuk merebutnya kembali." Franklin mendengkus kesal. "Kalaupun kami kembali, kami hanya akan menjadi sasaran pasukannya."
"Kalian memiliki waktu tiga hari lagi untuk tinggal di tempat ini. Jika kalian memang bersikeras untuk tinggal di sini, kalian harus membuktikan kalian pantas." Asher meninggalkan ruangan dengan tergesa-gesa. "Mereka sudah sangat bergantung pada Tuan Osvaldo. Mereka memiliki kekuatan yang cukup sebagai seorang bawahan."
Edward mendekati Edison, berjongkok. "Apa kau senang berada di tempat ini, Edison?"
"Ya, aku sangat senang, Ayah. Aku memiliki kucing mainan ini sekarang." Edison memeluk robot kucing itu. "Tapi, bagaimana dengan ibu?"
"Kau bisa tinggal di tempat ini bersama Ayah, kakek, dan yang lain. Kau tidak perlu lagi mengkhawatirkan atau mengingat ibumu. Dia sudah jahat padamu dan juga ayah."
Edison terdiam sesaat. "Aku mengerti, Ayah."
Edward bergabung kembali bersama kerumunan. "Aku memiliki rencana."
Sementara itu, Xander tengah berada di sebuah ruangan, mendengarkan penjelasan dari Bernard yang mewakili kelompok penjelajah. Mereka akan berangkat dalam waktu dekat menuju lokasi berikutnya.
Ruangan hening beberapa menit kemudian.
Xander mengamati Bernard dan yang lain keluar dari ruangan. "Aku masih iri dengan mereka. Aku ingin jika aku bergabung dengan mereka.”
Govin mendekat. "Tuan, kami memiliki kabar mengenai Edward. Istri Edward, Merly, ditemukan tidak sadarkan diri bersama selingkuhannya di rumah. Mereka mengatakan jika mereka bertemu dengan Edward yang menyamar sebagai pengantar makanan. Anehnya, pasukan kita tidak menyadari jika pria itu adalah Edward. Edward menyamar dengan sangat sempurna. Selain itu, Putra Edward juga mendadak menghilang.”