CINTA SENDIRI

Langit malam di penuhi taburan bintang yang saling berlomba memancarkan sinarnya, angin pun berhembus begitu sejuk dan seakan menenangkan jiwa. Meta terlihat melamun berdiri di dekat jendela. Mata nya menatap penuh kekosongan dan hati pun masih berdetak tidak karuan, ia berdiri kaku dengan hati yang seakan sesak.

' aku seperti merasakan sakit di sini.' lirihnya sembari menekan kuat dada nya.

'wahai hati jangan katakan kau mencintai nya, kau harus fokus pada apa yang kita cita-cita kan."

Gadis itu menatap sendu ke arah bintang-bintang yang seolah mengejek dan menertawakannya.

seorang gadis dengan tubuh tinggi dan kulit sawo matang datang menghampiri Meta, memegang lembut pundak Meta.

" kenapa ta, aku lihat sedari tadi kamu banyak melamun dan diam." Tanya sang gadis yang ternyata Risa

"Ris." Meta menoleh menatap sorot mata Risa dalam, ia tak kuasa untuk berbohong pada sahabatnya tersebut, memeluk dan menumpahkan air mata nya di pundak Risa salah satu solusi bagi nya.

" Pak Reza ya?" Risa seolah sudah mengerti isi hati sahabatnya itu.

"Ris, tolong yakinkan hati aku. Bahwa aku sama sekali tak mencintai Pak Reza." Isak Meta di pelukan Risa.

Bukankah ini terlalu cepat untuk ia jatuh cinta pada pria itu, bukankah pada awalnya ia hanya berniat bercanda pada guru yang beku seperti es itu, lantas mengapa ia harus menerima perasaan ini?

"duduklah ta, ceritakan semua." ucap Risa lembut.

Meta pun duduk dan mulai menceritakan semua yang terjadi hari ini tanpa terlewat satu pun.

" sudah kukatakan dari awal, fokuslah pada sekolah mu kita sudah pergi sejauh ini jangan rusak impianmu dengan hal semacam ini." ujar Risa.

Meta hanya diam sembari menangis sesenggukan, ya di depan Risa lah ia bisa menangis meluapkan semua perasaannya,bahkan di depan sang ibu ia terlihat jarang menunjukkan air mata dan ketika ayahnya memutuskan pergi lalu menikah lagi ia tak pernah menunjukkan air mata nya di depan orang-orang. laki-laki paruh baya yang berprofesi sebagai mandor dan pemilik toko beras yang cukup besar di Payakumbuh tersebut nekad menikah lagi setelah jatuh cinta pada seorang janda tempat biasa ia duduk minum kopi ketika istirahat bekerja.

Setelah memutuskan menikah 5 tahun lalu, ayahnya bahkan tak pernah pulang lagi ke rumah meskipun hanya mengantar belanja tak pernah ia lakukan, Ia seolah lupa diri. Beberapa kali ia dan adiknya laki-laki nya sempat mencari sang ayah di rumah sang ibu tiri tapi ia tak pernah bertemu pria itu hingga ia memutuskan tak akan pernah lagi menemui ayahnya.

******

Di tempat berbeda Reza terlihat menikmati secangkir kopi sembari menyelesaikan beberapa dokumen kantor di ruang kerja nya di rumah, namun pikirannya seolah tak fokus. Pikirannya tertuju pada pembicaraannya bersama Bella tadi siang.

Flashback on

" sayang aku ingin membicarakan perihal lamaran kemaren." ucap Reza.

" sayang please jangan bahas pernikahan lagi, aku belum siap menikah secepat ini." ujar Bella

" tapi Bel, kita harus membicarakan ini. Umurku sudah 30 dan mami terus mendesakku agar segera menikah."

"aku tak mau membahas ini sayang."

" ngak bisa, kalau tak dibahas sekarang. Mami nekad ingin mencarikan aku istri."

" tapi sayang." Bella menatap sendu kearah Reza pertanda gadis itu tak ingin membahas pernikahan dan itu semua lagi menimbulkan kekecewaan di raut Reza.

" Mengertilah, beri aku waktu." Bella menatap Reza dengan tatapan memohon

"baiklah." ucap Reza mengalah namun dihati nya tak ia pungkiri ia ingin segera menghalalkan wanita yang ia cintai ini, rasanya ia sudah lelah terus berpacaran

flashback off

mengingat itu semua Reza menghela nafas, ia merasa Bella begitu egois dan tak benar-benar mencintainya. Ia bingung akan perasaannya sendiri, hatinya berkata ia ingin menyerah saja dan menuruti keinginan sang mami tapi Pikirannya seolah berbanding terbalik dengan hati nya.

' tak mungkin aku meninggalkan Bella, aku sangat mencintai nya.' pikir Reza

Reza semakin bimbang disatu sisi ia ingin Bella lah yang kelak menemani sisa hidupnya kelak namun disisi berbeda hati nya seolah mengkhianati dirinya sendiri.

''Apa yang harus aku lakukan'' lirih Reza

Di sisi lain Meta terlihat sudah tenang, ia menatap sendu ke arah langit di temani Risa di sampingnya.

" Ris, aku akan melupakan Pak Reza." ucap Meta lirih

" ya, kau harus melakukan itu ta." jawab Risa seolah meyakinkan Meta.

********

bhawaaaaa akhirnya selesai juga, sempat pusing memikirkan lanjutannya tapi akhirnya selesai juga part 8 ini, tetap like, rate, vote and kasih saran juga karena saran kalian sangat berharga bagi saya ....

jangan lupa tip ya😁