NovelToon NovelToon
RACUN

RACUN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Poligami / Kisah cinta masa kecil
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Girl_Rain

Apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan kelabu yang menyelimuti rumah tangga selama lima tahun?

Khalisah meminta suaminya untuk menikah lagi dengan perempuan yang dipilih mertuanya.

Sosok ceria, lugu, dan bertingkah apa adanya adalah Hara yang merupakan teman masa kecil Abizar yang menjadi adik madu Khalisah, dapat mengkuningkan suasana serta merta hati yang mengikuti. Namun mengabu-abukan hati Khalisah yang biru.

Bagaimana dengan kombinasi ini? Apa akan menjadi masalah bila ditambahkan oranye ke dalamnya?

Instagram: @girl_rain67

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Girl_Rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

H. 12~Melangkah Dengannya

Hari-hari kembali berlalu dengan cepat, hingga tidak terasa sudah seminggu lebih Khalisah mengajari Hara cara mengerjakan pekerjaan rumah.

Hara bukannya tidak bisa, namun cara mengerjakan pekerjaan rumah yang ditunjukkan oleh Khalisah agak berbeda dari yang diketahuinya. Contohnya saja mencuci alat masak, Khalisah selalu mencuci pisau bekasan membersihkan ayam namun kadang membiarkan pisau bekasan memotong buah.

Mengajaknya mengelilingi rumah rumah sambil memperhatikan lantai sebelum mengepelnya. Kata mbak Khalisah 'harus memastikan dulu apa ada kotoran cicaknya'. Pun hal-hal lainnya yang kadang meringankan pekerjaan dan terkadang menjadi sulit.

Namun Hara tak mempermasalahkannya, justru ia senang bisa lebih akrab sama istri pertama suaminya. Juga karena Hara merasakan niat baik mbak Khalisah dari setiap perlakuannya, dan mengetahui hal tersebut membuat rasa takut Hara pada mbak Khalisah mulai berkurang.

Sudah dua jam berlalu semenjak mas Abi berangkat, batin Khalisah.

Sadari tadi ia disibukkan mencuci piring-piring bekasan sarapan sambil mendengarkan tausiah ustad Abdul Somad dengan handset terpasang di telinga.

Setelahnya beralih mengelap piring.

"Baa!"

Bahu Khalisah dipegang hingga Khalisah tersentak. "استغفرالله!"

Prang!

Ah ya, piringnya terlepas dari tangan Khalisah dan menghantam lantai hingga pecah.

Hara, sang pelaku jadi panik. "Ma-maafkan aku, Mbak. Biar aku beresin."

Khalisah hendak memegang bahu Hara, namun perempuan itu duluan membungkuk.

"A-aww." Tiba-tiba Hara meringis, menyebabkan Khalisah ingin membungkuk.

"Hara!"

Khalisah menoleh pada mama Laili yang berlari seakan tidak ada hari esok, dan langsung berjongkok serta memegangi lengan Hara.

"Apa yang terjadi?" tanya mama Laili panik.

"Perut aku sakit, Ma," jawab Hara sembari meraba perutnya. Ekspresi wajah Hara terlihat kesakitan.

Mama Laili mengambil langkah mengajak Hara berdiri lebih dulu.

Khalisah mau membantu, tapi tangannya ditepis kuat oleh mama Laili.

"Ini salah kamu!" hardik mama Laili.

Kening Khalisah menyatu.

"Beberapa hari ini kamu suruh Hara ngerjain semua pekerjaan rumah sampai Hara kelelahan, akibatnya perut Hara jadi kesakitan!" terang mama Laili sambil melotot.

Mata Khalisah membola.

Benarkah gara-gara aku?

"Nggak, nggak. Itu nggak benar," sahut Hara yang kini dipapah mama Laili.

Mama Laili berpaling pada Hara dan berucap lembut. "Kamu nggak usah belain dia, Hara. Dia punya niat jahat sama kamu. Bisa saja 'kan selama ini dia kamu menyuruh ini-itu supaya kamu kelelahan dan berakhir keguguran."

Khalisah terhenyak, terkejut atas pemikiran mertuanya. "Enggak, Ma. Aku nggak pernah sekalipun berpikir melakukan perbuatan hina seperti itu."

"Nggak usah bersikap sok suci! Kamu pasti iri pada Hara yang bisa langsung hamil, sedang kamu yang sudah menikah lima tahun tapi belum hamil juga."

"اعوذ بالله من الشيطان الرجيم. Sifat iri aku usahakan agar tidak memilikinya, dan aku percaya pada anugrah Allah perihal segalanya termasuk perkara anak. Mama tolong renungan kembali kata-kata Mama." Mata Khalisah berkaca-kaca.

"Alah, kamu pikir saya bakal percaya bila mengingat perbuatan kamu selama ini."

"Cukup, Ma. Aku--"

Hara kembali meringis dan kali ini tubuhnya bergetar akibat berusaha menahan tubuhnya. Khalisah ingin menahan tubuh Hara lantaran mengerti maksud sikap Hara, namun lagi-lagi mama Laili menepis tangannya.

"Jangan sentuh, Hara. Kotor!"

Deg!

"Ma, itu udah keterlaluan," sambut Hara.

Ngilu, rasanya hatinya seperti ditikam pisau. Khalisah membeku selayaknya dibekukan oleh es.

"Sudah." Mama Laili mulai membawa Hara pergi meninggalkan Khalisah di dapur dalam keadaan hampa.

Sempat sekali Hara menoleh ke belakang dan mendapatkan Khalisah yang tertawa hambar, dan karenanya perasaan sedih ikut dirasakannya.

Kemudian Khalisah terengah-engah sebab tak bisa bernapas dengan benar. "استغفرالله، استغفرالله العظيم. "

Air mata Khalisah jatuh. "Aku nggak kuat lagi."

Segera Khalisah kembali ke kamarnya. Ia mengambil koper di bawah kasur dan mengiringnya mendekati lemari. Khalisah memasukkan pakaiannya ke dalam koper dan tas selempangnya.

Tanpa ragu Khalisah keluar dari kamarnya. Melewati ruang tamu, pintu utama, halaman utama dan yang terakhir adalah gerbang keluarga Alfaris. Semua sangat lancar seakan tuhan memang membenarkan tindakannya sehingga pak Angga sampai tidak ada di pos penjagaan.

"بسم الله الرحمن الرحيم ،" ucapnya ketika mulai melangkah meninggalkan rumah yang sudah ditinggalinya lima tahun ini.

.

.

.

.

Ponsel Abizar bergetar. Segera tangan kirinya mengambil ponsel dalam saku, sedang tangan kanannya memegang kemudi. "Aish, aku lupa bawa speaker." Abizar meletakkan ponsel di telinga kirinya.

"Halo."

"Pak, non Khalisah pergi dari rumah," lapor bodyguard yang ditugaskan untuk menjaga Khalisah.

"Apa! Bagaimana bisa? Apa yang terjadi?" tutur beruntun dari Abizar mengerem mobilnya.

"Sepertinya non Khalisah sakit karena dikatai kotor oleh Nyonya," terang sang bodyguard yang mendapat mendapat pelototan dari orang di sampingnya.

Begitu tahu mbak Khalisah tidak ada di rumah, dan beberapa pakaian pun menghilang ia segera mencari bawahan sang suami untuk menelpon Abizar

Hara merebut ponsel dari bawahan suaminya. Jujur, ia tak suka cara melapor yang menuduh sebelah pihak. "Halo, Bi. Bukan begitu ceritanya, mbak Khalisah pergi untuk nenangin diri. Mbak Khalisah butuh, Abi."

"Penjelasan kamu tak berarti, Hara. Katakan pada Edgar untuk mencari Khalisah, dan jangan memberikan laporan kecuali dia sudah menemukan Khalisah. Aku pulang sekarang."

"Edgar, Edgar siapa?" Tapi Abizar lebih dulu mematikan ponselnya.

"Apa yang dikatakan, pak Abi?" tanya sang bodyguard.

"Abi menyuruh orang bernama Edgar untuk mencari mbak Khalisah. Memang, mana yang nama Edgar?" tanya Hara, dirinya tak sadar orang di sampingnya sudah meninggalkannya sadari tadi. Hara menggerutu.

Di tempat lain, Khalisah kini menyusuri trotoar jalan raya setelah berhasil keluar dari komplek perumahan orang berada.

"Sekarang aku kemana ya?" gumamnya masih berjalan sambil menarik koper.

"Kalau pulang ke rumah dulu ada Humaira di sana. Nanti dia malah berpikiran macam-macam dan melabrak rumah Al-Ghifari. Bisa gawat. Sebaiknya aku cari kontrakan saja."

"Kontrakan? Mbak cari kontrakan?" Seorang wanita paruh baya menyahut ucapan. Wanita itu berdiri di hadapannya disertai wajah yang sumringah.

"I-iya," balas Khalisah agak terkejut.

"Pas banget. Saya ini pemilik kontrakan di daerah sini. Mbak mau sewa 'nggak? Biayanya murah lho, mumpung kontrakannya juga baru dibangun jadi saya kasih diskon. Mbak cuma perlu bayar mukanya lima ratus aja, gimana?" jelas wanita paruh baya itu.

"Emm, gimana ya?" Khalisah tampak berpikir, dan pikirannya agak terbebani dikarenakan ibuk-nya terlihat sangat berharap.

Dengan mengucap bismillah dalam hati, Khalisah menghela napas. "Baiklah, saya lihat kontrakannya dulu boleh?"

"Boleh, boleh. Ayo, ikuti saja."

Ibuknya segera membawa Khalisah ke kontrakan yang mau disewanya. Diperlihatkan padanya sebuah kontrakan secara menyeluruh pada Khalisah mulai dari ruang tamu, satu kamar, dan dapur juga kamar mandi yang berada di dalam rumah.

"Baiklah, saya mau menyewanya," putus Khalisah.

...☠️...

...☠️...

...☠️...

Bersama: Tisara Al-Muchtar, Rain berkarya dan beberapa orang lainnya yang jadi sumber pengetahuan Rain.

1
Aminin azaaa
bingung Thor Edgar kan seorang polisi, tp bertahun tahun jd bodyguard khalisah, gimana cara bagi waktu nya🙏🙏
Masitoh Masitoh
jujur aku heran dgn sikap Khalisah terlalu baik ya Thor walau mertua SDH hadirin madu bahkan suaminya mafia
@Girl_Rain67: Jujur, Rain pun pengen jadi Khalisah. Tapi tak sanggup 😢
total 1 replies
Dinda Putri
up
Dinda Putri
Lanjut Thor jangan kelama an upnya jadi penasaran
@Girl_Rain67: Siap, kak
total 1 replies
Dinda Putri
luar biasa
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
@Girl_Rain67: Insyaallah
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Aminin azaaa
lanjutkan
@Girl_Rain67: Siap, kak. /Smile/
total 1 replies
Aminin azaaa
lanjut
Gadiscantik27
Malam, kak. Boleh minta support balik, kak?
@Girl_Rain67: Boleh, kak 🌹
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!