NovelToon NovelToon
Kehidupan Kedua

Kehidupan Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Mengubah Takdir / Penyesalan Suami / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mapple_Aurora

Sena, gadis tujuh belas tahun yang di abaikan oleh keluarganya dan di kucilkan oleh semua orang. Dia bunuh diri karena sudah tidak tahan dengan bullying yang setiap hari merampas kewarasannya.

Alih-alih mati menjadi arwah gentayangan, jiwa Sena malah tersesat dalam raga wanita dewasa yang sudah menikah, Siena Ariana Calliope, istri Tiran bisnis di kotanya.

Suami yang tidak pernah menginginkan keberadaannya membuat Sena yang sudah menempati tubuhSiena bertekad untuk melepaskan pria itu, dengan begitu dia juga akan bebas dan bisa menikmati hidup keduanya.

Akankah perceraian menjadi akhir yang membahagiakan seperti yang selama ini Siena bayangkan atau justru Tiran bisnis itu tidak akan mau melepaskan nya?

*

Ig: aca0325

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Di dalam kamar besar bernuansa abu-abu dan putih itu Siena mengetuk pelan lantai licin mengkilap menggunakan ujung sepatu. Suaranya menggema memenuhi sudut-sudut kamar.

Di luar hujan sedang turun dengan amat sangat deras, tetesan nya terkadang memercik ke jendela kamar membuat kacanya buram.

Siena berjalan ke dekat jendela, tangan nya menarik gorden yang menghalangi pemandangan. Dari sini Siena bisa melihat taman belakang mansion yang dipenuhi bunga, sebagian bermekaran sebagian lainnya bunga baru yang belum lama di tanam.

Siena menekan nomor Erlan di ponselnya, ia akan meminta izin dan semoga saja Erlan mengizinkan. Lagipula selama ini pria itu juga tidak peduli dan pasti tidak akan repot-repot menahan Siena disini.

"Hallo..." Suara berat Erlan terdengar dari seberang telepon.

"Selamat malam, Erlan. Ku dengar kau pergi ke Paris-"

"Ya, kenapa?"

Siena berdecak kesal, ia belum selesai ngomong sudah di potong. " Aku ingin pergi liburan, kata Tuan Poison harus mendapatkan izinmu baru aku bisa pergi."

Terjadi keheningan cukup lama, Erlan berdehem singkat lalu berkata, "Lakukan saja apa yang kau mau tapi ingat jangan mencari masalah."

Siena menahan teriakan senangnya. Seperti dugaannya, Erlan tidak akan melarangnya. Siena bisa pergi besok pagi dan ia sudah tidak sabar.

"Terimakasih, Erlan. Aku janji tidak akan membuat masalah apapun, aku akan menikmati liburanku."

"Hm,"

Lalu, panggilan berakhir begitu saja, tidak ada salam penutup dan tidak ada ucapan selamat malam yang manis. Apa yang Siena harapkan? pernikahan ini dingin sedari awal, bahkan sebelum ia berada disini dinding es antara Siena dan Erlan sudah tercipta begitu tebal.

Pernikahan atas dasar perjodohan mana mungkin berakhir bahagia, mana mungkin bisa dijalani selayaknya pernikahan pada umumnya.

" Ternyata sulit juga ada disini,"gumam Siena menggunakan jari telunjuk nya untuk menulis namanya di kaca berembun.

"Mereka pasti baik-baik saja setelah aku pergi. Mungkin juga sangat bahagia dan barangkali sedang merayakan kepergianku."Siena menyandarkan kepalanya ke kusen jendela, tersenyum miris meratapi nasib sialnya.

Apa Bella sudah tidak malu lagi membawa teman-temannya ke rumah? Sebab dulu, ketika Sena masih tinggal disana, Bella enggan membawa teman-temannya karena dia malu memiliki kakak seperti Sena.

Siena hanya tidak mengerti, apa yang membuat dirinya sangat dibenci. Seingatnya, ia tidak pernah melakukan kesalahan yang mengharuskan dirinya menerima kebencian sebesar itu.

"Sudahlah, lagipula sekarang aku ada disini. Aku akan menguak misteri hidup Siena setelah itu mungkin aku bisa mencari jawaban atas kebencian mereka." Monolog Siena. ia kembali menarik gorden jendela lalu melompat ke ranjang. Siena akan tidur sekarang karena besok pagi ia harus ke bandara.

°°°

Erlan masih mencoba menghubungi nomor Cindy dan untuk kesekian kalinya hanya di jawab suara operator.

" Matthew!" Panggilnya sambil menggenggam ponselnya sangat kuat.

"Ya, Tuan." Matthew dengan sigap menjawab.

" Sudah tahu apa yang dilakukan Cindy di Indonesia?"

" Menurut laporan Sean, nona Cindy mengunjungi seorang pria seumuran dengannya di lapas X." Matthew dengan cepat membacakan hasil penguntitan yang dilakukan Sean, salah satu anak buah kepercayaan Erlan.

"Siapa pria itu?" Tanya Erlan datar, matanya menggelap dan rahangnya mengeras. Berani sekali wanita itu menemui pria lain di belakangnya. Erlan tersenyum sinis, apa selama ini Cindy mendekati nya dengan tujuan tertentu.

Ah, sepertinya Erlan harus menyelidiki lagi latar belakang Cindy, barangkali memang ada yang terlewat dan Cindy tidak tulus padanya.

" Data pria itu sangat di lindungi Tuan. Sepertinya dia salah satu orang penting disana."

Erlan mengusap dagunya lembut. Ia berdiri lalu berjalan ke balkon hotel.

"Bawakan semua informasi tentang Cindy yang selama ini kalian kumpulkan."Perintah Erlan.

"Baik, tuan." Matthew dengan cepat menjalankan tugasnya, mengutak-atik iPad yang selalu dibawanya dan setelah cukup lama ia menemukan berkas yang sudah lama tidak dibuka.

"Ini tuan." Matthew menyerahkan iPad tersebut pada Erlan yang langsung diambil olehnya.

" Kau boleh keluar."

Matthew mengangguk dan pergi keluar setelah menunduk hormat pada tuannya itu.

Erlan mulai membaca dengan kecepatan kilat, sebenarnya Erlan sudah pernah membacanya dan tidak ada yang aneh. Mungkin saat itu memang belum ada, tetapi hari ini Cindy sangat mencurigakan dan Erlan tidak menyukai perubahan yang terjadi tiba-tiba.

Larut dalam membaca, hingga akhirnya Erlan menemukan sesuatu yang menarik.

Siena dan Cindy ternyata sudah saling mengenal sebelumnya. Sebelum keduanya bertemu kembali di Limerick, hanya sekilas dan tidak ada informasi lain.

Tidak dijelaskan kapan tepatnya mereka kenal dan sedekat apa keduanya. Erlan membaca lagi dan tidak menemukan jawaban.

" Kenapa Sean dan Paul tidak memberikan informasi lebih banyak tentang Siena dan Cindy." Erlan membanting iPad ke ranjang, sangat kesal karena tidak bisa mendapatkan informasi penting.

Erlan mengacak kasar rambutnya, berbagai macam pikiran negatif memenuhi kepalanya. Cindy dan Siena sudah saling kenal jauh sebelum Erlan mengenal keduanya,

"Siena yang mengejar-ngejarku dengan cinta murahannya dan Cindy yang berhasil membuatku jatuh cinta, tidak mungkin ini hanya kebetulan. Aku harap tidak ada konspirasi tidak masuk akal yang membuatku terpaksa harus melenyapkan kalian berdua." Geram Erlan merasa sangat marah. Tidak hanya kemarahan, hatinya ikut sakit mendengar kabar Cindy menemui pria lain di belakangnya.

Erlan tersenyum sinis. Apapun rencana Siena ataupun Cindy tidak akan berhasil karena Erlan tidak akan membiarkannya. Erlan tidak pernah kalah, ia selalu selangkah lebih maju dari lawan-lawannya.

...***...

Like, komen dan vote...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!