Harap bijak dalam memilih bacaan.!!!
Namanya Jingga, sama seperti senja yang memiliki arti keindahan dan kebaikan yang tidak perlu di suarakan. Di pertemukan dengan seorang pria bernama Arkana, pria yang haus akan pujian dan selalu hidup dalam kepalsuan.
Pertemuan mereka seperti takdir yang telah di tentukan oleh tuhan, kehadiran Jingga berhasil merusak topeng Arkana dan mengisi hatinya yang kosong dengan penuh cinta.
Arkana sadar bahwa Jingga telah mengajarkan bahwa kebaikan dan keindahan tidak perlu diumbar. Jika memang itu tulus untuk kebaikan, biarkan orang lain yang menilai.
Tetap saksikan kelanjutan dari kisah Jingga & Arkana, jangan lupa jadikan favorite dan berikan lima bintang beserta dengan ulasan terbaik dari kalian. ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Idtx_x, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Belajar Masak
Jingga memasuki sebuah kamar yang di tujukan untuk dirinya, kamar itu di sediakan oleh Arkana untuk di huni oleh Jingga selama mereka tinggal di rumah itu.
“ Selama nggak ada mama, aku sama kamu tidur di kamar terpisah. Kalau ada mama datang ke rumah, pokoknya kamu harus kembali ke kamar utama tanpa harus aku suruh.” Kalimat itu masih terngiang di kepala Jingga sampai saat ini, dan dia merasa tidak di anggap sebagai seorang istri oleh suaminya sendiri.
Jingga tidak bisa menolak dan harus menerima semua perintah dari Arkana, dia mengisi kamar itu dan menyusun barang-barangnya seorang diri. Bukan hal yang sulit untuk Jingga, dia memang sudah cukup mandiri jika membahas soal bebenah kamar.
Hal terakhir yang di lakukan oleh Jingga di kamar itu tentu saja memajang foto pernikahannya dengan Arkana. Meskipun sikap Arkana sangat jutek padanya, tetap saja dia sudah menjadi seorang suami dan Jingga mengharagai pernikahan mereka.
Setelah Jingga selesai membenah kamar tersebut, dia langsung duduk di atas tempat tidur dan melihat kesekeliling kamar. Entah mengapa rasanya begitu hampa, dan dia merindukan sosok kedua orang tuanya dan juga Nawa.
“ Lebih baik belajar memasak.” Ujar Jingga memilih untuk menyibukkan diri dari pada merenung yang akan membuatnya justru semakin bersedih.
**
Satu hari ini Jingga menyibukkan dirinya untuk memasak, dia sudah beberapa kali gagal membuat soto ayam. Dan kini sudah kelima kalinya dia membuat masakan itu, dan yang terakhir ini rasanya cukup beda dan mendekati kata sempurna.
Jingga merasa masakan terakhir yang dia buat layak untuk di coba oleh Arkana, dia pun bergegas merapihkan meja makan melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 7:00 malam.
Arkana pulang kerja tepat di jam 8:00 dan Jingga sudah harus bersih-bersih dan berpenampilan rapih untuk menyambut suaminya. Setelah semua selesai dia lakukan, terdengar suara mobil milik Arkana diluar sana, Jingga segera keluar membuka pintu dengan senyum yang merekah di bibirnya.
“ Selamat datang mas.” Jingga menyodorkan tangan meminta tangan Arkana ketika pria itu masuk, namun yang terjadi justru Arkana langsung masuk tanpa memperdulikannya.
“ Aku sudah masak soto ayam buat kamu, kali ini rasanya enak loh. Aku tahu kamu suka soto ayam dari mama kamu, jadi aku berusaha buat hari ini. Cobain dulu yuk mas, “ Jingga menghentikan kata-katanya setelah Arkana menoleh ke arahnya.
“ Kamu itu berisik banget tahu nggak? Aku capek, mau istirahat bukan mau makan.” Balas Arkana ketus.
“ Ya udah kalau gitu aku simpan dulu soto ayamnya, kalau kamu mau makan nanti aku hangatin.” Lontar Jingga kemudian.
“ Nggak usah.” Jawab Arkana dan langsung masuk ke dalam kamarnya.
**
Jingga kembali ke tempat favoritenya yaitu butik yang di milikinya, selama menikah dia tidak pernah menyentuh tempat itu lagi. Dia sangat rindu ingin menggambar dan membuat baju seperti biasa, dan sekarang dia memiliki waktu untuk melakukan semua itu.
Saat itu Jingga tak sengaja mendapati foto Nawa di atas meja kerjanya, tangan Jingga meraih bingkai foto tersebut kemudian menatapnya dengan tatapan sayu.
“ Aku akhirnya nikah, tapi nggak sama kamu.” Ucap Jingga lirih.
Tanpa sadar air matanya menetes membasahi pipinya, Jingga segera menyeka air mata itu dan sadar bahwa dirinya tidak boleh menangis. Dia sudah menjadi seorang istri orang lain, dia tidak boleh mengingat masa lalunya yang bahkan sudah tidak ada di dunia.
Jingga pun berpikir untuk segera menyingkirkan semua barang-barang yang mengingatkannya pada Nawa, semua foto juga dia singkirkan sehingga di butik itu sudah tidak menyimpan satu kenangan pun tentang mereka.
Sebagai gantinya Jingga menyimpan foto pernikahan dia dan Arkana di atas meja, tiba-tiba saja Jingga terdiam dan memikirkan sikap Arkana yang mulai aneh dan cenderung kasar kepadanya.
“ Nggak boleh, kamu jangan berpikir yang nggak-nggak. Mas Arkana pasti punya alasan kenapa dia bersikap kasar sekarang.” Kata Jingga sambil menyadarkan dirinya.
Tak ingin larut dalam pikiran negatifnya, sekarang Jingga meraih buku sketsa dan pesil andalan yang selalu dia gunakan untuk membuat desain baju.
Jingga berpikir bahwa dia harus membuat sepasang baju couple untuknya dan Arkana, mungkin dengan membangun kebiasaan memakai barang couple atau memberikan hadiah akan membuat hubungan dia dan Arkana semakin harmonis.
**
Sebuah mobil baru saja tiba dan memasuki pelataran rumah, seorang pria dengan stelan serba hitam turun dari kursi depan dan membuka pintu untuk seseorang yang duduk di belakang.
Arkana turun sambil merapihkan kemejanya, dia melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 05:00 sore. Malam ini dia harus keluar menghadairi pesta pertemuan para dokter, dan dia akan pergi bersama Jingga itu sebabnya dia kembali lebih awal.
Saat Arkana masuk ke dalam rumah, dia langsung memanggil nama Jingga untuk segera keluar dari kamarnya. Namun setelah menunggu beberapa saat akhirnya Arkana menuju pintu kamar Jingga, dia tidak masuk ke dalam namun hanya memberitahunya bahwa malam ini mereka harus pergi ke pesta pertemuan itu.
Setelah Arkana selesai dia pun kembali ke dalam kamarnya untuk bersiap-siap juga, sebenarnya Arkana sangat malas untuk pergi ke tempat seperti itu tapi semua demi memenuhi permintaan sang mama.
Tepat pukul 17:50 Arkana telah siap dan dia kembali memanggil Jingga dari luar, karena tak ada jawaban sejak tadi akhirnya Arkana menerobos masuk ke dalam kamar istrinya itu.
“ Kemana dia pergi.?” Arkana bingung saat mendapati kamar Jingga gelap ketika dia sudah berada di dalam.
Arkana pun segera menghubungi Jingga, tak butuh waktu lama akhirnya panggilan itu di jawab olehnya.
“ Kamu dimana sih? “
“ Aku di butik mas.”
“ Siapa yang suruh kamu keluar?”
“ Maaf mas, aku udah coba telpon kamu hari ini buat minta izin tapi karena nggak di jawab aku jadi kirim pesan ke kamu.”
“ Aku nggak pernah izinin kamu keluar, kenapa kamu keluar rumah.?”
“ Maaf mas, aku pulang sekarang juga.”
“ Nggak usah, sekarang juga kirim lokasi butik kamu dan aku mau kamu sudah harus siap sebelum aku kesana.”
“ Siap untuk apa mas.?”
“ Kita mau datang ke pesta teman aku, pokoknya kamu harus siap dan dandan biar rapih. Kalau kamu sampai buat aku malu, kamu akan dapat akibatnya.”
“ Baik mas, aku akan siap-siap.”
Eskpresi Arkana saat ini begitu marah mengetahui kalau ternyata Jingga tidak berada di rumah, saat itu Arkana mencoba mengecek isi pesannya dan ternyata memang benar kalau Jingga mengirim pesan. Dia tidak tahu soal itu, karena nomor Jingga memang tidak di simpan olehnya.
jd bingung dibuatnya🤔🤔
Next, ditunggu kelanjutannya.