Kelanjutan dari cinta untuk wisyah.
Buku diary ku, Apakah kamu tahu.
Kini kesabaran ku telah diuji kembali setelah aku tahu tentang rahasia kenapa kedua orang tuaku berpisah. Kini aku harus dihadapkan dengan pernikahan yang tidak aku inginkan berkesan pemaksaan.
Pernikahan yang didasari perjodohan karena sahabat yang baru aku kenal dua bulan terakhir. Menikahkan aku dengan pria yang selalu menatap ku dengan tatapan kebencian, tanpa aku tahu apa sebabnya.
Apa karena masa lalu nya yang pernah di khianati oleh wanita, makanya setiap wanita pasti akan ditatap dengan kebencian termaksud diriku.
Sanggupkah aku bertahan atau aku harus berpisah seperti kedua orang tuaku yang tidak bisa mempertahankan rumah tangga nya.
Apakah aku bisa menghapus masa lalunya dengan kesabaran ku ini yang pada akhirnya akan membawa Cinta untuknya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ulfa Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Salahkan aku ketika merasakan jatuh cinta
Kesabaran ku membawa Cinta.
Tidak berselang lama, mobil yang Fazar kendarai berhenti tepat didepan gang. Dengan hati terpaksa, Fazar turun dari mobilnya lalu melangkah ke dalam gang itu.
Sesampainya didepan rumah Haidar Fazar tidak langsung mengetuk pintunya, melainkan dia terdiam menatap malas rumah didepannya. Tapi perlahan tangan nya tetap terangkat mengetuk pintu itu.
Sedangkan di dalam rumah, keluarga Haidar masih bisa mendengar dengan jelas suara ketukan pintu, mereka saling melirik satu sama lainnya.
"Siapa dek?" Tanya Windi membuat Wiyah menggeleng kalau dia sendiri tidak tau."Apa mungkin suamimu Wiyah?”
"Apakah tuan Fazar ke rumah setelah kemarin meninggalkanku di bandara?" Batin Wiyah bertanya-tanya."Entahlah, mungkin saja orang." Batin nya lagi membuang pikiran nya itu.
"Biar aku saja yang membuka pintunya kak." Cegah Wiyah saat melihat Windi akan berdiri dari duduknya.
Sesampainya di ruangan tamu, Wiyah membuka pintu itu dengan hati-hati karena dia merasa sedikit deg degan, takut kalau yang datang benar-benar suaminya.
Fazar yang mendengar suara pintu terbuka menunggu siapakah yang membukakan nya pintu, dan dari jarak sedikit jauh Fazar bisa melihat istrinya.
Gadis yang kemarin baru saja ia nikahi sekarang sudah berdiri di depannya. Andaikan saja Fazar tidak memiliki gengsi, dia ingin mengakui kalau gadis di hadapannya itu cantik dengan kesederhanaannya.
Wajah cantik alami tanpa makeup membuatnya semakin terlihat natural. Jika di lihat dengan jelas gadis itu bukanlah gadis dengan banyak embel-embel seperti gadis lainnya.
"Tuan." Cicit Wiyah, saat melihat Pria yang tadi mereka bahas, ternyata sudah berada di hadapan nya. Pria yang selalu membuatnya takut jika berada dekat dengannya seperti ini.
Fazar menatap gadis itu dengan datar, tidak ada senyuman di wajahnya seakan-akan senyuman nya sangat mahal.
"Apakah kamu tidak mau mempersilahkan saya untuk masuk?" Tanya Fazar saat menyadari kalau gadis itu hanya terdiam menatapnya serta membiarkan nya berdiri di pintu tanpa menyuruh nya untuk masuk.
"Maaf tuan." Jawab nya dengan suara kecil hingga terdengar samar-samar di kuping Fazar.
"Saya tidak suka kata itu, sebaiknya kamu bergeser, saya mau masuk. Saya tidak suka membuang-buang waktu saya hanya karena mu!" Serkas Fazar menatap tajam Wiyah.
Menyadari kesalahannya Wiyah bergeser dengan takut dari pintu saat menyadari kalau dirinya tidak menyuruh pria itu untuk masuk dan malah mendiamkannya di luar.
Kepalanya hanya bisa menunduk takut setelah mendengar ucapan pria didepannya. Seperti sebelumnya perkataan Fazar berhasil membuat gadis itu tidak berkutik lantaran ketakutan. Tatapan mata tajam seperti elang membuatnya ingin bersembunyi dari tatapan itu.
"Maaf tuan." Ucap Wiyah lagi seakan-akan hanya dua kata itu yang bisa dia keluarkan dan kosa kata lainnya hilang entah kemana.
Fazar langsung masuk begitu saja padahal sang pemilik rumah belum mempersilahkan nya untuk masuk kedalam, sementara Wiyah hanya bisa mengikuti langkah pria itu dari belakang.
"Di mana kakakmu?”
Fazar yang tidak mau berbasa-basi dengan istrinya itu walaupun hanya sebentar, padahal mereka baru saja bertemu setelah kemarin Fazar meninggalkannyan di bandara.
"Kak Idar ada di ruangan makan, tuan.” Jawab Wiyah masih pada posisinya, yaitu menundukkan kepalanya.
Fazar yang menyadari kalau istrinya sejak tadi menundukkan kepalanya, membuat nya tidak suka seakan-akan ia ingin menyakitinya.
“Angkat kepalamu, saya tidak mau kalau sampai kakakmu berpikir kalau saya telah menyiksa mu, padahal kita baru saja bertemu."
Wiyah yang mendengar ucapan pria itu mencoba menegakkan kepalanya, tapi baru saja kepalanya tegak, Wiyah kembali menundukannya lantaran merasa takut dengan tatapan Fazar.
“Bagaimana kepalaku mau lurus tuan, jika anda terus mantapku seperti itu. Menatap saya seperti ingin di bunuh saja dengan tatapan anda." Protes Wiyah kesal hanya bisa lewat hatinya. Rasanya Wiyah ingin menjawab seperti itu, tapi dia tidak berani melakukannya karena Wiyah masih sayang dengan hidupnya serta kehidupan keluarga nya.
Fazar yang kembali melihat Wiyah menundukkan kepalanya, merasa geram dengan tingkah gadis didepannya. Dengan tangan kekarnya Fazar memegang pergelangan tangan istrinya itu, dan dengan kasar menariknya mendekat kearahnya.
"Astaghfirullah…." Pekik Wiyah terkejut saat mendapatkan tarikan tiba-tiba dari Fazar. Wiyah yang di tarik secara tiba-tiba sangat terkejut, karena dirinya belum siap hingga membuat ia hampir saja jatuh jika Fazar tidak memegang pinggangnya dan menarik nya masuk kedalam pelukannya.
Deg
Deg
Jantung Fazar maupun Wiyah sama-sama berdetak kencang saat tubuh keduanya saling bersentuhan. Dari jarak sedekat ini Wiyah bisa merasakan hembusan nafas Fazar yang mengenai helaian hijabnya.
"Ya Allah, ada apa dengan jantung ku?” Batin Wiyah saat merasakan kalau jantung nya ingin keluar dari tubuhnya.
Sama halnya seperti Wiyah, Fazar merasakan hal yang sama."Ya Allah, jantungku. Apa mungkin?.... Itu tidak Mungkin Fazar, kamu tidak mungkin menyukainya." Batinnya membuang jauh-jauh perasaan nya itu, padahal berapa bulan yang lalu sudah ia buang.
"Apakah kamu bisa menggeser tubuhmu dariku!” Bisik Fazar tepat di kupingnya, sehingga Wiyah bisa merasakan hembusan nafas Fazar walaupun tertutup oleh hijabnya. Rasa dingin itu berhasil membuat Wiyah merinding.
Dengan gerakan cepat, Wiyah menjauhkan tubuhnya dan berdiri dengan jarak yang sedikit jauh sebagai pemisah."Maaf tuan, aku tidak_" Belum selesai Wiyah melanjutkan ucapannya, Fazar duluan memotongnya.
"Aku tidak ingin mendengar kata itu lagi." Potong Fazar sambil menarik tangan Wiyah mengarah ke ruangan makan, tanpa mendengar jawaban dari sang pemilik tangan terlebih dahulu, apakah tangan nya boleh di sentuh atau tidak.
Deg
Deg.
Jantung Wiyah seperti terobang-ambing, berdetak kencang saat Fazar menariknya dengan lembut dan tidak sekasar tadi.
"Ya Allah apakah aku salah jika merasakan jantu cinta pada laki-laki yang sudah halal untuk aku cintai?"
.
.
Kedatangan Fazar langsung di sambut oleh keluarga Haidar. Termasuk ketiga anak keponakannya yang sangat antusias saat melihat Fazar di sana.
"Om tampan!!" Pekik Rafa, Rafi dan Vanesa dengan senyuman terukir di bibir ketiganya. Windi dan Haidar yang melihat respon anak-anak nya ikut tersenyum.
Padahal ketiga nya baru mengenal Fazar dua hari ini, tapi mereka sudah antusias saat melihat kedatangan suami dari Acil nya. Fazar juga mendapatkan panggilan khusus dari Rafa dan Rafi, yaitu om tampan.
Haidar mengalihkan pandanganya dari anak-anaknya ke arah pasangan baru itu, dan secara tidak sengaja mendapati Fazar menggenggam tangan sang adik.
"Semoga ini awal baru dari hubungan rumah tangga kalian dek, walaupun pernikahan mu tanpa adanya cinta, tapi kakak selalu berdoa semoga rumah tangga kalian baik-baik saja seterusnya hingga Maud memisahkan kalian berdua." Batin Haidar ikut senang dengan kemajuan keduanya.
"Mari duduk tuan Fazar, kebetulan anda datang saat kami sedang sarapan." Suruh Haidar dengan sopan, walaupun Fazar sudah menjadi adik ipar nya, tapi Haidar masih sungkan dengan bosnya itu.
Fazar mengangguk sebagai jawaban, tangan nya yang tadi menggenggam tangan Wiyah langsung ia lepaskan, dan melangkah duduk kekursi yang kosong, tepatnya berada di samping kursi Wiyah. Wiyah yang menyadarinya merasa ragu untuk duduk kembali ke kursinya, apalagi berdekatan langsung dengan pria yang sangat dia takuti.
“Apakah aku harus duduk di sebelahnya?" Batin Wiyah ragu jika ia harus duduk disebelah Fazar.
Semua yang Wiyah lakukan selalu ia pertanyakan terlebih dahulu, karena takut akan membuat pria itu marah jika ia melakukan sedikit kesalahan
"Kenapa ngga duduk dek?” Tegur Windi saat menyadari kalau Wiyah belum duduk dan masih berada pada posisinya.
"Iya kak, ini aku mau duduk." Jawab Wiyah yang melangkah ke arah tempat duduk bersebelahan dengan Fazar.
Tapi sebelum Wiyah merubah posisinya ia melirik ke arah Fazar, dan Wiyah berinisiatif untuk mengambilkan makanan terlebih dahulu untuk suaminya, sama seperti Windi lakukan oleh.
"Kak Fazar mau sarapan apa?" Tanya Wiyah ragu tapi tetap terlihat tenang.
"Tolong Ambilkan saya nasi, ikan dan sambal terasi nya. Tolong sayur beningnya di pisah dan jangan terlalu banyak."
Dengan telaten dan penuh kehati-hatian Wiyah menyendokan lauk yang Fazar inginkan kedalam piring dan mangkuk dihadapannya.
"Makasih."Senyuman Wiyah mengembang indah padahal Fazar hanya mengatakan terima kasih. Entah apa yang ia rasakan sampai membuat nya senang. Wiyah senang jika pria yang selalu menatapnya dengan kebencian serta berkata kasar setiap bertemu dengannya kini bersikap lembut.
"Ya Allah, bantu aku merubahnya menjadi laki-laki baik yang bisa menerimaku. Aku tahu dia pria baik, hanya saja dia berubah karena suatu alasan."
.
.
"Setiap perubahan yang kita perlihatkan, pasti ada luka yang membuat kita berubah” Wisyah Hanifah Putri
"Ijinkan aku belajar mencintaimu, walaupun aku pernah merasakan yang namanya terluka karena cinta.” Muhammad Yusuf Al Fazar
"Aku akan terus berusaha untuk ikhlas, walaupun aku sadar, ikhlas itu sulit dan sangat menyakitkan untukku.” Muhammad Fadil Al Fazar
Bersambung.
Banyak typo yang bertebaran.
harap bijak dalam membaca.
Jangan lupa like komen dan vote nya
semoga Anknya cewek.....
Fazar psti bahagia bngt....
gmna jga dgn Nadila....