Arrkkhhh sakit! Tuan tolong lepaskan aku, aku mohon. Delisa Jenifer
Diam! Kau sekarang adalah istriku, dan aku berhak melakukan apapun terhadap dirimu. Bahkan sampai melenyapkan mu pun aku sanggup. Albert Halston Xanders
Delisa gadis cantik yang tiba-tiba di culik dan dipaksa menikah dengan seorang pria yang tidak dia kenal sama sekali.
Menjalani pernikahan dengan Tuan Muda yang kejam, membuat hari-hari Delisa seperti di neraka.
Mampukah Delisa bertahan dengan pernikahan ini?
Atau mampukah Delisa mengubah sosok Tuan Muda yang kejam menjadi pria yang baik?
Yang penasaran dengan ceritanya, langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pelaku Sebenarnya
Tiba di salah satu mall terbesar di kotanya, Albert dan Laura turun dari mobil berjalan memasuki salah satu toko tas branded. Laura masih setia mengalungkan tangan nya di lengan Albert dengan manja. Dan membuat Albert tersenyum melihat gadis kecilnya tampak bahagia.
"Ayo kau pilihlah tas kesukaanmu," ucap Albert pada Laura.
"Aku ingin tas yang baru launcing kemarin dan katanya tidak ada di toko manapun," pinta Laura dengan nada manjanya.
"Baiklah, kau tunggu disini ya." Albert berjalan menghampiri penjaga toko tas tersebut meninggalkan Laura seorang diri. Lalu dia meminta sebuah tas sesuai apa yang di inginkan Laura, dan segera di kirim ke alamat rumah Laura. Penjaga toko pun mengiyakan keinginan Albert, dan segera membuat orderan tas tersebut.
Setelah selesai dengan urusan nya, Albert kembali menghampiri Laura.
"Bagaimana apa kau bisa mendapatkan tas incaranku?" tanya Laura penasaran karena pasalnya dia sangat susah untuk mendapatkan tas tersebut.
"Iya, kau tenang saja. Besok tas itu akan di kirim ke rumahmu," kata Albert menenangkan Laura yang tampak risau.
"Benarkah?" tanya laura kembali seakan dia tidak percaya karena Laura sudah setengah mati untuk mendapatkan tas itu, namun sangat sulit. Sedangkan Albert dalam sekejap bisa mendapatkannya, dan besok langsung di kirim ke rumahnya.
"Ya, dan apapun yang kau inginkan mulai sekarang mintalah padaku. Maka asistenku Charlie akan mencarikannya untukmu," jawab Albert tersenyum manis menatap Laura.
"Makasih Albert," ucap Laura lalu mencium pipi Albert.
'Albert?' batin Albert.
Seketika kedua alis Albert saling bertautan, dia merasa heran dengan panggilan Laura terhadapnya. Pasalnya dulu pertama kali Albert bertemu dengan gadis kecilnya, Albert mengenalkan dirinya sebagai Aston bukan Albert. Dan tampaknya Albert tidak mempermasalahkan hal itu karena saat ini Albert begitu sangat bahagia dengan kehadiran Laura di hidupnya lagi, si gadis kecil yang pemberani.
Albert dan Laura berjalan kembali berkeliling mall, disinilah mereka berdua berada, di sebuah toko perhiasan. Ketika Albert menemani Laura untuk memilih sebuah gelang, kedua netra Albert tidak sengaja menangkap sosok pria yang familiar di matanya.
"Ferdi," sapa Albert menghampiri pria tersebut, dan ternyata pria itu adalah sepupunya.
"Kak Albert ...." Ferdi menoleh ke asal bunyi suara tersebut.
"Apa yang kau lakukan disini Ferdi?" tanya Albert penasaran.
"Lalu untuk siapa cincin itu Ferdi?" tanya Albert kembali sambil memicingkan matanya menatap Ferdi yang sedang membayar cincin tersebut.
"Oh ini untuk orang spesial kak," jawab Ferdi.
"Kak, aku sudah menemukan gadis kecil yang kakak cari selama ini," kata Ferdi berusaha memberitahu perihal gadis kecil Albert. Akan tetapi semuanya sudah terlambat karena sekarang Albert sudah menemukan sosok gadis kecilnya terlebih dulu di banding Ferdi.
"Apa? Kau telah menemukannya?" Albert tersentak mendengar ucapan Ferdi.
"Iya kak," jawab Ferdi singkat.
"Tapi kau terlambat Ferdi, aku sudah menemukan gadis kecilku," terang Albert jika dia telah menemukan gadis pujaan hatinya.
'Bagaimana bisa Kak Albert menemukan gadis kecilnya itu, apa dia telah mengetahui semuanya?' Ferdi
Albert yang melihat Ferdi tampak terkejut juga tidak percaya,sontak Albert memperkenalkan Laura pada Ferdi.
"Tunggu, aku akan memperkenalkan nya padamu," ucap Albert lalu menoleh ke arah Laura yang masih sibuk memilih gelang.
"Perkenalkan Ferdi, dia Laura sosok malaikat kecil yang pemberani."
Ferdi mengerutkan keningnya menatap Laura yang berada di hadapannya saat ini. Dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini, seorang gadis yang tengah mengaku sebagai malaikat kecil Albert. Mengingat Ferdi yang telah menemukan sosok malaikat kecil itu sebenarnya.
"Tapi kak, apa kakak yakin kalau dia ...." belum sempat Ferdi melanjutkannya tiba-tiba Albert memotong ucapan Ferdi.
"Stop Ferdi, aku tidak mau mendengar hal apapun lagi darimu. Aku sudah menemukan gadis kecil ku, jadi kau tak berhak untuk ikut campur urusan pribadiku," bentak Albert dengan wajah dingin.
"Baiklah kak, semoga kakak tidak menyesalinya setelah tahu fakta sebenarnya." Ferdi berjalan meninggalkan Albert yang masih mematung mendengar perkataan Ferdi barusan.
Ferdi sebenarnya sudah tahu perihal gadis kecil Albert itu adalah Delisa bukan Laura. Selama beberapa hari ini Ferdi pergi untuk mencari tahu siapa gadis kecil Albert itu.
Ferdi ingin membawa gadis itu ke hadapan Albert, agar Albert bisa melepaskan Delisa dan tidak menyiksanya.
Dan jujur saja Ferdi tahu jika gadis itu adalah Delisa. Entah kenapa mendadak hati Ferdi merasa sangat sakit sekali. Tapi, bukan Ferdi namanya jika dia tidak mengalah pada sepupunya.
Ferdi berusaha menahan sakit di dadanya dan terus mencoba memberi tahu Albert. Namun, sayang kini Albert telah menganggap gadis lain sebagai malaikat kecilnya.
🌷Mansion Bagas Pratama🌷
Di sebuah ruangan yang begitu luas, tampak seorang pria parubaya duduk di sebuah sofa. Dia Bagas Pratama Ayah dari Laura dan musuh bebuyutan Daddy nya. Dialah dalang penyebab kematian orang tua Albert, hanya saja karena kelicikannya dengan mudah Bagas membalikkan fakta, dan menuduh orang tua Delisa sebagai penyebab kematian orang tua Albert.
Dan selama beberapa akhir tahun ini Bagas Pratama menjadi saingan terberat untuk Albert. Tanpa Albert ketahui, diam-diam Bagas memata-matai pergerakan Albert. Ketika Bagas mendengar Albert sedang mencari seorang wanita di masa lalunya, dengan senyum mengembang Bagas memanfaatkan itu.
Bagas yang yang terkenal akan kelicikan dan serakah itu, dia memanfaatkan putri nya untuk mendekati Albert guna menguras habis seluruh aset yang di miliki Albert. Tak tanggung-tanggung Bagas pun membelikan kalung yang serupa seperti yang di miliki Delisa, karena dia tahu bahwa nantinya Albert akan menggunakan kalung itu sebagai ciri dari gadis kecil di masa lalunya.
Lagi lagi Bagas tersenyum puas kala melihat Albert telah masuk ke dalam perangkapnya. Kini rencananya tinggal selangkah lagi akan berhasil setelah dia memastikan putrinya menikah dengan Albert. Maka dengan begitu dia akan menguasai aset Albert yang sedari dulu dia incar.
"Lihat lah Albert sebentar lagi kau akan ikut ke neraka dengan orang tuamu. Dan semua aset mu akan jatuh ke tangan putriku. Hahahaha ...." Bagas tertawa devil membayangkan hal itu, dia sudah tidak sabar akan moment itu tiba.
Tak ... tak ... tak ...
Terdengar bunyi suara sepatu hells yang bersentuhan dengan marmer.
"Sayang," panggil wanita itu selalu istri dari Bagas.
"Ada apa?" tanya Bagas menoleh ke sumber suara.
"Apa kau yakin dengan rencana kita?" tanya sang istri yang begitu khawatir.
"Aku sangat yakin. Dan sebentar lagi aset itu akan menjadi milik kita," jawab Bagas mantap.
"Tapi, aku kasihan dengan Laura. Aku takut Laura melakukan sebuah kesalahan lalu Albert akan menghukumnya, bukannya dia terkenal sebagai pria arogan dan dingin." Istri Bagas tampak ragu dengan segala rencana suaminya. Dia sangat mengkhawatirkan putrinya, takut terjadi apa-apa dengan Laura.
"Kau tenang saja, sayang. Aku jamin Albert tidak akan tahu hal ini, dan kau harus ingat siapa suamimu ini. Di dalam kamusku tidak ada kata kalah untuk Bagas Pratama, setiap apa yang ku inginkan akan berjalan mulus sesuai dengan rencanaku," terang Bagas pada sang istri. Dia berusaha menenangkan istrinya agar tidak khawatir dengan rencananya yang sudah dia susun rapi.
"Kau tahu saat ini Albert sangat bahagia bisa bertemu kembali dengan gadis kecilnya. Dengan rasa cintanya yang begitu sangat besar pada Laura yang telah dia anggap sebagai malaikat kecilnya, Albert tidak akan menyadari hal itu. Saat ini dia terlihat bodoh dan aku jamin Albert akan tunduk pada Laura," sambung Bagas sambil tersenyum devil.
"Aku percaya padamu, sayang. Aku serahkan semuanya ini kepadamu."
"Ya, kau harus percaya dengan ku sayang. Dan kau harus mendukung segala apa yang telah ku rencanakan ini."
"Baik sayang, aku akan mendukungmu."
🌷Mansion Albert🌷
Tampak seorang pria yang sedang berlari menaiki tangga berukir, pria itu adalah Ferdi. Saat dia sudah berada di depan kamar Delisa, Ferdi langsung mengetuk pintu tersebut.
"Delisa, apa kau ada di dalam?" panggil Ferdi.
Beberapa detik kemudian pintu pun terbuka, dan keluarlah Delisa dari dalam kamar.
"Ferdi ...."
"Delisa ada sesuatu yang ingin ku tanyakan padamu."
.
.
.
🌷Bersambung🌷
Selalu kesel setiap baca ceritanya, karena kekejaman yang dilakukan Tuan muda Albert kepada Delisa.
Namun meski begitu, aku juga suka karakter Delisa nggak yang pasrah aja diperlakukan kejam, dan balik membalas/CoolGuy/
Berharap kelak Albert dapet balasannya karena menyia-nyiakan Delisa.
Nggak berharap mereka bersatu karena saking keselnya😭😭😭
Tapi kalau pun bersatu, perjuangan Albert bener-bener harus menemui banyak kesulitan seperti dia yang selalu menyulitkan Delisa🤭✌️❤️
Semangat terus untuk Kakak. Semangat nulisnya💪💪💪🥰🥰❤️❤️
Berharap bahwa Delisa dan Albert nggak bersatu.
Pun kalau bersatu, Albert harus berjuang sampai titik darah penghabisan untuk mendapatkan Delisa kembali🤭🤭
Tapi sebelum itu, balik lagi Albert harus bener-bener menyesal dan sampai nagis darah👍😁😂