NovelToon NovelToon
Di Antara Peran Dan Hati

Di Antara Peran Dan Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Model / Wanita Karir / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:8.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lucky One

Luna Amanda, seorang aktris terkenal dengan pesona yang menawan, dan Dafa Donofan, seorang dokter genius yang acuh tak acuh, dipaksa menjalani perjodohan oleh keluarga masing-masing. Keduanya awalnya menolak keras, percaya bahwa cinta sejati tidak bisa dipaksakan. Luna, yang terbiasa menjadi pusat perhatian, selalu gagal dalam menjalin hubungan meski banyak pria yang mendekatinya. Sementara itu, Dafa yang perfeksionis tidak pernah benar-benar tertarik pada cinta, meski dikelilingi banyak wanita.
Namun, ketika Luna dan Dafa dipertemukan dalam situasi yang tidak terduga, mereka mulai melihat sisi lain dari satu sama lain. Akankah Luna yang memulai mengejar cinta sang dokter? Atau justru Dafa yang perlahan membuka hati pada aktris yang penuh kontroversi itu? Di balik ketenaran dan profesionalisme, apakah mereka bisa menemukan takdir cinta yang sejati?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lucky One, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan tak terduga

Luna Amanda duduk di ruang ganti, menatap cermin besar di depannya. Bayangan yang memantul memperlihatkan seorang wanita dengan riasan sempurna, rambut terurai indah, dan gaun mewah yang membalut tubuhnya. Hari ini, ia akan menghadiri acara penghargaan bergengsi, sebuah malam yang akan menambah kilauan dalam kariernya. Namun, di balik senyum yang ia suguhkan pada dunia, ada kekosongan yang tak pernah bisa diisi.

“Luna, kau sudah siap?” tanya Aurel, manajernya yang setia. “Seperti biasa, Rel. Siap untuk menjadi pusat perhatian,” jawab Luna dengan nada yang datar. Ia menghela napas panjang. Entah mengapa, semakin ia naik ke puncak popularitas, semakin terasa hampa hidupnya. Cinta yang datang selalu dangkal, sementara keintiman sejati terasa semakin jauh.

Di sisi lain kota, Dr. Dafa Donofan baru saja menyelesaikan operasi yang rumit di rumah sakit tempat ia bekerja. Wajahnya yang tampan dan ketenangannya dalam situasi darurat membuatnya menjadi pujaan banyak staf wanita di rumah sakit. Namun, Dafa bukanlah pria yang mudah terpengaruh oleh perhatian tersebut. Baginya, kehidupan cinta hanyalah gangguan yang tak perlu. Ia lebih suka menghabiskan waktu untuk penelitian atau bekerja di ruang operasinya.

Saat Dafa berjalan keluar dari ruang operasi, ponselnya bergetar. Sebuah pesan dari ibunya muncul di layar. “Dafa, malam ini kau harus datang ke acara penghargaan. Ini penting untukmu. Jangan sampai terlambat. ”Dafa mendengus pelan. Ia tahu apa maksud ibunya. Keluarganya sudah lama mencoba menjodohkannya dengan berbagai wanita, berharap ia segera menetap dan menjalani kehidupan yang ‘normal’. Tapi Dafa tak pernah tertarik. Baginya, cinta sejati bukanlah sesuatu yang bisa direncanakan atau dipaksakan. Namun, demi menghormati orang tuanya, Dafa pun bersiap. Ia mengenakan setelan jas hitam klasik dan melangkah keluar dari apartemennya. Pikirannya masih dipenuhi jadwal operasi esok hari, namun ia berusaha menyingkirkannya sejenak.

Di acara penghargaan itu, Luna bersinar seperti biasanya. Setiap gerakannya, setiap senyum yang dilemparkan, membuat semua orang terpikat. Namun, ia tetap merasa asing di tengah keramaian. Acara ini bukanlah tempatnya untuk menemukan kenyamanan, hanya panggung lain yang harus ia kuasai. Ketika Luna sedang mengobrol dengan beberapa rekan selebritas, tiba-tiba ia merasa ada yang memperhatikannya. Matanya tertuju pada sosok pria tinggi dengan jas hitam yang berdiri di pojok ruangan. Wajahnya tampan dan ekspresinya tenang, namun ada aura ketidakpedulian yang kuat di sekelilingnya. Itu membuatnya berbeda dari pria-pria lain yang biasanya berusaha mati-matian menarik perhatiannya.

“Siapa itu?” gumam Luna, lebih pada dirinya sendiri. “Oh, itu Dr. Dafa Donofan,” jawab salah satu temannya, seorang model yang berdiri di sampingnya. “Dia dokter bedah terkenal. Anak orang kaya juga. Tapi katanya dia orangnya dingin sekali. Tidak peduli pada wanita.”Kata-kata itu membuat Luna semakin penasaran. Ada sesuatu yang berbeda dari pria itu, sesuatu yang tidak pernah ia lihat pada pria-pria yang selama ini mendekatinya. Saat itu juga, sebuah ide gila muncul di benaknya.

“Kalau begitu, mari kita lihat apakah dia benar-benar tidak peduli,” kata Luna sambil melangkah menuju arah Dafa. Dafa, yang sedang berdiri sendiri dengan pikiran melayang, tersadar ketika melihat Luna Amanda mendekat. Ia tahu siapa wanita itu. Bagaimana tidak? Luna Amanda adalah selebriti yang wajahnya hampir selalu muncul di setiap layar televisi dan media sosial. Meski begitu, Dafa tak pernah merasa tertarik. Ia menganggap kehidupan selebriti penuh kepalsuan dan drama yang tidak perlu.

“Dr. Dafa, bukan?” suara Luna yang lembut namun penuh percaya diri membuyarkan lamunan Dafa. Ia menoleh dan mendapati Luna berdiri di depannya, tersenyum manis. “Boleh aku bergabung?”

Dafa menatapnya sekilas, lalu mengangguk tanpa ekspresi. “Tentu saja.”Luna tertawa kecil. Reaksi yang tidak terduga. Kebanyakan pria akan langsung terbata-bata jika didekati olehnya. Tapi pria ini… Dia benar-benar berbeda. Mereka mulai berbincang, dengan Luna yang lebih banyak bertanya tentang pekerjaan Dafa dan kehidupan pribadinya. Dafa menjawab dengan singkat dan formal, tapi tetap sopan.

“Jadi, kau seorang dokter bedah. Hebat sekali. Pasti sangat sibuk dan menegangkan, ya?” kata Luna dengan nada menggoda. “Bisa dibilang begitu,” jawab Dafa singkat. Matanya tetap tenang, seperti tidak terpengaruh oleh aura pesona yang selalu Luna tunjukkan. “Tapi itu memang sudah jadi pilihan hidupku.”Percakapan mereka berlanjut hingga beberapa menit, dan meski Luna berusaha menarik perhatian, Dafa tetap acuh tak acuh. Ketika acara hampir selesai, Luna merasa ada perasaan aneh yang menyelinap dalam dirinya. Ini pertama kalinya ia merasa… tertantang. Biasanya, pria-pria akan berusaha membuatnya terkesan, namun kali ini dia yang merasa ingin membuat pria ini terkesan.

“Sepertinya aku harus pergi. Terima kasih atas obrolannya, Dr. Dafa,” ujar Luna sambil tersenyum.

“Semoga kita bisa bertemu lagi.”Dafa hanya mengangguk. “Selamat malam, Nona Amanda.”

Saat Luna berjalan pergi, Dafa menatapnya sejenak. Ada sesuatu yang berbeda dari wanita ini. Bukan hanya kecantikannya yang menawan, tetapi juga cara dia berusaha menyelami dunia yang sangat asing baginya. Meski Dafa tidak menunjukkan minat, pertemuan ini meninggalkan kesan yang tak biasa di benaknya.

...****************...

Malam itu, setelah acara penghargaan, Luna Amanda tidak bisa memejamkan mata. Pikirannya terus berputar mengingat percakapannya dengan Dr. Dafa Donofan. Tatapan pria itu yang tenang dan tak terpengaruh, seakan tidak melihatnya sebagai seorang selebriti, melainkan sebagai manusia biasa. Sesuatu yang jarang ia rasakan. Seolah, untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia dipandang tanpa pamrih.

“Apa yang sebenarnya aku pikirkan?” gumamnya pada diri sendiri. Luna meraih segelas anggur di meja kecil di sebelahnya, mencoba menenangkan pikirannya. Ia tahu banyak pria yang akan melakukan apa saja untuk mendapatkan perhatiannya, namun mengapa justru pria yang tidak peduli padanya itu yang membuat hatinya berdebar? “Aku tidak bisa seperti ini,” katanya sambil menggelengkan kepala. Ia harus mengalihkan perhatian dari pikiran tentang Dafa. Sebagai seorang aktris terkenal, ia tidak seharusnya terjebak dalam fantasi konyol tentang seorang pria yang nyaris tidak ia kenal.

Besoknya, Luna mencoba kembali ke rutinitasnya. Ia menghadiri beberapa pertemuan dengan manajer dan produser, membahas proyek film baru, dan melakukan beberapa sesi pemotretan. Hari-harinya biasanya begitu sibuk sehingga tak ada waktu untuk memikirkan hal lain, namun kali ini berbeda. Bayangan wajah Dafa terus muncul di pikirannya, menghantuinya seperti sebuah misteri yang belum terpecahkan.

Malam harinya, setelah seharian penuh kegiatan, Luna memutuskan untuk pergi ke sebuah kafe kecil di sudut kota. Kafe itu adalah tempat favoritny ketika ingin menyendiri, jauh dari hiruk-pikuk kehidupan selebriti. Ia butuh waktu untuk menenangkan pikiran, dan secangkir kopi hangat di tempat ini selalu bisa membantunya berpikir jernih. Luna duduk di pojok ruangan, jauh dari pandangan orang lain. Ia mengenakan topi dan kacamata hitam, mencoba menyembunyikan identitasnya. Pesanan kopinya baru saja tiba ketika pintu kafe terbuka, dan seseorang masuk.

Luna mengangkat wajahnya sedikit dan matanya langsung terbelalak. Itu Dafa. Pria itu masuk ke dalam kafe dengan ekspresi serius, mengenakan mantel panjang, dan membawa beberapa dokumen di tangannya. Luna menahan napas. Ia tidak menyangka akan bertemu pria itu lagi, apalagi di tempat ini.

1
Sutarni Khozin
lnjut
Morani Banjarnahor
ditunggu lanjutannya thor
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
Hai semua...
gabung yu di Gc Bcm..
kita di sini ada event tertentu dengan reward yg menarik
serta kita akan belajar bersama mentor senior.
Jadi yu gabung untuk bertumbuh bareng.
Terima Kasih
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿
perhatikan dialog,agar tidak saling menempel....

cerita nya bagus thor,kalau dialog nya lebih rapi lagi,pasti tambah seru.../Smile/
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿: sami²/Applaud/
Lucky One: makasih saranya😊
total 2 replies
Sitichodijahse RCakra
Bila jodoh tdk kemana Dokter dan Artis
Sutarni Khozin
lnjut
bellis_perennis07
aku mampir... 🥰🥰🥰 jangan lupa mampir di cerita ku dan mohon dukungannya yaa.. 💜💜💜💜💜
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!