Mistis dan hal ghoib bagi Nayla hanyalah mitos sebelum dia mengalami kejadian yang membuatnya terpaksa mempercayai hal-hal yang berbau suprantural itu setelah mengalaminya sendiri.
Meninggal akibat konspirasi suami dan kakak angkatnya, Nayla hidup kembali ditubuh seorang gadis dengan nama yang sama dengannya yang memang telah disiapkan untuknya.
Siapakah orang yang sengaja membangkitkan jiwa Nayla?
Mampukah Nayla membalaskan dendam dan menguak teka-teki kehidupannya?
Penasaran...
Ikuti kisah Nayla dalam membalas dendam yang sarat akan hal mistis dan ghoib, yang tentunya sangat menegangkan dan membuat jantung kita berdegub kencang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TABIR MISTERI
Begitu masuk kedalam kamar, Nayla yang masih terpengaruh obat yang pagi tadi diminumnya setelah sarapan, langsung terlelap begitu kepalanya menyentuh bantal.
Didalam alam bawah sadarnya, jiwa Nayla kembali tersedot keluar, melayang diudara dengan kekuatan penuh.
wusssh...
Tubuh Nayla sedikit terhuyung ke belakang begitu kakinya menginjak daratan.
“Dimana ini?”, batinnya binggung.
Disamping kiri dan kanannya penuh dengan pohon berukuran besar yang rimbun. Bau tanah basah menyeruak masuk kedalam indera penciumannya, membuat perasaan Nayla semakin tidak enak.
Sambil mendekap kedua tangannya didada untuk mengusir hawa dingin yang mulai terasa, Nayla berjalan ke depan, berharap dia bisa menemukan seseorang untuk ditanyai.
Cukup lama dia berjalan namun ujungnya jalan setapak ibi tak juga dia dapatkan.
“Apakah aku tersesat?”, gumannya sedikit cemas.
Nayla menoleh kekanan dan kekiri, berharap menemukn petunjuk.
"Apa itu? ",batinnya penasaran.
Dari kejauhan, dia melihat ada setitik cahaya, seperti nyala obor, membuat kaki Nayla melangkah kesana dengan cepat.
Sayup-sayup dia mendengar suara gamelan ditabuh. Semakin dia kakinya melangkah maju, suara gamelan semakin terdengar nyaring.
"Seperti ada pesta disana? Siapa yang mengadakan pesta ditengah hutan seperti ini?”, batinnya menggerutu.
Meski takut, namun rasa penasaran yang besar dalam hatinya terus membuat kakinya melangkah hingga tiba dibalik pepohonan yang cukup besar, tak jauh dari keramaian yang ada didepan mata.
Didepan matanya bisa Nayla lihat sekelompok orang sedang berpesta, gelak canda tawa terdengar nyaring, membuat rasa penasaran dalam hatinya semakin tinggi.
Nayla berjalan mengendap-endap semakin ke depan, berusaha untuk melihat siapa orang gila yang melakukan pesta di tengah hutan begini.
Deg,
Tatapan matanya terpaku, pada sosok tiga pemuda yang berdiri tegap dengan tatapan kosong ditengah-tengah panggung, dikelilingi oleh para penari yang meliuk-liukkan badannya dengan gemulai.
“Apa itu Azzam?”, guman Nayla melihat sosok pemuda yang wajanya mirip dengan Winata.
Tubuh Nayla meremang ketika ada tangan dingin menyentuh pundaknya dan berbisik lirih,“Cah ayu, disini bukan tempatmu. Kembalilah...”
Ucapan itu membuat kesadaran Nayla kembali, dan diapun mulai terbangun dari mimpi seramnya.
Hosh hosh hosh...
Nayla terbangun dengan tubuh basah oleh keringat, sebelum kesadarannya kembali, dia sempat melihat para mahkluk yang berpesta, menoleh kepadanya.
Wajah mereka rusak dan menakutkan, bahkan ada beberapa yang tak memiliki wajah, menatap kearahnya dengan penuh kemarahan seolah mereka terganggu dengan kedatangannya.
“Untung saja bisikan itu tiba tepat waktu. Jika tidak, entah apa yang terjadi denganku”, batinnya penuh kelegaan.
Kunti yang sedari tadi melihat tingkah pola Nayla pun menyapanya. “Kamu kenapa? Wajahmu terlihat sangat pucat”, ujarnya.
Mendengar pertanyaan Kunti, Nayla pun mulai menceritakan mimpi yang baru saja dia alami.
“Itu bukan hanya sekedar mimpi ”
Ucapan Kunti membuat Nayla menoleh kesamping dengan cepat, meski dia tak tahu dimana posisi Kunti yang sebenarnya, Nayla hanya mengikuti sumber suara yang ada.
“Apa maksudmu?”, tanya Nayla penasaran.
Kunti pun menjelaskan jika apa yang dia alami didalam mimpi itu merupakan perjalanan spiritual yang akan dia jalani nanti.
Karena Nayla sudah berada didalam rumah Winata, maka secara otomatis, jiwa Azzam yang menginginkan pertolongannya menuntunnya kesana.
“Jadi, maksudmu aku harus membawa kembali jiwa Azzam yang ditahan disana ketubuhnya agar kesadaran Azzam bisa kembali, begitu?”, ucap Nayla mempertegas.
“Yup, anda benar. Tapi, sebelum itu, kamu harus bertemu dengan nenek buyut dulu nanti malam agar perjalananmu kesana tak menemui banyak hambatan”, ujar Kunti menjelaskan.
Setelah mendengar perkataan Kunti, Nayla bukannya merasa tenang, malah sebaliknya, tubuhnya semakin tegang dan hatinya merasakan kecemasan yang amat sangat.
Merasa jika tubuhnya lengket oleh keringat, Nayla pun membersihkan diri didalam kamar mandi agar tubuh dan pikirannya menjadi segar kembali.
Sementara itu, mbah buyut yang ada dirumahnya merasa lega setelah berhasil menarik kembali jiwa Nayla sebelum para makhluk berhasil mengetahui keberadaannya.
Saat ini, kekuatan Nayla belum sempurna karena jiwanya baru masuk diraga barunya sehingga memerlukan waktu untuk beradaptasi.
Meski begitu, mbah buyut merasa senang karena ternyata cucu buyutnya ini memiliki kemampuan yang cukup hebat dan pantas untuk menjadi penerusnya.
“Tanpa arahan dariku saja jiwanya sudah bisa menembus alas purwo. Apalagi jika aku menuntunnya, dia bakal akan lebih hebat dariku nanti”, gumannya senang.
Mbah buyut merasa sedikit lega karena pada akhirnya ada penerus yang bisa dia warisi kekuatan miliknya sehingga dia bisa mati dengan tenang.
Selama ini mbah buyut tidak bisa mati karena ilmu miliknya belum dia turunkan kepada anak cucunya, setelah anak kandungnya minggat dari rumah dan menghilang tanpa kabar.
Sekarang, setelah menemukan Nayla, tentu saja dia merasa senang. Makanya mbah buyut berupaya keras menarik jiwa Nayla masuk kedalam tubuh gadis yang disiapkan untuk membantu membawa kembali putra semata wayang Winata.
Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Selain bisa memuaskan kliennya, mbah buyut juga bisa mati dengan tenang karena penerusnya telah datang.
____________
Malam harinya, seperti yang sudah dijadwalkan, begitu Nayla memasuki kediaman Winata, malamnya dia harus datang menemui mbah buyut untuk melakukan ritual penyempurnaan jiwa agar bisa melekat dengan raga yang ditempati seutuhnya.
Nayla yang sudah mengetahui hal tersebut dari Kunti tak terlalu terkejut begitu Winata mengajaknya pergi malam ini.
“Apa tidak ada hal yang ingin kamu tanyakan Nyala?”, tanya Winata ketika keduanya sudah berada dalam mobil, memulai perjalanan.
Nayla tampak sedikit ragu, namun jika hal itu tak dia tanyakan maka hatinya tak akan tenang, maka diapun memutuskan untuk bertanya.
“Apakah anda benda yanh dibawa oleh Azzam dari alas purwo?”, tanya Nayla tiba-tiba.
Mendengar pertanyaan yang sama sekali tak Winata duga, pria itu mengkerutkan kening cukup dalam karena tak menyangka jika Nayla akab sekritis ini.
“Kenapa kamu menanyakan itu?”, tanyanya dengan tatapan penuh selidik.
Nayla pun menceritakan mimpinya tadi siang yang dia yakini bukan hanya sekedar bunga tidur semata.
“Karena aku melihat jiwa Azzam berada ditempat Badarawuhi. Seperti kita tahu, jika Badarawuhi perupakan siluman ular yang membawahi semua siluman dan jin yang ada disana. Selain membawa barang yang menurut Badarawuhi berharga dan penting, hanya ada satu alasan kenapa jiwa Azzam dan teman-temannya ditahan disana, yaitu Azzam dan teman-temannya melakukan sesuatu hal terlarang dialas Purwo yang memicu kemarahan Badarawuhi sehingga memberikan mereka kutukan”.
Nayla pun memberikan penjelasan singkat dari apa yang dia ketahui selama ini, baik dari cerita maupun dari mbah pintar di internet.
Hal yang Nayla katakan sama dengan yang mbah buyut jelaskan kepadanya, hanya saja, dia sudah menggeledah pakaian dan tas Azzam, namun tak menemukan apapun.
Melihat Winata terdiam, Nayla kembali memberikannya pertanyaan.
"Lalu bagaimana dengan kedua teman Azzam, apakah mereka juga mengalami hal yang sama? ", tanyanya semakin penasaran.
Winata menghela nafas dalam dan menghembuskannya secara perlahan.
"Azzam masih beruntung, bisa ditemukan meski kondisinya seperti itu. Kedua temannya, sampai sekarang belum juga diketemukan, seolah mereka menghilang tanpa jejak".
Mendengar ucapan Winata, Nayla terdiam sejenak, mencoba mengingat tentang mimpinya tadi siang.
"Apakah ini ada hubungannya dengan posisi mereka berdiri", batinnya menebak.
Nayla merasa semua hal ini penuh dengan teka-teki yang akan dia diskusikan begitu dia bertemu dengan mbah buyutnya nanti.