Menantu Yang Tidak Diinginkan

“Iya iya tidak bisa lihat orang istirahat saja”

Tino pun keluar dari ruangan Hengki, sedang Hengki langsung menandatangani berkas yang ada di depannya.

*

“Orang tua kamu kapan pindahnya?” tanya Dara

“Seminggu lagi tan karna masih ada beberapa pekerjaan yang harus dikerjakan di sana” jawab Fifi

“Tante kangen banget sama mamah kamu biasanya dulu kami selalu masak bareng buat kamu dan Surya”

“Iya aku juga kangen masa-masa itu tan, apalagi waktu itu mas Surya perhatian banget sama aku”

Dara melihat perubahan taut wajah Fifi, Dara mencoba menghiburnya.

“Sudah jangan sedih siapa tahu nanti kamu bisa bersama lagi sama Surya”

“Apa bisa tan? Sekarang mas Surya sudah punya istri, sepertinya itu tidak akan mungkin terjadi”

“Kita tidak tahu kan ke depannya, tante bakal senang kalau kamu jadi menantu tante apalagi kamu rajin dan baik banget tidak pelit lagi”

Fifi senang karna Dara lebih menyukainya dari pada Nita, ini awal yang baik bagi Fifi meski Surya tidak meliriknya tapi Fifi bisa mengambil hati Dara terlebih dahulu.

“Tante bisa saja, memang Nita tidak pernah belanjain tante sampai tante bilang pelit seingat aku kan gajinya lebih besar dari mas Surya pasti bisa belanjain tante”

“Boro-boro belanjain tante kasih uang saja cuma dikit tapi kalo sendirinya yang belanja tidak kira-kira”

“Memang sih tan kalau istri lebih besar gajinya kadang suka semena-mena, soalnya dia merasa lebih jadi wajar sih kalau Nita seperti itu sama tante”

“Kamu benar juga Fi, tante lama-lama gedek sama dia apalagi sekarang sedang hamil pasti Surya akan memanjakan dia”

“Hamil? Nita hamil tan?”

“Iya dia hamil kemarin saja dia malah rebahan di kamar dan Surya bilang karna pusing jadi tante yang harus melakukan semuanya”

“Yang sabar ya tan”

Fifi  tidak suka mendengar kabar kalau Nita sedang hamil anak Surya, pasti Surya akan semakin sayang dengan Nita dan memanjakan Nita. Padahal Fifi ingin menyingkirkan Nita dari hidup Surya tapi kali ini sepertinya gagal.

Mungkin Fifi harus menerima kalau Surya memang sudah tidak bisa didapatkan olehnya.

*

Hari demi hari berlalu kini usia kandungan Nita sudah 3 bulan, Surya mengajak Nita untuk duduk dan mengobrol di kamarnya.

“Sayang sini duduk” ucap Surya

“Ada apa mas?” Nita menghampiri Surya dan duduk di samping Surya

“Kandungan kamu kan sudah usia 3 bulan, aku khawatir nanti kamu kelelahan dan berisiko pada bayi kita. Aku ingin kamu berhenti bekerja sehingga bisa fokus menjaga kandungan kamu, aku tahu gaji kamu lebih besar dari aku tapi insyaAllah gaji aku cukup untuk kehidupan kita, aku harap kamu mau sayang ini demi kebaikan kamu dan juga bayi kita sebenarnya aku sudah dari lama ingin mengatakan ini tapi aku tahan karna aku tahu kamu juga tidak akan betah diam di rumah tapi untuk kali ini aku tidak bisa terus-terus mengkhawatirkan kamu kalau berada di luar” jelas Surya panjang lebar

Nita mendengarkan semua ucapan Surya, memang ada benarnya meski itu berat bagi Nita. Nita bekerja selain untuk mendapatkan uang, ia juga ingin ada kegiatan dan di sana juga ada Wiwik yang bisa menjadi teman untuk mengobrol. Kalau Nita hanya diam saja di rumah pasti Dara akan memintanya untuk melakukan ini itu.

Nita lebih khawatir kalau dirinya berada di rumah karna ia takut kalau Dara akan memintanya melakukan hal-hal yang bisa membuat kandungannya bermasalah tapi Nita tidak mungkin bilang ke pada Surya karna Surya pasti akan membela ibunya dan mereka akan bertengkar akhirnya.

Meski Dara sudah merestuinya tapi dari sikapnya terlihat jelas kalau Dara masih belum bisa menerima Nita. Nita berharap setelah kehadiran cucu bisa merubah segalanya, Dara bisa menganggapnya seperti menantu dan bisa menyayangi dirinya dan juga anaknya nanti.

“Sayang, kok kamu bengong sih” Surya melihat Nita yang melamun mungkin karna perkataannya

“Tidak mas, aku hanya berpikir saja kalau aku hanya di rumah saja pasti bosan tidak ada teman mengobrol”

“Kan ada ibu sayang kamu bisa mengambil hati ibu, kamu juga bisa sambil cari kegiatan yang lain sama ibu untuk bisa mendekatkan kamu dengan ibu. Aku yakin ibu pasti akan luluh nantinya”

“Aku tidak yakin kalau aku bisa dekat apalagi ngobrol sama ibu”

“Aku yakin kamu pasti bisa kok, jangan menyerah dulu bukankah kamu ingin lebih dekat dengan ibu dan inilah waktunya. Kamu juga sedang hamil jadi ibu pasti akan berubah dan menyayangi kamu karna kamu sudah memberikan cucu untuknya”

“Terserah mas saja, kalau memang mas mau aku berhenti besok aku akan mengajukan surat risign”

Meski menerima permintaan Surya, Nita masih terlihat tidak bahagia karna Nita sudah lama bekerja dan ia bisa mencapai titik ini karna kerja kerasnya selama ini, apalagi Nita juga sering mengirim uang untuk panti dan sepertinya sekarang ia tidak bisa lagi.

Kalau meminta dari Surya pasti sang ibu akan ikut turun tangan, apalagi Surya sering bercerita pada Dara tentang apapun itu.

“Ya sudah kamu istirahat, jangan terlalu banyak pikiran. Kamu bisa kerja lagi nanti kalau anak kuta sudah besar paling tidak ketika sudah masuk sekolah” hibur Surya

“Heemm” Nita naik ke atas ranjang dan segera berbaring

Surya tahu kalau istrinya itu pasti sedih karna permintaannya, tapi ia juga tidak mau kekhawatiran yang dirasakan olehnya mengganggu saat bekerja. Bahkan Surya sering tidak fokus ketika bekerja karna memikirkan Nita takut kejadian waktu lalu terulang lagi.

Setelah melihat Nita yang sudah memejamkan matanya, Surya juga turut tidur di sampingnya.

Keesokan harinya, Nita menitip surat risignnya pada Wiwik dan ia kembali ke rumah menyiapkan sarapan. Nita juga mencuci baju dan membereskan kamarnya karna Surya sudah bangun.

“Sayng” panggil Surya

“Iya mas”

“Kamu marah?”

“Marah untuk apa mas?”

“Tentang tadi malam”

“Tidak mas, aku tidak marah”

“Terus kenapa kamu diamin aku dari tadi, aku bangun terus keluar dari kamar mandi kamu tidak nyapa aku”

“Aku tidak sempat mas hehehe”

“Kamu ini masak tidak sempat sini aku kasih pelajaran kamu” Surya menghampiri Nita dan langsung memeluknya

“Sudah mas, ayo kita sarapan nanti ibu menunggu” ajak Nita

“Ya sudah ayo”

Surya dan Nita keluar dari kamarnya dan duduk di kursi. Di sana Dara tampak sudah duduk dan menunggu Surya dan Nita.

“Bu” panggil Surya

“Iya ada apa Sur?”

“Aku meminta Nita untuk berhenti bekerja dan Nita akan  istirahat di rumah selama ia hamil karna takut kenapa-napa” ucap Surya