NovelToon NovelToon
Pinjam Rahim - Istri Ketiga

Pinjam Rahim - Istri Ketiga

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / CEO / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:13.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mommy Ghina

Alya Zafrina Sadekh 23 thn, wanita yang terlihat biasa saja, di tawarkan oleh Istri CEO yang menjabat sebagai Direktur tempat Alya bekerja untuk pinjam rahimnya dengan imbalan sebesar 2 milyar.

Erick Triyudha Pratama 35 thn sudah menikah selama 10 thn dengan Agnes Rivalia 30 thn, belum juga memiliki anak. Demi mendapatkan seorang penerus keluarga Pratama, akhirnya Agnes mencari karyawan yang tidak cantik yaitu Alya, untuk pinjam rahimnya agar bisa melakukan pembuahan melalui inseminasi bukan melalui hubungan suami istri.

Agnes meminta Alya menjadi madunya, sampai anaknya dilahirkan, setelahnya akan bercerai. Dan Alya baru tahu jika CEO nya memiliki 2 istri, istri kedua bernama Delila Safrin 25 thn, berarti Alya jadi istri ketiga.

Tidak ada rasa cinta antara Alya dan Erick, mereka menikah demi status anak yang akan hadir di rahim Alya. Penuh misteri dari sosok Alya yang berpenampilan tidak cantik.

Bagaimana kelanjutan rumah tangga Alya dengan Erick sebagai istri ketiganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tentang Alya

“Tutup mulut kamu, gak lucu,” tukas Erick terhadap sahabatnya sekaligus asisten pribadinya.

“Sorry Bos, habis lucu banget lihat cewek yang berani sama atasannya, kedudukannya CEO pula, dan untungnya tuh cewek tidak menarik. Kalau cantik dikit aja, langsung saya pepet jadiin pacar,” ujar Rio.

“Kamu itu apa-apa jadiin pacar. Yang di cari tuh calon istri, bukan nambah pacar,” ucap Erick agak ketus.

“Masih belum ada yang pas Bos,” jawab Rio.

🌹🌹

“Hai pacarku yang ganteng, mari kita melanjutkan perjuangan hari ini,” ujar Alya, sambil memakai helm di kepalanya sesuai prosedur menggunakan kendaraan bermotor roda dua.

“Lets go, Leo,” ujar Alya mulai menstater motor maticnya yang di anggap pacar gantengnya.

Alya mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, menuju ke sesuatu tempat. Hampir tiga puluh menit, akhirnya sampai ke tujuan dengan selamat.

“Selamat sore bu Alya,” sapa Lili salah satu pegawai butik.

“Sore Lili." Alya langsung ke lantai dua, ke ruang kerjanya di ikuti oleh Lili.

Alya menghempaskan dirinya di kursi kerjanya, sedangkan Lili mulai menyiapkan pembersih wajah untuk Alya, atasannya

“Lili, bikinin saya teh hijau ya, sama bawain cemilan,” pinta Alya.

“Baik Bu Alya, segera saya siapkan.” Lili kembali turun ke bawah menuju pantry.

Alya Zafrina Sadekh terlahir dari keluarga yang cukup kaya, akan tetapi semenjak lima tahun yang lalu ketika papanya tiba-tiba meninggal, kekayaan keluarganya raib dibawa rekan bisnis papanya.

Hanya meninggalkan butik milik keluarganya yang masih bisa di selamatkan. Selama dua tahun terakhir Alya mengambil alih butik dari mamanya, untuk dikelolanya agar bisa berkembang lebih baik.

Sambil mengelola butik keluarganya, Alya tetap bekerja di perusahaan Pratama, demi kelangsungan hidup keluarganya.

Keuntungan dari hasil penjualan baju di butik, belum terlalu besar. Tapi cukup untuk bayar gaji karyawannya. Itulah mengapa Alya sangat bekerja keras. Dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore, wanita itu bekerja di perusahaan Pratama. Kemudian dari jam 5 sore sampai jam 8 malam, Alya akan stay di butiknya. Selain pintar tentang finance, Alya juga salah satu desainer untuk pakaian anak-anak dan baju hamil.

Kini Alya sedang bercermin di kamar mandi, di lepaskannya kacamata bulatnya, kemudian langsung mengusap wajahnya dengan kapas yang telah diberikan miraceller water.

Wajah Alya yang terlihat sedikit gelap, bintik bintik hitam yang berada di wajahnya, langsung menjadi putih bersih. Terlihatlah kecantikan Alya yang sesungguhnya dalam pantulan cermin itu.

Tidak ada satu pun karyawan perusahaan pratama, yang tahu wajah Alya yang sesungguhnya. Yang mereka tahu hanyalah Alya wanita tidak cantik dan tidak menarik. Itukah yang mereka tahu tentang Alya.

🌹🌹

“Bu Alya, ini teh hangatnya sama cemilannya,” ujar Lili, sambil meletakkan cangkir teh, dan sepiring roti bakar.

“Makasih Lili. Saya minta lapor hari ini ya, terus bagaimana perkembangan pelelangan perusahaan Sanbe untuk masalah seragam karyawannya siapa yang menang?” tanya Alya, sambil menyesap teh hijaunya.

“Bu Alya, sebenarnya pihak Sanbe menginginkan konveksi kita untuk mengurusi puluhan ribu seragam karyawan mereka. Tapi ibu kan tahu sendiri, kita tidak punya modal yang kuat, padahal ini peluang besar untuk melebarkan sayap butik ibu serta konveksi.”

Alya tampak berpikir keras, apa yang harus di lakukannya.

“Perkiraan kamu, kira-kira kita butuh modal berapa gar bisa menerima orderan besar itu?” tanya Alya.

Lili langsung mengambil buku catatannya, “menurut perhitungan kasar saya, sekitar satu milyar agar konveksi kita berjalan.” Lili menunjukkan catatannya.

“Nanti saya coba kalkulasi ulang lagi, modal yang benar-benar dibutuhkan. Dan kira-kira mereka butuh jawaban kita kapan?” tanya Alya.

“Mereka menunggu kepastian kita sekitar seminggu lagi,” jawab Lili.

“Oke, kalau begitu masih ada waktu. Thanks ya Lili, kamu bisa kembali kerja,” ujar Alya.

“Baik Bu, saya kembali ke bawah dulu," pamit Lili.

“Modal ... modal satu milyar,” gumam Alya, segera dinyalakannya laptop yang sudah ada di meja kerjanya. Kemudian segera bikin budgeting untuk proyek tersebut.

“Satu milyar, kalau pinjam ke bank sudah tidak ada aset yang bisa di gadaikan. Kalau bangunan butik ini di gadai, bisa ribet jika tidak sanggup cicilnya. Yang ada bisa pindah tangan ke orang lain, huft,” gumam Alya sendiri.

“Kalau gak di ambil, jarang-jarang kesempatan ini ada, apalagi keuntungannya dua kali lipat,” gumamnya lagi.

“Oh ... modal ... modal, harus ke mana mencarinya!!” keluh Alya sambil merentangkan ke dua tangannya.

DEGH!

“Pinjam rahim!" Sekejap Alya menundukkan kepalanya, untuk menatap perutnya.

“Oooh, tidak ... tidak, kasihan nanti yang jadi suami gue sesungguhnya,” keluh Alya.

Sambil membuat budgeting, otak Alya berputar mencari jalan untuk dapat modal sebanyak satu milyar. Bukan uang dengan jumlah kecil, tapi uang yang berjumlah besar.

“Lebih baik mendiskusikan sama mama aja deh,” gumamnya lagi. Tanpa menunda waktu, Alya mengakhiri pekerjaannya di butik, dan segera pulang ke rumah.

🌹🌹

Jam 20.00 wib.

Motor Alya sudah terparkir di halaman rumah yang cukup lumayan besar, tapi tidak sebesar mansion yang dulu mereka tempati. Mansion milik keluarganya sudah di jual, untuk membayar hutang papanya selama menjalankan perusahaan, sedangkan sisa uangnya di belinya rumah tipe 45/150m, di komplek perumahan biasa. Tapi tetap Alya bersyukur, mau keadaannya seperti apa pun walau sudah tidak menjadi orang kaya.

“Assalamualaikum,” sapa Alya.

“Waalaikumsalam, anak mama tumben sudah pulang?” tanya Mama Yanti.

“Iya Mah, pengen cepat pulang aja hari ini,” jawab Alya.

“Kamu sudah makan belum?” tanya mama Yanti.

“Sudah mah, tadi di butik beli kwetiau goreng. Mah, Alya mandi dulu ya ... badan gerah nih,” ujar Alya.

“Ya sudah mandi dulu, nanti mama bikin susu coklat hangat,” balas Mama Yanti.

“Makasih Mah." Alya bergegas ke kamarnya.

Dua puluh menit kemudian, Alya terlihat segeran habis mandi. Kemudian ikut duduk di ruang keluarga bersama mamanya.

Alya memiliki seorang adik laki-laki yang sekarang sedang bersekolah di Malang, berasrama di sana ikut pendidikan ikatan dinas.

Sedangkan di rumahnya kini hanya Alya, Mama Yanti, dan Bibi Sur ART yang tinggal. Segala beban hidup keluarganya menjadi tanggung jawab Alya sepenuhnya, alias menjadi tulang punggung keluarga, pengganti papanya.

“Ini susu coklatnya, mumpung masih hangat, segera di minum,” ujar Mama Yanti memberikan cangkir yang berisi susu.

“Makasih Mah.“ Alya mulai menyesapnya pelan-pelan.

“Mah, Alya mau diskusi masalah butik kita,” ujar Alya.

“Butik kita ada masalah, Nak?” tanya mama Yanti mulai cemas.

“Sebenarnya bukan masalah mah, ada perusahaan menawarkan kerja sama untuk menyediakan seragam karyawan mereka yang jumlahnya  ribuan. Sedangkan kita tidak punya modal awal untuk produksi seragam tersebut di konveksi kita. Sedangkan budget yang saya hitung, ada perkiraan sekitar satu milyar untuk produksi awalnya, tapi dengan keuntungan sekitar dua kali lipatnya. Dan menurut saya sih ini kesempatan besar.”

.

.

Kakak Readers yang cantik dan ganteng, jangan lupa tinggalin jejaknya.

Love you sekebon 🌹🌹🌹🌹🌹

1
Jenike Amaliyah
thor, tulisannya masih kurang enak dibaca
Sri Hariati
Luar biasa
Mom dillalva
🤣🤣🤣 alyaaa
winda aulia
Luar biasa
muhammad andra
sangat keren👍
muhammad andra
suka dengan cerita ny bikin ketawa🤣🤣🤣
JandaQueen
Pak Arif yg ini beda orang kah sama pak arif yg direktur personalia di part sbelumnya, kak otor?
JandaQueen
ooh jadi ini balasan si utun rupanya sama orang yg nyakitin mamanya.... 👏👏👏👍
JandaQueen
Rio.... ter the best lah.... 👍👍👍🤣🤣🤣
Maulida Hayati
paling Agnes pura pura pingsan
JandaQueen
start reading
Maulida Hayati
Luar biasa
Nur Adam
smgt untuk krya mu thoor
Nur Adam
macho semua thoor bkin halu
༻♛A̷͙ͭͫ̕ḑ̴̞͛̒ỉ͔͖̜͌r̴̨̦͕̝a̤♛༺
seru kok meskipu yang ku baca cuma setengah 🙂
Hani Ekawati
Pinter bgt si Alya 🤣🤣🤣
Hani Ekawati
Gkgkgkgkgkgk...ampun deh 🤣
Hani Ekawati
Pertanyaan cerdas ☺️👍
Dewi Sinta
justru yg menjijikan Alya, di cium laki laki lain diem aja. malah cerita masalah rumah tangganya. ini banyak kasus wanita selingkuh dari kaya gini. gak tau diri. selama masih ada teken kontrak apapun masalah nya resiko lah kan dia terima duit nya. kan dia yang jual diri bahasa kasar nya jual anak, anak gak mau di kasih tapi ngrasa paling benar. benar dari mana nya.
Elisa Nursanti Nursanti
dasar alya 🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!