Ayunda menerima kekurangan suaminya hanya bekerja bengkel saja. Walaupun kehidupan mereka pas-pasan.
Ayunda sangat sabar menghadapi sikap suaminya selalu menurut kepada ibu dan kakak iparnya juga.
Sanggupkah Ayunda bertahan menghadapi sikap keluarga suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sah
Hari ini Ayunda, menyaksikan Suami menikah lagi.
Ayunda terlihat santai-santai saja. Tidak seperti wanita lain menangis-nangis dan menghamuk.
"Kamu gak nangis yu,". Ambar menyindir Ayunda.
"Nangis mba,untuk apa aku menangisi suami kaya dia. buang-buang air mata sama tenaga saja, mending aku makan kenyang. Mumpung masih gratis mba,". Jawab Ayunda dengan santai
"Benar yu,buat apa kamu menangis lelaki seperti itu,mending kamu cari pria yang lebih tajir,". Sahut ibu-ibu di situ
"Nah,benar bu. Buat apa juga menangis adikmu itu mba,yang tak pernah bersyukur,".
Dengan kesal Ambar, menghadapi sikap Ayunda,dia lebih mengalah untuk menjauh darinya.
Pergi juga kamu mba,batin Ayunda. Tersenyum sinis.
"Bagaimana para saksi,sah,".
"Sah,".
Suara lantang kata sah,yang sudah resmi jika suaminya telah menikah dengan Siti.
Ayunda,tampak biasa saja malah dia menikmati makanan telah tersedia.
"aku heran sama kamu,suami nikah tapi keliatan senang,". Ayunda terhenti menyantap makanan nya ke mulut
"Malah asyik makan,apa kamu sudah tidak sayang lagi kepada anakku yu". Sang mertua mendekati menantunya.
"Kalau iya kenapa bu, bukannya anak ibu yang tidak mau menceraikan aku,". Jawab Ayunda
"Bu,jangan bikin rusuh di acara nikahan Hendri,kalau sudah selesai baru kita bahas". Bisik Neli.
Neli, langsung menarik ibunya untuk menjauhi Ayunda,dia takut jika sang ibu malah mengacaukan acara pernikahan Hendri,dan Siti.
Ayunda, tersenyum kecil di sudut bibirnya,saat sang mertua mengalah untuk sementara.
*****
Akad nikah Hendri,dan Siti,telah usai.
Mereka semua berkumpul dirumah Siti,yang cukup megah.
Disitu juga ada Ayunda karena sang mertua mencegah dia pulang duluan.
"Mau bahas apa kalian dengan ku,". Tanya Ayunda, menatap kearah mereka.
"Pesan kan suara mu yu,ini rumahku. Liat mas istri tuamu itu,". Tegur madunya Ayunda.
Namun Hendri,hanya diam tanpa berkata apa-apa.
"Hend,lebih baik kamu talak saja Ayunda,dia tidak sayang dan cinta lagi sama kamu.buat apa juga mempertahankan dia,". Kata sang mertua Ayunda.
"Bu,aku tidak akan pernah menceraikan Ayunda, apapun itu,". Bentak Hendri.
"Kamu berani yah Hend, membentak ibu seperti itu,". Tegur Ambar.
Hendri, tertunduk ia takut kepada kakaknya itu
"Maaf bu,bukan maksudku membentak ibu,". Lirih Hendri
"Ck,ceraikan aku saja mas,aku muak dengan mu,". Kata Ayunda
"Iya mas,ceraikan saja istri tuamu itu. Untuk apa lagi bersama dia, miskin.ingat yah mas,aku tidak sudi untuk memberikan uangku untuk dia,". Kata Siti dengan lantang.
Membuat Hendri,kaget atas pengakuan istri keduanya, bagaimana dia memberikan nafkah kepada Ayunda,jika tidak maka Ayunda akan pergi.
Benar kata ibu,untuk apa juga aku mempertahankan istri pemalas, batin Hendri.
"ayo mas,kamu takak aku,".
Kalau mas Hendri, menalak Ayunda, berarti aku akan jadi istri satu-satunya,batin Siti.
Ia sangat bahagia jika Hendri menalak istri tuanya itu.
"Maaf,aku tidak bisa,". Ucap Hendri
"Gila kamu mas,". Ucap Ayunda, langsung beranjak pergi keluar dari rumah madunya itu.
"Yu,yu.tungguin mas,". Hendri, langsung meraih tangan Ayunda.
Ayunda, langsung menghempaskan tangan Suaminya itu."apa kamu tidak mau lagi aku sentuh yu.aku ini masih suami sahmu,". Hendri,tengah geram kepada istrinya
"Mulai saat ini kamu bukan lagi suamiku mas secepatnya aku menggugat cerai di pengadilan agama,". Jawab Ayunda.
"Kamu tidak berhak yu seperti ini,". Namun Ayunda,menggubris perkataan Suaminya,ia terus melangkah meninggalkan Hendri.
"yu,mau kemana kamu ha,aku belum selesai berbicara,dasar istri durhaka kamu yu,". teriak Hendri lagi
Hendri,ingin mengejar istrinya namun di tahan kakaknya Ambar.
"Mau kemana kamu Hend,bukankah Siti, istri juga ha. Untuk apa kamu mengejar istri miskin itu,lebih baik kamu dengan siti. Ingat yah Hend,ibu sangat bahagia jika kamu dengan Siti,". Kata Ambar.
"Iya kak,aku akan menuruti perkataan ibu,". kata Hendri, walaupun di hatinya ingin sekali dia menyusul Ayunda, istri pertamanya.
Ad senyuman kecil di sudut bibir Ambar, tentu saja Hendri,akan menuruti jika terbuat atas nama ibu
Ayunda,dia langsung mengunci pintu rumahnya,itu pun rumah peninggalan orang tuanya sendiri.
"Ck,suami takut ibu dan kakaknya, sial. Aku menikahi pria yang tidak bisa bertanggung jawab,bodoh sekali kamu yu, bisa-bisanya punya suami seperti dia,".
Gerutu Ayunda,kepada dirinya sendiri.
Didalam kamar
Malam ini adalah malam pertama bagi calon pengantin.
Hendri,sangat kagum kemolekan tubuh Siti. Walaupun Janda anak dua tak kalah dengan perempuan lain.
"Mas,malam ini.malam pertama kita,". Siti, mulai memainkan bidang dada rata sang suami.
Sehingga Hendri, terpancing nafsu,tanpa ambil pusing lagi dia langsung menerkam istri mudanya.
untuk apa aku sia-siakan tubuh seindah ini, batin Hendri.
Malam ini di saksikan seisi kamar, Hendri dan Siti sedang berolahraga malam, keringat bercucuran membasahi tubuh mereka.
******* siti, membuat Hendri, bersemangat untuk mengompa lebih kencang, sehingga gunung kembar Siti,juga ikutan turun naik.
Hendri,juga melahap gunung kembar itu,membuat Siti, semakin menggila tangannya sudah mengacak-acak rambut Hendri,yang sedari tadi ia menyusu seperti anak bayi saja.
Hendri, menikmati malam pengantin mereka,awalnya saja menolak tidak mau menikah dengan siti,tapi sekarang dia malah menikmati tubuhnya.
Siti, tersenyum puas. Dia juga sudah lama menjanda jadi haus dari belaian dan sentuhan seorang suami. Hendri juga sudah lama tidak melakukan hubungan badan kepada Ayunda,karena dia selalu bertengkar dengan Ayunda,hingga tidak ada waktu untuk bercinta
menurut harus yang betul.