Hilya Nadhira, ia tidak pernah menyangka bahwa kebaikannya menolong seorang pria berakhir menjadi sebuah hubungan pernikahan.
Pria yang jelas tidak diketahui asal usulnya bahkan kehilangan ingatannya itu, kini hidup satu atap dengannya dengan status suami.
" Gimana kalau dia udah inget dan pergi meninggalkanmu, bukannya kamu akan jadi janda nduk?"
" Ndak apa Bu'e, bukankah itu hanya sekedar status. Hilya ndak pernah berpikir jauh. Jika memang Mas udah inget dan mau pergi itu hak dia."
Siapa sebenarnya pria yang jadi suami Hilya ini?
Mengapa dia bisa hilang ingatan? Dan apakah benar dia akan meninggalkan Hilya jika ingatannya sudah kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
STOK13: Rencana Tara
Hari berikutnya Nizam diperintahkan oleh Tara untuk membawanya ke rumah sakit. Dengan dalih membantu Tara dalam mengingat, Nizam harus mengungkapkan alsan itu kepada Hilya agar diizinkan untuk pergi hanya berdua saja.
" Saya akan menjaga Tuan, Nyonya. Saya berjanji, aah jika Nyonya tidak percaya, saya akan meninggalkan kartu tanda pengenal saya di sini."
Niat tulus Nizam bisa dilihat oleh Hilya dan pada akhirnya Hilya melepaskan Tara pergi. Lagi pula kali ini dia juga tidak bisa kukuh untuk menahan Tara, terlebih Dokter Rudi sendiri yang mengatakan kalau hari ini Tara harus kontrol dimana bertepatan sekali dengan Hilya yang harus menyelesaikan panen di kebun yang satunya lagi. Tentu saja semua itu sudah diatur oleh Tara.
" Mas, Mas Nizam orang baik kok. Siapa tahu dengan keberadaan dia bisa buat Mas inget sesuatu."
" Ya baiklah kalau begitu, aku akan cepat pulang setelah selesai."
Hilya tersenyum simpul, dia melepaskan Tara pergi dengan Nizam. Tapi Hilya merasakan sesuatu yang kain, dia bahkan tidak beranjak dari tempatnya berdiri saat ini sampai punggung Tara menghilang sepenuhnya dari jangkauan matanya.
" Rasanya nggak enak, di dada kayak ada yang hilang. Seolah-olah Mas Tara akan benar-benar pergi meninggalkan aku. Haah, yo opo sik to pikir to Hil, kalau Mas Tara emang udah waktunya harus pergi yo biarkan. Dia jelas punya kehidupannya sendiri bukan? Hidupnya di sini, statusnya di sini, semua hanya sekedar mampir. Jadi, ayo jangan dipikirin."
Hilya mengepalkan tangannya untuk menyemangati dirinya sendiri. Tapi itu hanya berlaku untuk beberapa saat saja. Selebihnya ia kembali teringat oleh pria asing yang sudah jadi suaminya untuk beberapa waktu.
" Haah, ternyata memang jadi kepikiran hahahha."
" Nduk, kamu kenapa?"
Hilya langsung menghentikan tawanya yang sesungguhnya menertawakan dirinya sendiri ketika Yani bertanya kepadanya. Ia sedikit terkejut, tapi dia berharap gumamannya tidak terdengar oleh sang ibu.
" Ndak apa Bu'e. Ayo selesaikan, dikit lagi rampung."
" Ya sudah kalau begitu. Bu'e pikir ada apa."
Sedangkan itu Nizam dan Tara sudah sampai di rumah sakit. Mereka langsung menuju ke bagian administrasi untuk menanyakan nomor rekening Hilya, dan Tara langung menggantinya bahkan melipat ga dakan jumlah yang seharusnya.
Setelah itu keduanya berjalan menuju ke kantor Dokter Rudi. Kali ini dia akan meminjam ruangan dokter tersebut guna melakukan panggilan video kepada orang rumah.
Nizam menanyakan sekali lagi atas rencana Tara yang akan memalsukan kematian Raka Pittore. Awalnya Tara sangat yakin tapi seketika dia mengerutkan alisnya dan mendapat ide baru.
" Apa lagi Bos? Tahu nggak kalua Bos udah naikin satu alis tuh, asli aku jadi gemeter."
" Tck, ribut. Sekarang kita mukai rapat yang akan dilakukan beberapa sesi ini."
Nizam pasrah, selalu ada saja yang ada di kepala Tara. Tapi bagaimanapun ia akan mengikuti semua yang Tara perintahkan.
Pertama, Nizam menghubungi kedua orang tua Tara. Yasa dan Kaluna sungguh senang melihat putra mereka baik-baim saja. Terlebih Kaluna, ibu dua anak itu tidak bisa membendung air matanya, dan Tara membiarkan itu untuk sejenak. Setelah Kaluna lebih tenang, ia kemudian menjelaskan rencananya.
Tara tahu Kaluna pasti tidak setuju tapi ia harus melibatkan bundanya itu ke daka rencananya. Dari pada tidak, malah bisa menjadi bumerang tersendiri nantinya!
" Yah, Bund umumkan bahwa Raka Pittore tidak bisa beraktivitas seperti bisa dan hanya terbaring di tempat tidur dengan dibantu alat-alat medis. Tunggu, jangan protes dulu ya. Ayah dan Bunda harus tahu bahwa apa yang menimpa Tara adalah ulah seseorang, dalam hal ini ada orang yang menginginkan nyawa Tara. Dan rencana ini akan membuka siapa dalangnya."
Yasa dan Kaluna saling pandang, rencana ini terkesan ekstrem tapi mereka memahami jalan ceritanya. Hanya saja hal yang sedikit sulit ketika sanak saudara dan sahabat yang nanti bertanya dan saling berdatangan ke rumah. Tentu hal itu akan jadi PR tersendiri.
" Nah, maka dari itu bantuan yang Tara minta adalah Ayah dan Bunda handle bagian tersebut. Terutama awak media, nanti Tara akan minta bantuan Nayaka soal itu."
" Ya baiklah, jika rencanamu seperti itu, Ayah dan Bunda akan bekerja sama. Tapi inget lho ya, kalau udah selesai segera pulang."
Tara hanya tersenyum menanggapi ucapan sang ayah. Ya dia pasti akan pulang, tapi akan banyak hal yang jadi pertimbangannya nanti.
Setelah dirasa cukup, kini Tara memulai rapat keduanya dengan Nayaka. Wajah sumringah dari sepupunya itu menandakan bahwa Nayaka juga senang melihat Tara yang baik-baik saja.
Secara singkat Tara menjelaskan apa yang jai rencananya. Nayaka pun paham dan dia sudah langsung memerintahkan anak buahnya untuk menjaga kediaman sang paman.
" Selain ini, aku mengirim Nizam kembali hari ini juga. Nizam akan mencari terakhir kemana aku pergi dan siapa yang mengundang, coba selidiki dari itu ya. Soalnya aku yakin sih pasti orang itu ada hubungannya."
" Tenang aja Bang, setelah dapet nama kapal yang abang naiki hari itu maka semuanya akan bisa dilacak."
Tara mengangguk, adik sepupunya itu memang selalu bisa diandalkan. Dan setelah mengakhiri rapat kedua, ia kini akan melakukan rapat terakhir yakni rapat dengan Nizam.
Nizam mengatakan semua yang ia ketahui dan juga menjelaskan bahwa kediaman yang satu itu terdapat sebuah tindakan pencurian.
" TBGS berhasil dicuri, sebenarnya ini sesuai prediksi Bos beberapa bulan yang lalu."
" Haah, orang itu. Tapi aku yakin sih Zam, saat aku dikabarkan tidak berdaya akan banyak bermunculan orang dengan sifat asli mereka."
Nizam setuju dengan ucapan Tara, dan itu waktunya mereka untuk bersih-bersih. Sebagai Raka Pittore, rupanya banyak orang yang ingin dia jatuh juga. Sebenarnya Tara sudah tahu akan hal itu, tapi dia ingin melihat langsung siapa saja yang akan menggunakan kondisinya untuk memanjat.
TBC
thor, sukses selalu
banyak typo 🤭