Seorang Ratu yang dikenal bengis dan jahat mengalami kekalahan dimana suaminya sang Kaisar memutuskan untuk menceraikannya dan memengal kepalanya dengan tuduhan percobaan pembunuhan terhadap wanita lain milik sang Kaisar
Apalagi sang Kaisar sudah memiliki wanita lain dan memutuskan untuk menikahinya.
Membuat hati Ratu sangat hancur dan di hari eksekusinya dia memohon kepada Tuhan untuk mengubah nasibnya.
Dia tidak bisa meninggalkan putri kecilnya yang besar tanpa seorang ibu...
Apa Tuhan bisa mengabulkan doa dari sang Ratu...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reiza Muthoharah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Suasana Makan Malam
Mendengar nama itu secara refleks Anne mengalihkan pandangannya dan seketika jantung nya berdetak cepat melihat wajah seseorang yang sangat di cintai nya selama lebih 300 tahun tidak bertemu sejak kematiannya.
Semua keluarga nya langsung berdiri dan Anne yang menyadarinya juga ikutan berdiri untuk menundukkan kepalanya memberikan penghormatan.
" Selamat datang, Kaisar suatu kehormatan untuk bisa menjamu anda dan Puteri malam ini." ucap Count menyapa Kaisar Alarick dengan ramah.
Kaisar Abraxas melihat sekilas Puteri Maria sebelum memandang datar Count.
" Terima kasih atas penyambutan nya seperti nya menghabiskan waktu di sini tidak ada salahnya. Saya harus menghibur Puteri Maria setelah kematian Ratu Catherine sebulan lalu." ucap Abraxas panjang lebar sambil matanya melihat Annelise sekilas.
" Saya turut berduka atas kematian Ratu semua kekaisaran berduka atas kematian Ratu berharga kami." ucap Count sambil memasang wajah sedih.
Annelise yang berdiri di samping Annete hanya melihat ayahnya sebelum kembali menunduk kepalanya lagi tanpa menyadari bahwa Kaisar Abraxas memperhatikannya.
" Puteriku anda harus menyapa keluarga Count." pinta Abraxas kepada Puteri Maria.
Puteri Maria menggangguk kepalanya sebelum menunduk dan mengambil kedua sisi gaunnya membungkuk.
" Selamat malam keluarga Count Von de Ramos terima kasih atas undangan makan malamnya." ucap Maria sambil tersenyum tipis.
" Tentu saja Puteri itu sudah menjadi kewajiban kami. Jadi ayo silahkan duduk di kursi." ucap Countess menyuruh Puteri Maria duduk.
Annelise yang memperhatikannya sejak tadi hanya diam. Melihat Puteri Maria ia merasakan perasaan bersalah mengingat apa yang dia lakukan berusaha menjauhkan hubungannya dengan sang Kaisar sebelum Tania datang memperbaikinya.
Sepanjang makan malam Annelise hanya menundukkan kepalanya karena dirinya menyadari bahwa Kaisar Abraxas terus memandang nya membuatnya sedikit tidak nyaman.
Sedangkan di sisi lain Kaisar Abraxas tidak mengalihkan pandangannya kepada Annelise. Melihat kecantikan sederhana Annelise berhasil membuatnya tertarik setelah kematian sang ratu yang sama sekali belum menghasilkan anak laki-laki. Membuatnya pusing mengingat banyak anggota dewan dan pihak istana meminta nya untuk menikah lagi. Tapi sampai sekarang Kaisar Abraxas belum mendapatkan wanita yang pas untuk menggantikan mendiang isterinya.
Kaisar Abraxas tahu bahwa Annelise sama sekali tidak nyaman dengan kehadirannya. Tapi ia hanya mendiamkan saja tidak lama kemudian dirinya mendengar suara deritan kursi membuat nya mengangkat kepalanya.
" Maaf karena mengganggu acara makan malam kalian. Saya hanya meminta izin untuk kembali ke kamar mengingat kondisi saya belum sehat." ucap Anne terus berusaha mengacuhkan Kaisar Abraxas.
Count dan Countess yang mendengarnya hanya diam mereka saling melirik satu sama lain. Mengingat dilarang berbicara sebelum Kaisar memulainya. Melihat semua orang diam akhirnya membuat Kaisar Abraxas angkat bicara.
" Silahkan Lady anda boleh kembali ke kamar, dan saya minta maaf karena telah membuat anda merasa tidak nyaman." ucap Abraxas dengan ramah.
Annelise yang mendengarnya hanya tersenyum kaku sebelum kemudian membungkuk hormat.
" Terima kasih, Yang Mulia. kalau begitu saya permisi ayahanda, Ibunda, kakak, dan juga Puteri Maria." ucap Anne sebelum melangkahkan kakinya keluar dari ruang makan.
Setelah melihat Annelise pergi suasana menjadi lebih canggung sebelum kemudian Kaisar Abraxas berdiri dari kursinya.
" Terima kasih atas makan malam yang lezat saya harus kembali. Ayo Maria." ucap Abraxas mengajak Maria untuk ke kamar yang di sediakan.
" Baiklah, Yang Mulia. Puteri saya Annete akan menunjukkan jalan menuju ke kamar anda." ucap Count menyuruh anak sulung nya untuk menunjukkan jalan kepada Kaisar Abraxas.
Sedangkan di sisi lain Annelise berjalan cepat memasuki kamarnya dan ketika sudah masuk pintunya langsung ia tutup sambil bersandar di belakangnya.
" Mengapa kita bertemu lagi. mengapa....
Countine...