"Hey, Dad !!"
Tidak ada angin maupun hujan tiba-tiba Kaizar di panggil ayah oleh dua bocah kembar yang kebetulan ia temui di sebuah mall.
"Jangan panggil aku Daddy, aku belum menikah." Tolak pria itu dengan tegas.
Namun sejak saat itu hidup Kaizar selalu di ganggu oleh ke dua bocah nakal itu.
Siapa sebenarnya mereka dan ada hubungan apa mereka dengan Elle sekretaris sekaligus partner ranjangnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~09
"Kembalikan minumanku, pak Kaizar Adiguna yang terhormat !!" Elle nampak kesal hingga menyebut nama lengkap pria itu.
Namun tanpa siapa sangka, pria tersebut justru meneguk minumannya hingga habis tak bersisa lalu meletakkan kembali gelas kosong itu di hadapannya.
"Kamu tahu, minum alkohol di pagi hari hanya akan merusak lambung yang kosong." Terang pria itu tanpa perasaan bersalah sedikitpun, padahal baru saja menghabiskan minuman milik orang lain tanpa ijin.
Elle nampak tersenyum sinis. "Tapi kamu yang menghabiskannya." Cibirnya kemudian.
"Lihatlah ke sana, aku baru saja menghabiskan sepiring makanan beratku. Jadi ku pikir itu akan aman-aman saja." Kaizar nampak menggerakkan dagunya ke arah meja tak jauh dari sana dan Elle segera mengikuti pandangan pria.
Nampak beberapa pria lokal maupun ekspatriat sedang melambaikan tangan ke mejanya dan Elle yakin mereka adalah teman-teman pria itu.
Sebelumnya ia tak menyadari keberadaan lelaki itu di antara mereka, jika tahu mungkin akan langsung pergi saja.
"Kau benar-benar merusak hariku." Gerutu Elle.
"Benarkah? Lalu apa yang sedang kamu lakukan di sini, bukankah harusnya kamu berada di kantor ?" Tanya Kaizar ingin tahu.
"Bukan urusanmu." Tegas Elle, kemudian beranjak dari duduknya. Malas sekali ia menanggapi pria tidak penting sepertinya.
"Baiklah aku akan menghubungi tuan Marc dan bertanya kenapa membiarkan asistennya keluyuran di jam kerja." Ucap Kaizar yang langsung membuat Elle menghentikan langkahnya lantas berbalik badan menatapnya.
"Aku sudah di pecat, puas ?" Sinisnya menatap jengah pria itu, kenapa di saat seperti ini ada saja yang mengganggunya.
"Kau serius? Apa kamu melakukan kesalahan ?" Tanya pria itu dengan wajah prihatin.
"Duduklah, mungkin aku bisa membantumu." Imbuh pria itu lagi.
Elle nampak menghela napasnya sejenak, lantas kembali duduk di kursinya. Ia memang butuh teman bicara saat ini jika tidak ia bisa gila.
Melihat wanita itu kembali duduk di hadapannya, Kaizar nampak menaikkan sudut bibirnya. "Jadi kenapa kamu di pecat ?" Tanyanya kemudian.
"Aku sering ijin dan mungkin itu kesalahan terbesarku." Terang Elle.
"Kenapa sering tidak masuk ?" Tanya Kaizar lagi.
"Itu bukan urusanmu." Sungut Elle, ia tidak mungkin mengatakan sedang mengurus putranya yang sakit. Karena pria itu pasti akan bertanya di mana suaminya dan ia tidak ingin pria itu tahu jika dirinya belum pernah menikah tapi sudah memiliki anak. Karena pasti akan semakin merendahkannya.
"Baiklah, aku tidak akan ikut campur dan ku dengar tadi kamu sedang mencari pekerjaan di sini. Apa itu benar ?" Kaizar langsung mengalihkan pembicaraan saat wanita itu enggan bercerita.
"Bagaimana kamu tahu? Dasar penguntit." Cibir Elle.
"Bukan aku saja tapi semua teman-temanku juga mendengarnya." Terang pria itu dan sontak membuat Elle menoleh ke arah teman-teman pria itu yang nampak pada beranjak dari duduknya, sepertinya mereka hendak pergi.
Pria itu benar jarak tempat mereka duduk tak begitu jauh dan perkataan manager cafe tadi juga lumayan keras, jadi pantas saja mereka mendengar semuanya.
"Jadi kamu memerlukan pekerjaan saat ini ?" Tanya Kaizar setelah melambaikan tangannya ke arah teman-temannya yang hendak meninggalkan cafe tersebut.
"Tentu saja." Sahut Elle.
"Apa uang yang keberikan waktu itu telah habis ?" Kaizar penasaran, karena belum satu bulan ia memberikan wanita itu 200 juta sebagai kompensasi karena telah menidurinya waktu itu.
"Itu bukan urusanmu, kenapa kamu suka sekali ikut campur masalahku ?" Tegas Elle, sepertinya pria itu mulai lancang masuk ke ranah pribadinya.
Kemudian wanita itu memutuskan beranjak dari sana, mengambil tasnya dan mendorong kursinya mundur.
"Aku bisa memberikan mu pekerjaan seperti tuan Marc jika mau dan aku takkan memecatmu jika sering tidak masuk." Ucap Kaizar yang sontak membuat Elle langsung menatapnya.
Wanita itu nampak tersenyum sinis. "Aku tidak berminat, terima kasih." Tegas Elle lantas berlalu pergi.
Ia sangat tahu pekerjaan apa yang di tawarkan oleh pria itu, selain sebagai asistennya pasti juga sebagai penghangat ranjangnya.
Beberapa hari kemudian Elle kembali memasukkan beberapa lamaran pekerjaan, namun belum kunjung mendapatkan panggilan. Hingga ia terpaksa bekerja sebagai pelayan restoran demi menghasilkan uang.
"Nona, tidak bisakah lebih cepat sedikit ?" Protes seorang pelanggan saat ia terlambat membawakan pesanan.
Pelanggan terlalu ramai hingga membuatnya kuwalahan melayani mereka, bahkan beberapa protes maupun teriakan di arahkan kepadanya.
"Silakan pak." Elle nampak meletakkan secangkir kopi di hadapan seorang pria, namun karena mendapatkan teriakan dari pelanggan lain wanita itu nampak terkejut hingga tak sengaja menyenggol kopi tersebut hingga tumpah.
"Nona, berhati-hatilah. Apa kamu tidak bisa bekerja? Manager lihatlah, kenapa kamu masih mempertahankan pegawai ceroboh sepertinya ?" Protes pria tersebut.
Sang manager langsung datang dan melihat tumpahan kopi di atas meja. "Kamu benar-benar tidak becus bekerja Elle, sekarang kamu saya pecat !!" Tegas pria itu kemudian.
Elle yang merasa kesal dan lelah segera berlalu pergi dari restoran tersebut, kenapa nasibnya sial sekali.
Keesokan harinya Elle kembali bekerja di sebuah pusat perbelanjaan sebagai cleaning service, meskipun gajinya kecil tapi lingkungannya sangat nyaman dan ia merasa betah. Walaupun ia masih berharap akan mendapatkan panggilan pekerjaan di perusahaan yang pasti gajinya akan lebih besar.
Namun daripada ia menganggur jadi lebih baik mengerjakan apapun asalkan mendapatkan pemasukan.
Saat sedang mengepel lantai, lagi-lagi Elle tak sengaja bertemu dengan Kaizar yang sedang bersama teman wanitanya.
"Kamu bekerja di sini ?" Ucapnya dengan pandangan terkejut sekaligus merendahkan.
"Bukan urusanmu." Terang Elle, kemudian berlalu dari hadapan pria itu.
"Kai, kamu mengenal wanita itu ?" Shela sahabat pria itu langsung bertanya.
"Itu tidak penting." Tegas Kaizar yang enggan bercerita.
"Baiklah, lagipula sejak kapan wanita rendahan menjadi kepentinganmu." Timpal wanita itu sembari mengajak pria itu berlalu dari sana.
Sebelum pergi Kaizar nampak melirik ke arah Elle yang sedang mengepel lantai.
"Nona, apa yang sedang kamu lakukan ?" Seorang wanita langsung melayangkan protes pada Elle saat hampir jatuh terpeleset.
"Memang apa yang ku lakukan? Bukankah aku sudah memasang tanda peringatan jika lantai sedang basah." Terang Elle membela diri.
"Dasar pelayan rendahan, sudah salah masih saja ngotot." Wanita berbadan gempal itu langsung mengangkat ember air dan menyiramnya ke badan Elle hingga membuat pakaian wanita itu basah kuyup dan menjadi tontonan pengunjung di sana.
Hingga manager mall tersebut harus turun langsung untuk menanganinya. "Elle, kamu benar-benar membuat gaduh di sini dan sekarang juga kamu saya pecat !!" Ujar pria itu.
Elle nampak tak berdaya, nasibnya benar-benar sial dan ia tak tahu lagi harus bagaimana saat ini.
Namun tiba-tiba seseorang menutup pakaiannya yang basah dengan sebuah handuk hingga membuat wanita itu langsung menoleh.
"Kau ?"