Putra Mahkota Arthur Orion de Havencourt telah kehilangan minatnya terhadap wanita setelah mantan tunangannya menikah dengan kerajaan lain. Ratu, yang melihat putranya seperti tidak berminat menikah, memiliki ide untuk menjodohkannya dengan putri seorang duke wilayah Nightshade. Namun, duke tersebut ternyata membenci kekaisaran karena kaisar sekarang mengambil tahta kakaknya melalui kudeta.
Arthur, yang tidak menyadari hal ini, tanpa sengaja bertemu dengan seorang gadis yang menarik hatinya. Seraphina Elara de Nightshade, putri dari duke Alexander Victor de Nightshade, merasa terkekang dari segala aturan dan peraturan sebagai seorang wanita. Ia berminat untuk pergi ke ibukota dan hidup bebas dari keluarganya.
Ketika Seraphina bertemu dengan Arthur, seorang pria yang aneh dan menarik, hidupnya mulai berubah. Apakah cinta mereka dapat mengatasi konflik antara keluarga mereka, atau apakah kebencian dan dendam akan menghancurkan kesempatan mereka untuk bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lady_Xiyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cinta yang Terpisah
Arthur memandang Ela dengan mata yang penuh kecemburuan dan sedikit kesal. "Ela, aku tidak ingin kamu pergi. Aku hanya ingin kamu memahami perasaanku."
Ela memandang Arthur dengan mata yang sedikit kesal. "Aku sudah memahami perasaanmu, Rion. Tapi aku tidak bisa terus-menerus membuktikan diriku padamu. Aku sudah berjanji bahwa aku tidak akan melakukan sesuatu yang akan menyakitimu."
Arthur mengambil napas dalam-dalam dan memandang Ela dengan mata yang penuh kecemburuan. "Aku tahu kamu tidak akan melakukan sesuatu yang akan menyakitiku, Ela. Tapi aku tidak bisa tidak merasa cemburu ketika aku melihat kamu bersama orang lain."
Ela memandang Arthur dengan mata yang sedikit kesal. "Rion, aku pikir kamu harus memahami bahwa aku tidak bisa mengontrol siapa yang aku temui atau apa yang aku lakukan. Tapi aku bisa berjanji bahwa aku akan selalu jujur dengan kamu dan tidak akan melakukan sesuatu yang akan menyakitimu."
Tiba-tiba, Arthur berdiri dan memandang Ela dengan mata yang penuh kecemburuan. "Aku ingin kamu berjanji padaku bahwa kamu tidak akan pernah meninggalkanku, Ela. Aku tidak bisa hidup tanpamu."
Ela memandang Arthur dengan mata yang sedikit kesal, tapi juga ada sedikit kelembutan di dalamnya. "Rion, aku tidak bisa berjanji seperti itu. Aku tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan."
Arthur memandang Ela dengan mata yang penuh kecemburuan dan sedikit kesal. "Apa yang kamu maksud? Kamu tidak bisa berjanji bahwa kamu tidak akan pernah meninggalkanku?"
Ela memandang Arthur dengan mata yang sedikit kesal, tapi juga ada sedikit kelembutan di dalamnya. "Rion, aku tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan. Aku tidak bisa berjanji bahwa aku tidak akan pernah meninggalkanku, karena aku tidak tahu apa yang akan terjadi."
Arthur mengambil napas dalam-dalam dan memandang Ela dengan mata yang penuh kecemburuan. "Aku tidak peduli tentang apa yang akan terjadi di masa depan, Ela. Aku hanya peduli tentang kamu dan aku. Aku ingin kamu berjanji padaku bahwa kamu tidak akan pernah meninggalkanku."
Ela memandang Arthur dengan mata yang sedikit kesal, tapi juga ada sedikit kelembutan di dalamnya. "Rion, aku... aku tidak tahu apa yang harus aku katakan."
Arthur memandang Ela dengan mata yang penuh kecemburuan. "Aku tidak ingin kamu mengatakan apa-apa, Ela. Aku hanya ingin kamu berjanji padaku bahwa kamu tidak akan pernah meninggalkanku."
Tiba-tiba, Ela berdiri dan memandang Arthur dengan mata yang sedikit kesal. "Rion, aku perlu waktu untuk memikirkan tentang ini. Aku tidak bisa berjanji apa-apa sekarang."
Arthur memandang Ela dengan mata yang penuh kecemburuan dan sedikit kesal. "Apa yang kamu maksud? Kamu tidak bisa berjanji apa-apa sekarang?"
Ela memandang Arthur dengan mata yang sedikit kesal, tapi juga ada sedikit kelembutan di dalamnya. "Rion, aku perlu waktu untuk memikirkan tentang ini. Aku tidak bisa membuat keputusan yang terburu-buru."
Arthur mengambil napas dalam-dalam dan memandang Ela dengan mata yang penuh kecemburuan. "Aku tidak ingin kamu memikirkan tentang ini, Ela. Aku hanya ingin kamu berjanji padaku bahwa kamu tidak akan pernah meninggalkanku."
Ela memandang Arthur dengan mata yang sedikit kesal. "Rion, aku tidak bisa berjanji seperti itu. Aku perlu waktu untuk memikirkan tentang ini."
Arthur memandang Ela dengan mata yang penuh kecemburuan dan sedikit kesal. "Baiklah, Ela. Aku akan menunggu kamu. Tapi aku tidak akan menunggu selamanya."
Ela memandang Arthur dengan mata yang sedikit kesal, tapi juga ada sedikit kelembutan di dalamnya. "Rion, aku tidak ingin kamu menunggu aku dengan harapan yang tidak realistis. Aku perlu waktu untuk memikirkan tentang ini, dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan."
Arthur mengambil napas dalam-dalam dan memandang Ela dengan mata yang penuh kecemburuan. "Aku tidak peduli tentang apa yang akan terjadi di masa depan, Ela. Aku hanya peduli tentang kamu dan aku."
Ela memandang Arthur dengan mata yang sedikit kesal, tapi juga ada sedikit kelembutan di dalamnya. "Rion, aku tidak bisa membuat kamu bahagia jika kamu tidak bisa menerima kebenaran. Aku perlu waktu untuk memikirkan tentang ini, dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan."
Arthur mengambil napas dalam-dalam dan memandang Ela dengan mata yang penuh kecemburuan. "Aku tidak ingin kamu pergi, Ela. Aku ingin kamu tetap di sini dengan aku."
Ela memandang Arthur dengan mata yang sedikit kesal. "Rion, aku tidak bisa tetap di sini jika kamu tidak bisa menerima kebenaran. Aku perlu waktu untuk memikirkan tentang ini, dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan."
Tiba-tiba, Arthur berdiri dan memandang Ela dengan mata yang penuh kecemburuan. "Baiklah, Ela. Aku akan memberikan kamu waktu untuk memikirkan tentang ini. Tapi aku tidak akan menunggu selamanya."
Ela memandang Arthur dengan mata yang sedikit kesal, tapi juga ada sedikit kelembutan di dalamnya. "Rion, aku tidak ingin kamu menunggu aku dengan harapan yang tidak realistis. Aku perlu waktu untuk memikirkan tentang ini, dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan."
Arthur memandang Ela dengan mata yang penuh kecemburuan, lalu berbalik dan pergi. Ela memandangnya dengan mata yang sedikit kesal, tapi juga ada sedikit kelembutan di dalamnya.
Ela memandang Arthur yang berjalan menjauh dengan mata yang sedikit kesal, tapi juga ada sedikit kelembutan di dalamnya. Dia merasa bahwa Arthur tidak mengerti apa yang dia rasakan, dan itu membuatnya sedih.
Setelah beberapa saat, Ela berdiri dan memutuskan untuk kembali ke kedainya. Dia merasa bahwa dia perlu waktu untuk memikirkan tentang apa yang terjadi antara dia dan Arthur.
Saat dia berjalan kembali ke kedainya, Ela tidak bisa tidak memikirkan tentang Arthur dan perasaannya. Dia merasa bahwa Arthur benar-benar mencintainya, tapi dia juga merasa bahwa Arthur tidak mengerti apa yang dia rasakan.
Ela memasuki kedainya dan memutuskan untuk duduk di sebuah bangku untuk memikirkan tentang apa yang terjadi. Dia merasa bahwa dia perlu waktu untuk memikirkan tentang apa yang dia ingin lakukan selanjutnya.
Tiba-tiba, pintu kedai terbuka dan seorang pria masuk. Ela memandangnya dan terkejut melihat bahwa itu adalah salah satu dari dua orang pria yang dia temui sebelumnya.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" Ela bertanya dengan sedikit kesal.
Pria itu tersenyum dan memandang Ela dengan mata yang penuh kelembutan. "Aku hanya ingin berbicara dengan kamu, Ela. Aku ingin tahu apa yang terjadi antara kamu dan pria tadi."
...To Be Continued...
Note:
Terimakasih telah membaca cerita jangan lupa komen, kritik dan saran ya 😊 jangan lupa tinggalkan jejak😊 sayang kalian semua semoga kalian suka🥰🥰Biar saya tambah semangat membuat kelanjutan ceritanya Terimakasih love you too sayang.