Casey Copeland, wanita berusia 24 tahun yang memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan ibunya sejak ia masih kecil. Casey tidak tau mengapa ibunya membedakannya dengan kakaknya. Ibunya membenci Casey.
Casey mulai lelah dengan segala upaya yang dilakukannya hanya untuk mendapat perhatian ibunya. Casey berubah, ia tidak ingin menjadi Casey yang dulu lagi.
Casey menjebak kekasih kakaknya hingga mereka berakhir di pelaminan. Benih-benih cinta mulai tumbuh pada di antara mereka. Akankah kehidupan Casey berakhir bahagia setelah mengetahui siapa pria itu sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8: Bukan Supir
"Kalau begitu mommy punya tugas untukmu, tolong antarkan ketiga pegawai mommy kembali ke toko saja menunggu mommy selesai berbicara dengan Carmela," ucap Luvena.
"Yang benar saja mom, masa mommy menyuruh aku mengantar mereka. Kenapa tidak bilang supir di toko mommy yang menjemputnya," ucap Dariel menolak.
"Oh ayolah son. Supir toko sedang ada pekerjaan saat ini," ucap Luvena.
"Hanya mengantar saja, tidak sulit kok. Setelah itu kamu kembali untuk menjemput mommy," pungkas Luvena.
"Hmmmm..." balas Dariel berdehem.
"Casey..." panggil Luvena.
"Yes i am Mrs Luvena," pungkas Casey.
"Kalian bertiga kembali saja ke toko. Terima kasih untuk hari ini. Saya akan memberikan kalian tip nanti sore," ucap Luvena. Ketiganya senang lalu mengangguk.
"Putra saya Dariel yang akan mengantar kalian," ucap Luvena menatap putranya. Pria itu lalu mengangguk. Casey terperanjat melihat pria itu, ketiga kalinya mereka bertemu. Dan ternyata pria itu adalah anak dari pemilik toko roti tempatnya bekerja.
"Tidak perlu Mrs Luvena, kami pulang naik taksi saja. Tidak perlu repot-repot," ucap Casey menolak. Megan dan Leandra setuju dengan Casey, meskipun sebenarnya mereka ingin diantar oleh Dariel si pria tampan itu.
"Tidak apa-apa, anak saya juga tidak keberatan. Ia kan boy.." tukas Luvena mencubit wajah putranya yang hanya menampilkan ekspresi datarnya.
"Mom.. aku sudah dewasa, bukan anak kecil lagi," gerutu Dariel kesal. Rasanya citranya yang dingin itu seolah hilang karena perlakuan mommy nya.
"Biarkan saja, kamu masih tetap anak kecil mommy," balas Luvena cekikikan.
"Terserah mommy saja, katakan pada mereka aku menunggu di depan," pungkas Dariel ketus lalu pergi.
"Maafkan sikap putra saya, dia memang seperti itu. Entah siapa yang bisa mengubah wajah es nya itu," ucap Luvena.
"Ya sudah, kalian sebaiknya mengikuti dia. Dia tidak suka menunggu," ucap Luvena. Ketiga perempuan muda itu kemudian mengangguk.
"Astaga.. kalian tau bagaimana perasaan ku sekarang.. rasanya jantungku berdebar. Ini kali pertama aku akan duduk di mobil anak Mrs Luvena yang tampan itu," ucap Megan senang.
"Aku juga. Walaupun dingin dan datar seperti itu, dia tetap tampan," balas Leandra. Megan hanya diam saja, tidak tertarik membahas pria itu.
"Guys, aku ke toilet sebentar ya, tiba-tiba aku ingin buang air kecil," ucap Casey.
"Baiklah, jangan lama. Aku takut Pak Dariel marah," tukas Megan. Casey lalu mengangguk.
Sepuluh menit kemudian...
"Oh.. shi.ttt.... dimana wanita itu? apa mungkin ke toilet selama ini, kalian pikir kalian siapa disini," ucap Dariel dingin membuat kedua wanita di dalam mobil itu menelan ludah karena mulai merasakan hawa panas di dalam mobil yang jelas-jelas AC mobil menyala.
"Sa.. saya akan mencarinya pak," ucap Leandra hati-hati. Turun dari mobil mewah Dariel.
"Maaf membuat kalian menunggu," ucap Casey yang tiba-tiba saja muncul.
"Kenapa kamu lama seka_"
"Apa kamu pikir saya ini supir kalian? baru kali ini saya di buat menunggu oleh seseorang," timpal Dariel menginterupsi perkataan Leandra, menatap tajam ke arah Casey.
"Ma...maafkan saya Pak," ucap Casey menundukkan kepalanya.
"Nanti akan aku ceritakan, ayo masuk. Kamu duduk di depan saja," pungkas Casey memegang lengan kanannya yang terasa sakit. Leandra yang takut Dariel marah memilih naik ke mobil dan duduk di kursi depan disamping Dariel. Mengingat kursi mobilnya hanya ada 4 saja.