Aku diasingkan layaknya debu tak berarti. Siapa pun yang mencoba mendekati ku, maka mereka ikut terkutuk. Akulah gadis berkacamata empat dengan segala kekuranganku, dan mereka semua menikmati menonton ku yang terkena bully tanpa peri kemanusiaan.
"Hey, Cupu! Tempatmu dibawah sana, bukan di atas bersama kami." seru Sarah di depan seluruh anak kampus.
Penghinaan dan kekejian para pembully sudah melewati batasnya.
"Don't touch Me!" seru Rose.
Tak ada lagi hati manusia. Semua hanyalah jiwa kosong dengan pikiran dangkal. Buta, tuli, dan bisu. Yah, itulah kalian. ~ Rose Qiara Salsabila.
Wanita berkacamata empat dengan julukan cupu sejak menapaki universitas Regal Academy itu berjuang mencari ketulusan seorang teman. Hingga pembullyan para teman seuniversitas membangkitkan jati dirinya.
Siapa sangka si cupu memiliki dunia lain di balik kepolosannya. Bagaimana cara Rose menghukum para pembully dirinya? Apakah ada kata ampun dan maaf dalam kamus hidup Rose?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asma Khan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8: KEKESALAN- PREMAN SEWAAN
Pintu mobil tertutup, kini Rose hanya sendirian. Bukannya takut, tapi senyumannya hilang sempurna. Tatapan matanya tajam mengikuti setiap langkah genk cantika yang menjauhkan diri dari tempat mobil terparkir.
"Ck. Ck. Ck. Kenapa kalian sangat bodoh? Dunia bisa runtuh, tapi sifat dan sikap kalian tidak. Untung saja, aku membuat rencana sepuluh langkah di depan kalian. See you, my enemy." Rose mengambil sebuah kunci mobil dari dalam tasnya, lalu membuka pintu dan mengendap-endap keluar.
Setengah jam telah berlalu, dimana genk cantika yang mengawasi mobil dari balik salah satu pohon dengan jarak sepuluh meter. Akhirnya keluar dari tempat persembunyian. Penantian mereka hanya sia-sia karena tidak ada preman yang datang dan melakukan rencana yang sudah disiapkan. Mobil mereka bahkan tidak bergerak dari posisinya. Terlebih preman yang mereka sewa blum juga muncul.
"Ish, kemana sih mereka?" Sarah bergumam dengan langkah kaki keluar dari balik pohon diikuti Dela lalu Prita.
Rasa kesal, membuat Sarah berjalan cepat menghampiri mobilnya. Tanpa menunggu kedua sahabatnya, gadis itu menghentakkan kaki hanya untuk melampiaskan kekesalan di dalam hatinya. Tiba-tiba saja Prita berteriak mengagetkan Dela dan Sarah yang serempak menengok kebelakang, dimana netra mereka melihat gadis blasteran itu sudah berada di bawah dengan tangan memegangi kaki kanan yang mungkin saja terkilir.
Dela berlari ke arah sahabatnya berniat untuk menanyakan keadaan dan membantu, sedangkan Sarah tidak peduli. Justru gadis yang menjadi ketua geng cantika itu melanjutkan perjalanan tanpa rasa belas kasih akan kondisi Prita, hingga langkahnya terhenti di samping mobil. Kemudian membuka pintu mobil, sontak ia tertegun melihat keadaan di dalam yang kosong tanpa sosok Qia.
"Damn, get to hell!" (S!al, enyahlah ke neraka!)
Umpatan kasar keluar dari mulut gadis itu. Bukan hanya sekali atau tiga kali kerjapan mata yang ia lakukan, tapi tetap saja tidak ada Qia di dalam mobilnya. Tiba-tiba saja seseorang mendorong tubuh singset gadis itu hingga nyungsep masuk ke dalam mobil dengan kepala membentur kursi bagian belakang.
"Auuw, apa kalian buta?" Sarah memegang keningnya yang terasa berdenyut, sebelum sempat melihat siapa yang mendorong tubuhnya.
Suara pintu tertutup terdengar begitu keras. Sontak membuat gadis itu terhuyung dan kembali jatuh mencium kursi belakang. Niat hati ingin berbalik, tiba-tiba sudah ada tangan berotot yang mengunci kedua lengannya. "Apa-apaan, kalian?!"
"DIAM!" bentak seorang preman dengan penutup wajah merah bergambar tengkorak.
Sarah yang saat ini masih mengira para preman itu adalah orang-orang yang ia sewa, membuat keberaniannya menyala. "Aish, apa kalian ini buta warna? Aku ini boss, bukan korban. Lepaskan! Sakit tahu....,"
"Bius saja! Terlalu cerewet." Preman yang duduk di kursi supir memasukkan kunci lalu menyalakan mobil.
Tentu saja mobil menyala, tidak ada namanya kehabisan bensin. Semua itu dilakukan genk cantika hanya untuk menjebak Rose agar bisa di culik preman sewaan mereka, lalu diberikan pelajaran yang setimpal atas insiden kemarin.
"Awas kalian, aku adukan....,"
"Ck. Ck. Pantas saja Nona....,"
Lirikan mata tajam dari pria yang mulai menyetir, membuat rekan kerjanya menghentikan ucapan yang tidak disaring. Tentu hal itu membuat Sarah tak paham, tapi pikirannya masih mengatakan. Para preman itu adalah sewaan nya.
"Gadis cerewet. Target ku kamu, bukan lainnya. Singkirkan pikiranmu yang bodoh itu! Aku tidak takut denganmu, ataupun kekuasaan papa korup mu."
Deg!
"Apaaa, maaksuud....,"
"Selamat atas penculikan mu." sela preman yang tersenyum dibalik penutup wajahnya ketika melihat mata sandra nya membulat sempurna.
Mobil yang melaju dan hampir melewati kedua sahabatnya, membuat Sarah melakukan usaha pertamanya. "Toloooong!"
Tangannya menggedor jendela mobil, membuat Dela dan Prita saling tatap. Kejadian itu terjadi begitu cepat, hingga kesadaran keduanya datang terlambat. Sesaat dua gadis itu saling pandang, "SARAH DICULIK!"
aku baca ulang lagi deh
maaf saya pembaca pendatang baru 🙏
dan akhirnya aku susah memahami....
sadis banget sampai memakan korban jiwa 😢😢