Kisah seorang wanita yang mencari kebahagiaan setelah perceraian.
Kara Gantari seorang gadis yang menikah dengan Adi Saputro karena permintaan sang kakek disertai ancaman tidak akan mendapatkan warisan. Setahun kemudian Kara diceraikan oleh Adi karena sudah mendapatkan warisannya.
Pertemuannya dengan seorang CEO yang gesrek, pecinta dangdut, melokal luar dalam, membuat Kara pusing tujuh keliling tapi Rayden adalah pria yang sangat memuja Kara. Kehidupan keduanya pun diuji dengan tragedi.
Apakah Kara dan Rayden akan menemukan kebahagiaannya?
Cerita ini murni halu milik author
Follow Ig ku di hana_reeves_nt
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa Dia?
Kara menatap layar ponselnya yang diberikan wallpaper foto Rayden dengan tatapan sebal. Berani-beraninya dia!
"Jangan kamu ganti! Sebagai bukti aku yang membelikan" ucap Rayden sombong.
Kara tidak memperdulikan langsung mengganti wallpaper dan tema ponselnya menjadi standar.
"Ponsel saya dipakai untuk kerja, bukan untuk pamer wallpaper!"
"Kamu tuh..." Rayden menatap sebal ke Kara sedangkan gadis itu malah asyik membuka semua data baik data email, pekerjaan dan foto-fotonya.
Wajah cantik Kara lalu mendongak dan menatap Rayden dengan tatapan menyelidik.
"Kamu tidak mengkopi data-data ku kan Mr Takahashi?" tanya Kara sambil memincingkan matanya.
Rayden tampak terkejut. "Astagaaaaa Kara Santan! Aku tidak serendah itu!" ucapnya dramatis.
Kara lalu beringsut duduk di sebelah Rayden dan mulai membuka laptop milik pria itu yang ternyata di password.
"Apa nama password nya?" tanya Kara.
"Hei, privacy Kara, privacy" protes Rayden.
"Benar kamu tidak mengkopi dataku?" Kara menatap tajam ke manik abu-abu Rayden.
"Sumpah Pramuka!" ucapnya sambil memberikan tanda V dengan jari telunjuk dan tengahnya.
Kara pun berpindah tempat duduk dari sebelah Rayden ke tempatnya semula.
"Anda tidak pulang?" tanya Kara cuek.
"Ngusir?"
"Iya. Sudah jam setengah sembilan malam. Maaf tapi saya tidak mau ada salah paham di kampung sini, Mr Takahashi."
"Pintu rumah terbuka, kita terlihat dari jalan, ada bik Ijah, kita berpakaian sopan. Kenapa harus pusing? Oh by the way, tolong panggil nama depanku jangan nama belakang ku. Rasanya seperti papaku yang dipanggil."
"Bukan masalah pintu rumah terbuka Mr Ray..."
"Panggil aku Ray. Kan kamu batal jadi pegawai ku" potong Rayden.
"Bukan masalah pintu rumah terbuka, Ray tapi saya tidak nyaman. Terimakasih atas ponselnya dan membantu saya memindahkan data tapi..."
Rayden mengangkat tangannya. "Aku paham, Kara." Pria itu lalu membereskan laptop dan menyerahkan paper bag berisi kotak hp baru Kara. "Oh, nomor kontakku sudah ada disitu. Siapa tahu kamu membutuhkan aku" kedip Rayden yang membuat Kara menatapnya sebal.
"Lho tuan Rayden sudah mau pulang?" tanya bik Ijah yang baru keluar dari dapur.
"Iya bik, terimakasih atas sayur asamnya yang sedap" senyum Rayden.
"Kapan-kapan kesini lagi tuan, nanti saya dan non Kara masak enak-enak" ucap bik Ijah mengacuhkan tatapan jengkel Kara.
"Emang Kara bisa masak?" ledek Rayden.
"Eh bisa lah tuan Enak lho!" puji bik Ijah sambil memberikan jempol.
"Boleh deh, kapan-kapan saya kemari lagi." Rayden pun keluar dari pagar rumah Kara lalu membuka pintu mobil Mercedes G classnya.
Mobil mewah itu pun pergi meninggalkan rumah Kara yang masih manyun dengan perilaku ajaib boss urungnya.
"Bik Ijah tuh apa-apaan sih? Main ngesrong ajah!" omel Kara ketika melihat bik Ijah memasang gembok rumah. "Bik Ijah naksir tuh orang?"
Bik Ijah tertawa lalu menggamit lengan majikannya. Setelah menutup pintu rumah, wanita paruh baya itu mengajak Kara duduk.
"Non, sudah waktunya non dapat yang lebih dari mantannya si non! Bibik lihat, tuan Rayden lebih kaya dari si mantan" kekeh bik Ijah.
"Astaghfirullah, kok malah mikirin kekayaan" Kara menepuk jidatnya.
"Mobilnya ajah keren lho non!"
"Paling juga nyewa dia!" cebik Kara.
"Ponselnya non juga tampak mahal."
"Paling dia pakai promo bunga 0% kartu kredit."
"Bajunya itu bermerk lho non."
"Biasa ajah tuh!" balas Kara.
Bik Ijah melongo. "Non Kara sekarang jadi rumpi ya?"
"So? Udah ah bik, aku capek! Besok masih harus bangun pagi. Besok malam aja kalau mau gosip, kan hari Jumat soalnya Sabtu besok aku jatah libur" ucap Kara sambil berdiri dan membawa paper bag isi kotak ponselnya.
"Non, Sabtu belanja ya, sudah menipis daging dan teman-temannya."
"Oke!"
***
Tanpa mereka sadari tadi, Adi yang baru saja selesai lembur berencana hendak mampir ke rumah Kara membawakan martabak manis namun akhirnya dia mengurungkan niatnya karena melihat sebuah mobil mewah terparkir di depan rumah mantan istrinya.
Seorang pria keluar dari pagar rumah Kara tapi Adi tidak bisa melihat wajahnya karena lampu jalan dekat rumah Kara padam. Siapa yang datang ke rumahmu Kara? Adi mengacak rambutnya kasar. Kenapa aku jadi tidak ikhlas dia punya teman pria?
Adi segera pergi meninggalkan rumah Kara ketika mobil Mercedes silver itu pergi. Dari dalam mobilnya, Adi bisa melihat Kara sedang berdebat dengan bik Ijah. Entah apa yang mereka bicarakan.
Kamu kok semakin cantik?
***
Kara sedang memasukkan data akun ojek online nya ketika sebuah pesan masuk ke akun WhatsApp nya.
Rayden Darling ❤️
"HAAAAHHHH?" Kara melongo melihat nama disana. Buru-buru langsung dia ganti dengan 'Rayden 🤛🏻🤛🏻🤛🏻'.
📩 Rayden 🤛🏻🤛🏻🤛🏻 : test drive
📩 Rayden 🤛🏻🤛🏻🤛🏻 : di read doang?
Kara mengacuhkan pesan tidak jelas dari pria menyebalkan itu dan tetap memasukkan data untuk akun ojek online dan akun shopping onlinenya.
📩 Rayden 🤛🏻🤛🏻🤛🏻 : Woooiiii Santan!
Kara tetap mengacuhkannya dan setelah selesai dia langsung mematikan ponselnya dan bersiap sholat isya lalu tidur.
***
Di sebuah rumah mewah, Rayden uring-uringan sambil menatap ponselnya. Telpon, nggak, telpon, nggak. Telpon deh!
Rayden lalu menelpon Kara dengan voice call.
Jurusan yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan.
Astagaaaaa! Janda satu ituuuu!
***
Sophia terkejut melihat Kara sudah sampai di kantor pagi-pagi dan melihat ponsel baru Kara yang harganya selangit.
"Selamat pagi Bu Sophia" sapa Kara sopan.
"Pagi Kara. Ponselmu baru?" tanya Sophia.
"Iya Bu, dikasih orang ya sudah saya pakai saja. Alhamdulillah rejeki, gretongan pula" kekeh Kara.
"Ini harganya wow lho!"
"Biarin saja, wong orangnya ikhlas kasih kok!"
"Memang siapa yang kasih Kara?"
"Orang yang nabrak saya, dia merasa bersalah jadinya menggantikan ponsel lama saya" senyum Kara.
"Puji Tuhan masih ada orang baik, Kara" senyum Sophia.
"Iya Bu, Alhamdulillah." Lebih tepatnya modus terselubung Bu, bukan niat baik. - batin Kara.
***
Rayden berkutat dengan dengan banyaknya berkas yang diberikan Jake. Tidak banyak yang tahu bahwa dirinya adalah CEO Takahashi Holding Company yang memiliki banyak perusahaan di bawahnya. Takahashi LLC adalah perusahaan yang berpusat di Jepang memiliki banyak anak perusahaan baik di bidang otomotif, elektronik dan garmen yang tersebar di berbagai negara.
Oleh ayahnya, Rayden ditugaskan mengurus cabang di Jakarta sedangkan kakak perempuannya, Rayna memegang di Jepang bersama dengan sang ayah. Kakaknya sudah menikah dengan seorang dokter spesialis bedah rumah sakit di Tokyo.
Rayden sendiri berusia 28 tahun, belum menikah, lulusan Harvard Business School dan sudah tiga tahun terakhir ini ditugaskan di Jakarta tapi lebih sering pulang ke Tokyo.
Saat Kara datang untuk interview, harusnya bukan tugasnya melainkan tugas Jake hanya saja pada saat itu Jake ijin ke kamar mandi, jadilah Rayden yang menggantikan asisten durjananya. Semenjak pertemuannya dengan Kara, Rayden jadi malas pulang ke Tokyo dan lebih fokus untuk bekerja sekarang.
Rayden melirik ponselnya untuk mencari pesan yang ditunggunya dari tadi tapi tetap saja tidak ada yang masuk dari Kara. Janda satu itu yaaaa! Gue halalkan baru tahu rasa!
Rasanya Rayden ingin menggigit habis vulpennya tapi mengingat itu hadiah dari sang kakak dan bisa diamuk kalau cacat, dia mengurungkan niatnya. Kayaknya seru kalau mendapatkan Kara dan mengambil alih perusahaan mantan suaminya. Rayden tersenyum licik.
Suara notifikasi terdengar dan Rayden langsung semangat tapi wajahnya berubah manyun karena yang mengirimkan pesan adalah Jake.
📩 Jake Adams : Boss, mau dibelikan makan siang apa?
Aku mau Kara Santan!
***
Yuhuuu Up Siang Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote n gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️