Fabrizio Argantara seorang CEO Diamon Group terpaksa harus menikahi Putri dari orang yang ia tabrak hingga meninggal.
Fabrizio menikahi Jihana Almayra hanya demi sebuah tanggung jawab semata, hingga suatu hari salah satu diantara mereka memiki perasaan mencintai.
Mampukah Fabrizio dan Jihan mempertahankan pernikahan mereka saat badai rumah tangga mereka hadir disaat mereka sudah saling yakin untuk mencintai satu sama lain ?
Yuk simak selengkapnya novel "Istri Siri CEO" karya Dewi KD.
Jangan lupa untuk dukung author dalam bentuk Like & Comment 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERDEBATAN AYAH DAN ANAK
Seminggu sudah Jihan tinggal dirumah orang tua Zio. Selama itu Jihan selalu mendapatkan kasih sayang dari kedua mertuanya. Sonia sangat menyukai Jihan begitupun Anggara. Namun selama satu minggu pula Zio tak pernah lagi pulang kerumah, karena dua hari lalu ia berdebat dengan Papanya mengenai pernikahannya dengan Jihan.
FLASHBACK DUA HARI LALU
"Kenapa kau berbohong pada Jihan ?" Anggara begitu kecewa saat tahu anaknya membohongi istrinya pergi ke Jepang padahal yang sebenarnya Zio ada diapartemen kesehariannya hanya di kantor dan apartemen.
"Sudahlah Pa, aku tidak mau membahas gadis itu" Zio yang sudah lima hari tak lagi mendengar nama Jihan kembali menghela nafasnya saat Papanya membahas tentang Jihan.
"Zio, apa kau lupa..kau harus bertanggung..." ucapan Anggara terpotong kala Zio dengan cepat menjawab perkataannya.
"Iya aku sudah bertanggung jawab, aku sudah menikahinya dan menanggung hidupnya juga masa depannya. Aku tidak lupa akan hal itu Pa. Tapi ku mohon jangan terlalu jauh mencampuri urusanku, aku juga memiliki calon istri yang harus aku jaga hati dan perasaannya"
"Kau masih tetap dengan pendirianmu rupanya untuk menikahi Cindy" remeh Anggara menatap putra semata wayangnya itu dengan penuh kasihan.
"Kenapa Papa dan Mama tidak pernah setuju aku menikahi Cindy, dia wanita baik-baik Pa" Protes Zio.
"Seharusnya kau bisa mengenal calon istrimu dengan baik, Zio"
"Sudahlah Pa, tak perlu menceramahiku. Aku masih banyak pekerjaan" usir Zio secara halus ia kembali ke meja kerjanya. Sedangkan Anggara merasa geram dengan prilaku Zio.
"Baiklah, Papa tidak akan lagi menemuimu. Dan kau juga Papa larang untuk bertemu dengan Jihan. Silahkan kau mau berbuat apa sesukamu Papa tidak akan peduli lagi"
Zio menyunggingkan senyuman merasa bahwa Papanya kini lebih memilih Jihan ketimbang dirinya. "Iya, sayangilah menantu kesayangan Papa itu. Aku tidak peduli"
"Fabrizio Argantara !" Anggara meninggikan suaranya ia sudah tidak sabar lagi menghadapi putranya itu. "Awas saja suatu saat kau akan menyesal". Ancam Anggara kemudian meninggalkan Zio. Sedangkan Zio terdiam setelah mendengar ucapan Papanya.
" Aku yakin tidak akan menyesal dengan pilihanku, Pa" lirih Zio saat menatap Papanya hilang dibalik pintu.
... ....
Pagi ini Jihan berpakaian rapi dengan pakaian Casual dia menggunakan celana jeans dan kaos oblong putih berserta sepatu juga tas ransel. Ia hari ini berniat pergi ke kampus untuk mendaftarakan kuliahnya, sebelumnya ia sudah mempersiapkan berkas administrasinya dan tak lupa membawa surat yang menyatakan kalau dirinya mendapatkan beasiswa kedokteran.
Jihan menuruni anak tangga dan menuju ruang makan, disana sudah ada kedua mertuanya yang sudah menunggu dirinya.
"Maaf jika harus menunggu Jihan, Ma Pa" Sapa Jihan pada kedua mertuanya.
"Wah kau sangat manis sekali sayang" Puji Sonia pada penampilan menantunya itu, ia sangat menyukai Jihan yang sederhana.
"Iya kamu seperti Mamamu saat masih muda sering memakai kaos oblong dan celana jeans" sindir Anggara pada istrinya.
"Hei jangan mengungkit masa lalu" Protes Sonia pada suaminya.
Jihan hanya terkekeh melihat interaksi kedua mertuanya. "Jadi Mama akan mengantarkan Jihan ke kampus ?" tanya Anggara sambil menyuapkan roti ke mulutnya.
"Iya Pa"
"Baiklah, Papa akan ke kantor. Nikmati hari kalian, okey" Argantara menyelesaikan sarapannya dan bangkit dari duduknya kemudian mengecup pipi istrinya. Pemandangan itu dilihat oleh Jihan, ia merasa kagum dengan kedua mertuanya yang begitu harmonis walau sudah tidak muda lagi.
"Papa dan Mama sangat harmonis, semoga kalian selalu bahagia. Jihan selalu mendoakan agar Papa dan Mama sehat dan dilimpahi kebahagiaan selalu" ucap Jihan menatap kedua mertuanya.
"Aamiin" ucap mereka bersamaan.
keren bgt thor👍👍
bwt zio kurang ganteng thor
aku jg lama gk punya2 ank.
3 thn pernikahan br punya ank.
sedihnya tuh sm mulut2 gk berprikemanusiaan..jahara pedes rawit tenan.
kenaa kau