NovelToon NovelToon
Bahu Bakoh

Bahu Bakoh

Status: tamat
Genre:Tamat / Romansa
Popularitas:3M
Nilai: 5
Nama Author: Dfe

Sebuah cerita perjuangan hidup seorang ayah yang tinggal berdua dengan putrinya. Meski datang berbagai cobaan, selalu kekurangan, dan keadaan ekonomi yang jauh dari kata cukup, tapi keduanya saling menguatkan.

Mereka berusaha bangkit dari keadaan yang tidak baik-baik saja. Ejekan dan gunjingan kerap kali mereka dapatkan.

Apakah mereka bisa bertahan dengan semua ujian? Atau menyerah adalah kata terakhir yang akan diucapkan?
Temukan jawabannya di sini.

❤️ POKOKNYA JANGAN PLAGIAT GAESS, DOSA! MEMBAJAK KARYA ORANG LAIN ITU KRIMINAL LHO! SESUATU YANG DICIPTAKAN SENDIRI DAN DISUKAI ORANG MESKI BEBERAPA BIJI KEDELAI YANG MEMFAVORITKAN, ITU JAUH LEBIH BAIK DARI PADA KARYA JUTAAN FOLLOWER TAPI HASIL JIPLAKAN!❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8. Curhat Teman

Teguh kembali ke rutinitasnya. Menjadi buruh pemecah batu. Di tengah hamparan tumpukan batu yang siap diangkut truk truk besar, ada kucuran keringat dan jerih payah para pekerja seperti Teguh di sana.

Bukan tak ingin mencari pekerjaan lain yang lebih menghasilkan dan menjanjikan, dia juga pernah ditawari pamannya untuk merantau ke luar pulau tapi Teguh menolak karena tak tega meninggalkan Ayu sendiri. Ayu sudah kehilangan sosok ibu, sosok yang bagi kebanyakan anak merupakan guardian angel mereka. Karena itu, Teguh tak ingin suatu saat Ayu tak mempunyai kenangan apapun tentang kedua orang tuanya untuk diingat saat anaknya itu sudah dewasa kalau dia mengiyakan tawaran pamannya untuk merantau.

Cuaca hari ini sangat panas. Beberapa kali Teguh menyeka keringat di kening agar tak menetes ke mata dan mengganggu penglihatannya.

"Guh, sini! Istirahat dulu." Ajak Wibi teman Teguh.

Wibi, usianya sama dengan Teguh. Tapi, dia baru saja menikah. Istrinya sedang hamil lima bulan karena Wibi tanam saham dulu sebelum ijab sah.

"Kok ke sini, kamu enggak narik ojek?" Tanpa menghampiri Wibi. Justru Wibi yang sekarang nangkring di atas batu besar di sebelah Teguh.

"Udah tadi. Sepi sekarang Guh. Pusing aku. Males langsung balik ke rumah, Shopiah ngomel mulu kerjaannya. Mana sering banget belanja onlen lagi. Pen ku hiih rasanya." Wibi mulai curcol tentang rumah tangganya.

"Kamu tahu kan Guh, penghasilan kang ojek enggak gede. Rata-rata ya segitu, cukup buat makan hari ini, besok mikir lagi buat nyari. Huuft.. Palaku mau pecah rasanya. Mana emaknya si Shopiah ikutan rewel banget. Maknya itu minta aku beli peralatan bayi, semua Guh!! Dari popok nyampe ember udah dimasukin ke list. Panjangnya list itu bisa buat ngukur jalan." Wibi menyalakan korek api, membakar ujung rokok lalu dia selipkan rokok itu diantara bibirnya. Teguh masih diam.

"Dulu aja maksa buru-buru nikahin anaknya, sekarang aku kek disia-siain Guh. Tiap pulang nih ya.. Diomelin, ya Shopiah, ya emaknya.. Belum lagi bapaknya Shopiah itu kalau udah liatin orang kek bisa nembus nyampe daleman! Nah kan.. Belum juga kelar aku cerita ke kamu, lihat Guh lihat... Dia kek cenayang. Dia telepon. Bisa-bisanya dia tahu kalau aku udah kelar kerja." Wibi mengangkat panggilan telepon dari istrinya.

"Kamu kemana aja sih mas? Dari tadi ditelpon enggak diangkat juga! Jangan bilang kamu selingkuh ya? Awas kamu ya mas!! Aku ini lagi ngandung anak kamu lho, harusnya kamu baik-baikin aku, jangan bikin aku stress! Udah tahu istri hamil pulang kerja malah ngelayap! Udah bener kek gitu hah? Udah bener? Pulang sekarang!!"

"Assalamu'alaikum. Orang kalau telpon mok ya ucapin salam dulu. Biar kalau ngomong enggak dibantu setan. Kalau ngomong jangan asal. Selingkuh apa? Aku lagi di proyek tempat Teguh kerja ini." Jawab Wibi tak kalah garang. Teguh menggeleng pelan melihat kelakuan Wibi dan istrinya.

"Enggak mau tahu! Pulang sekarang!! Jan lupa pesenanku dibeliin!!" Bentak istri Wibi di seberang sana.

Wibi tersenyum kecut. Selalu seperti itu. Kesal banget rasanya. Badan capek narik ojek bukannya dapet perhatian kalau pulang pasti selalu ada aja yang diributkan.

"Apa waktu Nur hamil dulu juga kayak macan kurang makan gini Guh?" Tanya Wibi menaruh lagi ponselnya ke dalam saku celana.

"Enggak." Singkat aja. Teguh enggak suka Wibi ngomongin Nur.

"Lha ini Shopiah kok gini ya.. Dulu enggak lho Guh. Pas pacaran dia manis banget, beda sama sekarang. Lain banget lah pokoknya."

"Moga aja anakku nanti enggak mewarisi gen ibunya yang barbar dan hobi ngereog. Eh bentar.. Tadi Shopiah minta apa ya, kalau aku pulang enggak bawa pesanannya bisa ditelen idup-idup aku." Kembali melihat ponselnya.

Teguh masih diam. Emang seirit itu dia kalau bicara sama orang lain. Berbeda kalau dia sedang berinteraksi dengan putri kecilnya, Teguh yang pendiam bisa berubah jadi sosok yang banyak bicara.

"Guh!" Panggil Wibi dengan muka kesal.

"Hmm." Teguh sibuk mengumpulkan batu agar jadi satu dan mudah diambil truk nantinya.

"Katanya kalau orang hamil minta ini dan itu disebut ngidam ya? Dan wajib dituruti. Kalau enggak anaknya nanti ileran. Itu bohong kan Guh? Aku enggak percaya rumus itu!" Wibi masih nyerocos.

"Kenapa?"

"Masa ngidam tiap hari! Mana mintanya aneh-aneh lagi. Minggu kemarin minta dibeliin hape, aku bilang cekik aja aku sekarang! Uang tabungan aja abis dipakai buat USG kok riwil banget minta hape! Aku bilang gitu emaknya enggak terima Guh. Katanya itu ngidam ala sosialita."

Teguh tersenyum.

"Dan ini lihat ini.. masa dia wa minta dibeliin alat make up satu set merk 'Nyebelin nuyok'. Ini biniku kesurupan apa sih sebenernya? Kok dia yang hamil aku yang tertekan mentalnya." Wibi terpuruk setelah melihat pesan istrinya tadi.

"Kamu hamilin dia duluan ya terima konsekuensinya. Makanya jangan celamitan." Kalimat terpanjang yang Wibi dengar dari Teguh hari ini.

"Guh.. Aku bukan celamitan. Cuma lepas kontrol aja Guh. Sedih aku kalau ingat malam itu." Sok melas.

"Sedih tapi menikmati. Sedih tapi diulang. Sedih tapi jadi anak." Mak jleb. Wibi hanya nyengir kuda mendengar ucapan Teguh.

"Alah mbuh lah Guh.. Asli mumet aku sekarang ini. Nah kan nah kan.. telepon lagi ini Shopiah, ya Allah.. Guh aku ke pasar dulu ya beliin kepengennya dia. Biar enggak makin ngamuk nanti di rumah." Wibi buru-buru pergi dari lokasi tempat kerja Teguh.

Teguh tak memberi respon apapun. Masih dengan muka datar dia kembali membereskan pekerjaannya. Dia berharap bisa cepat selesai dan kembali pulang dengan membawa beberapa lembar uang. Entah banyak atau sedikit semua itu akan Teguh syukuri.

1
Kaif Ĝazala
Luar biasa
Dfe: 🙏 terimakasih
total 1 replies
Nik momRiz&Ga
nyebelin nyuyok,,, 😁😁😁
Nik momRiz&Ga
thor km bener2 the best,,,
Nik momRiz&Ga
thor,,, cerita apa sih ini? knp bawang nya banyak bget,,, 😭
Nik momRiz&Ga
🥺🥺
Nik momRiz&Ga
😢🥺😢🥺,, ayu,,,
Irma Minul
Luar biasa
Diana Puji Astuti
sediihhh
Diana Puji Astuti
wkwkwk... othor
Diana Puji Astuti
wkwkwk...othor
Diana Puji Astuti
ceritanya bagus banget Thor...
Diana Puji Astuti
keren
Diana Puji Astuti: bagus banget ceritanya Thor..Dr awal mewek bacanya...mesem baca Komen othor..mewek lg...
total 1 replies
Dy
Luar biasa
Arista Putri
Luar biasa
Basriaty Ny Syahril Ginting
😭😭😭😭😭
Sativa Kyu
👍👍👍
Phoenix
mau mencet 5 bintang..tapi pas jari nggak sengaja nyentuh di tengah yang kuning bs 2 atau 3 atau 4 dan tidak bisa dikoreksi lagi jd 5..
mgkn noveltoon bs memperbaiki ini..
Dfe: Sudah saya hapus. Silahkan lanjutkan membaca dan jangan lupa tinggalkan jejak di karya saya. Terimakasih 🙏
total 1 replies
Awin Sandika
Wah cukuplah 5 tahun 6 bulan tapi itu disertai sangsi sosial bukan hnya dikurung biasa
Awin Sandika
jadi teringat almarhum istriku
Zha Fian
cerita nya bagus banget... gaya penulisan nya juga rapi daan bener² enak dibaca...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!