NovelToon NovelToon
Married By Accident

Married By Accident

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:2.3M
Nilai: 5
Nama Author: Ririn Puspitasari

Devan Pramudya, pemuda tampan ini harus terpaksa menyaksikan perbuatan tak senonoh calon istrinya tepat di depan mata. Pernikahan yang beberapa hari lagi akan digelar terancam batal.

Rina yang tak ingin anaknya mendapatkan reputasi buruk dan mencoreng nama perusahaan itu, mendesak Devan untuk tetap melanjutkan pernikahan.

Arabella Maharani, gadis penjual susu kedelai ini tak sengaja menabrak mobil Devan. Alhasil, mobil tersebut memiliki kerusakan membuat Arabella harus bertanggung jawab.

"Menikahlah denganku!" seru Devan.

"Apakah kau gila? Aku menabrak mobilmu. Apakah otakmu juga ikut mengalami kerusakan?!" ketus Bella.

"Bukankah ini tawaran yang langka, Nona? Banyak wanita yang ingin mendapatkan tawaran ini. Lagi pula jangan sok jual mahal! Tampangmu sama seperti botol susu yang kau bawa," ucap Devan sinis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ririn Puspitasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8. Arabolla

Malam ini Devan di temani dengan asistennya datang ke rumah Bella. Dengan mengenakan roll neck berwarna hitam. Di balut dengan blazer berwarna cream. Serta celana chino yang memiliki warna senada dengan blazernya. Membuat penampilan Devan tampak gagah dan berkharisma.

Dengan gaya berjalan yang angkuh, pria itu tiba di depan pintu. Baru saja tangannya hendak mengetuk pintu, tiba-tiba saja ia menghentikan pergerakannya. Pria tersebut berbalik menatap sang asisten yang ada di belakang.

"Apakah penampilanku sudah terlihat elegan?" tanya Devan sembari membenahi blazernya serta tatanan rambut pria tersebut.

Joko mengacungkan ibu jari dengan posisi terbalik membuat Devan mendecak seketika. Namun, tak lama kemudian ia pun menegakkan kembali ibu jarinya.

"Penampilan Pak Devan sangat berkharisma," puji Joko.

"Hampir saja aku memecatmu," tukas Devan yang kembali membalikkan badannya.

Devan kembali mengetuk pintu. Sesaat kemudian, seorang wanita paruh baya membukakan pintu untuk keduanya.

Lusi melihat penampilan tamunya dari atas hingga ke bawah. "Maaf cari siapa?" tanya Lusi.

"Apakah benar ini rumah Arabolla?" tanya Devan.

Joko pun langsung mendekat dan membisikkan sesuatu pada bosnya. "Arabella, Pak."

"Ah iya, maksud saya Arabella." Devan menyunggingkan senyumnya.

"Iya benar, silakan masuk dulu." Lusi membuka pintunya lebar mempersilahkan kedua orang tersebut masuk ke dalam.

"Silakan duduk! Ibu akan panggil Bella dulu," ujar Lusi yang kemudian berjalan meninggalkan keduanya.

"Kau bilang kemarin namanya Arabolla," bisik Devan dengan penuh penekanan.

"Arabella, Pak. Mungkin bapak salah dengar. Kalau namanya Arabolla berarti panggilannya bola," celetuk Joko.

"Terserah kau saja!" ujar Devan yang sudah mulai frustasi menghadapi asistennya.

Tak lama kemudian, Bella datang dengan ibunya. Lusi mengambil duduk menghadap ke arah Devan, sementara Bella duduk tepat di sebelah pria itu.

"Ehemm ...." Devan berdeham, kemudian meremas jemarinya bergantian.

"Begini Bu, kedatangan saya kemari untuk menikahi Bella," ungkap Devan.

"Menikahi? Bukan melamar?" tanya Lusi penuh selidik.

"Ya, maksudnya seperti itu Bu." Bella menimpali ucapan ibunya.

Devan hanya mengusap tengkuknya. Entah kenapa menghadapi Lusi lebih berat dari pada menghadapi para investor.

"Jadi ... kapan rencana kalian?" tanya Lusi.

"Pernikahan akan di gelar lusa, Bu."

Lusi langsung terlonjak kaget. Sementara Bella membelalakkan matanya. Gadis itu terkejut, ia tak tahu jika pernikahan tersebut akan berlangsung tiga hari lagi.

"Seharusnya dia membicarakannya padaku siang tadi. Kenapa dia tak memberitahuku sebelumnya," umpat Bella dalam hati.

"Kenapa mendadak sekali?" tanya Lusi heran.

"Lebih cepat lebih baik," timpal Devan dengan mantap.

Bella hanya menatap Devan dengan mulut yang sedikit ternganga. Gadis itu bingung harus berkata apa. Sementara dirinya tiga hari ke depan sudah sah menjadi istri orang lain.

Devan melihat gadis yang ada di sampingnya ini hanya diam saja. Pria itu pun berinisiatif dengan meraih tangan Bella.

"Anak ibu ...."

Melihat perlakuan Devan yang tiba-tiba membuat Bella terkejut. Gadis itu hendak menarik tangannya, akan tetapi cengkraman Devan semakin erat.

"Aku akan membahagiakan anak ibu dan mencukupi semua kebutuhannya," tegas Devan.

Joko menatap bosnya dengan kagum. Asistennya itu mengapresiasi usaha bosnya dengan kembali mengacungkan ibu jari, tanpa sepengetahuan Lusi.

"Membahagiakan? Bahagia kepalamu! Belum menikah denganmu saja sudah membuatku tertekan apalagi setelah menikah denganmu," batin Bella.

Lusi menatap anak gadisnya sedari tadi yang tak memberikan respon apapun.

"Bella, apa kau yakin akan menikah dengannya?" tanya Lusi.

"Bella pasti setuju Bu, karena dia berhu__"

Dughhh...

Bella langsung menginjak kaki Devan dengan cepat agar pria yang di sampingnya ini tak mengatakan alasan dibalik pernikahannya. Jika sampai ibunya tahu Bella menyetujui pernikahan ini demi hutang, tentu saja ibunya akan merasa sangat sedih dan kecewa.

"Tentu saja. Bella sangat yakin, Bu. Bella sangat-sangat menyayanginya," ujar Bella dengan sedikit penekanan sembari mencubit pipi Devan dengan gemas serta dibumbui rasa kesal.

Devan pasrah. Nyeri di kakinya belum reda, kini Bella beralih mencubiti pipinya yang meninggalkan bekas kemerahan di wajah pria itu.

Devan pun kembali memperdalam aktingnya. Pria itu tertawa dan mendekatkan wajahnya tepat di telinga Bella.

"Apa kau sudah bosan hidup?" bisik Devan yang sesaat kemudian menatap Lusi dengan menyunggingkan senyumnya.

"Sebelum kau membunuhku, aku akan membunuhmu terlebih dahulu," timpal Bella berbisik. Gadis itu tak ingin kalah dari Devan.

"Baiklah. Jika keputusan kalian sudah bulat. Ibu akan memberikan restu pada kalian berdua. Pesan ibu cuma satu, kalian harus tetap rukun apapun yang terjadi. Karena banyak sekali terjal dalam sebuah pernikahan." Lusi memberikan nasihat pada Devan dan Bella.

"Iya, Bu." mendengar nasihat dari ibunya membuat gadis itu merasakan kesedihan. Ia tak berniat untuk mempermainkan sebuah pernikahan, tetapi ia tak memiliki uang untuk menebus biaya perbaikan mobil Devan.

Sementara Devan, pria itu merasa lega. Akhirnya masalah pun terselesaikan. Kini tinggalah ia mempersiapkan diri untuk pernikahannya nanti. Sebab, yang ia nikahi bukanlah gadis yang dicintainya. Gadis yang seharusnya bersanding dengannya telah membuat harga dirinya sekaligus hatinya hancur.

Setelah cukup lama berbincang, hari pun sudah mulai larut. Devan memutuskan untuk berpamitan dengan orang tua Bella.

Kondisi gadis itu sama halnya seperti dirinya yang sudah di tinggalkan oleh ayahnya berpulang.

Joko membukakan pintu untuk Devan, dan kemudian ia pun setengah berlari untuk masuk ke mobil menduduki kursi kemudi. Joko pun melajukan mobil tersebut membelah jalanan malam hari.

....

Keesokan harinya, Bella dan Devan di sibukkan dengan fitting baju. Seharusnya fitting baju di laksanakan jauh-jauh hari, berhubung Devan mengurungkan niatnya untuk menikahi Nadia, fitting baju pun tertunda.

Bella menatap kagum dirinya di pantulan cermin dengan gaun yang ia kenakan. Gaun yang indah dan elegan. Harganya, jangan di tanya. Mungkin Bella tak akan pernah bisa mengenakan gaun tersebut.

Sementara Devan, pria itu tampak acuh dengan penampilannya. Ia mencoba pakainannya sebentar, setelah itu kembali melepaskannya.

"Apakah anda merasa tidak cocok, Tuan?" tanya salah satu pelayan butik karena melihat Devan yang mengenakannya dengan ekspresi datar, tak seantusias pengantin wanitanya.

"Cocok," timpal Devan singkat.

Matanya pun beralih ke arah Bella yang saat ini tampak cantik dengan gaun pengantin yang melekat di tubuhnya.

"Jika kau sudah selesai, lekas bergantilah! Aku masih memiliki beberapa urusan yang lebih penting dari pada ini," tukas Devan.

"Aku tunggu di luar." Pria itu pun berlalu dari hadapan Bella.

Ingin rasanya Bella melempar kepala Devan dengan vas bunga yang ada di meja. Sikap angkuh Devan membuat Bella merasa ingin mencabik-cabik wajah pria tersebut saat itu juga.

"Andaikan aku punya uang untuk menebusnya, aku tidak akan pernah sudi menikah dengan pria gila itu!" umpat Bella dalam hati.

Bersambung...

Jangan lupa untuk selalu memberikan dukungannya berupa like, komen, serta votenya (jika ada).

Yang belum favorit, yuk di favoritkan supaya dapat notifikasi update terbarunya~

Ig: ayasakaryn24

1
Rosana Manalu
joko lucu
Sri Udaningsih Widjaya
Bagus ceritanya thor
IG: Ayasakaryn24: terima kasih kk❣️
total 1 replies
Anonymous
Cakepan nadia dr pd bella
Dede Suryani
dasar bos eror
Ruzita Ismail
Luar biasa
Dede Suryani
dasar
Nurhayati
ga ada kisah ferdy
Nurul Syahriani
Makanya jangan main rahasia rahasia dari suami
Nurul Syahriani
Dari banyak nya novel Ceo dan asisten yg aku baca. Hanya di novel ini asisten ceo nya kismin, gak punya mobil gak tinggal di apartemen
Iponk
emang udah lewat ya masa nifasnya...
Iponk
naah ini bener joko, ngomong buat dirinya sndiri
Iponk
devan ituuuu
Iponk
niat banget mama rina ngerjain anaknya..wkwk
Iponk
sengklek ni orang dua
Iponk
lha..knp jadi joko...
Iponk
pas periksa dan usg sebelumnya, apa ga ke detek ya klw janinya twins
Iponk
aku belaan scroll lagi ke atas, penasaran adakah petunjuk kronologis ujug2 disekap...eeeehhh taunya cm mimpi...
Iponk
timpal bella, yg bicara. otornya typo
Iponk
..
Iponk
apa wanita itu sang mantannya devan?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!