Dia Yang Ternoda

Bu Inggrid nampak tengah menenangkan Esther yang masih terus sesenggukan.

Bahu wanita cantik berambut ikal dan panjang itu nampak turun naik tanda ia masih menangis.

Dengan lembut, wanita cantik yang tak lagi muda itu mengusap lembut punggung menantu pertamanya itu.

Bu Inggrid memang sangat menyayangi Esther.

ia memperlakukan Esther seperti putri kandungnya sendiri karena ia yang tak memiliki seorang anak perempuan.

Sementara pak Hengky yang baru saja masuk ke dalam ruangan itu sedikit terkejut dengan keadaan yang ada.

Apalagi ia tak melihat Rexy ada di dalam ruangan itu.

" sabar ya Esther.....mengertilah sedikit, ini memang bukan hal yang mudah untuk Rexy.

Momy tau ini juga tidak mudah untukmu...

kalian hanya sama sama membutuhkan waktu.

Kau tahu Rexy sangat ingin memiliki seorang anak.

Bahkan kau sendiri tahukan, Rexy sampai berkhayal jika saja ia mempunyai anak yang berusia sepuluh tahun, ia sendiri yang akan sibuk mengajaknya bermain " hibur bu Inggrid.

" Rexy hanya sedang terpukul, percayalah dia akan segera kembali seperti semula " imbuh bu Inggrid lagi.

Esther mengangguk menimpali ucapan sang mertua.

Hatinya benar benar kacau dan hancur saat ini.

Andai momy tahu,apa yang membuat Rexy marah kepadaku tadi....

Masihkah momy masih akan mau menghiburku seperti ini ?!

Bisik Esther di dalam hati

Ingin sekali ia menjerit dan berteriak agar sesak di dalam hatinya saat ini sedikit reda.

Ia belum siap ...

Ia juga tidak mau kehilangan laki laki yang telah berstatus sebagai suaminya sejak dua tahun lalu itu, Rexy adalah cinta pertamanya.

Cintanya untuk pria itu begitu besar sejak pertama ia melihat pria itu empat tahun yang lalu.

🌿

Malam telah bergulir, udara malam yang terasa dingin menusuk tulang tak di hiraukan oleh seorang pria yang nampak duduk meggelosot di lantai keramik yang dingin di sebuah balkon kamar apartemen miliknya dengan kondisi yang begitu acak acakan dan terlihat mengenaskan.

Kemeja yang ia pakai nampak keluar di sana sini.

tatanan rambutnya tak lagi terlihat rapi,

Terlihat awut awutan.

Pria itu adalah Rexy.

Tadi ia memutuskan untuk pulang ke apartemennya saja di banding pulang ke runahnya.

Ia tak ingin ada yang tahu perihal masalahnya kini.

Terutama kedua orang tuanya.

Ia tak ingin momy dan papinya merasa bersalah atas apa yang sedang terjadi dalam rumah tangganya saat ini,

karena Rexy sadar, karena merekalah Rexy dan Esther akhirnya menikah.

Rexy duduk di lantai sendirian, kedua tangannya menjuntai ke bawah melewati kedua lututnya yang terangkat.

Tangan kanannya memegang sebuah gelas berisi minuman berwarna bening kekuningan.

Minuman dengan kandungan alkohol cukup tinggi itu ia jadikan tempat pelariannya saat ini.

Seorang pria berbadan tegap berdiri dengan setia menemani Rexy di pintu balkon.

" sepertinya pria itu benar benar pintar menyimpan bangkainya..." oceh Rexy yang kecewa karena Zaky yang tak kunjung mendapatkan bukti perselingkuhan antara Esther dan Darius.

Tak tahu saja Rexy, Darius bahkan telah mati matian berusaha menutupi dengan cara menghapus setiap jejak kebersamaannya bersama Esther agar wanita itu tak mewujudkan ancamannya kepada dirinya jika sampai hubungan yang terjalin di antara mereka di ketahui oleh orang lain.

Esther bersumpah lebih baik mati saja jika sampai ada yang tahu tentang mereka berdua, terutama Rexy.

Darius benar benar di buat nelangsa oleh Esther.

Pria itu benar benar takut kehilangan wanita itu.

Darius juga benar benar di buat bertekuk lutut di hadapan wanita itu.

" sudah cukup tuan....anda sudah sangat mabuk " kata pria yang tak lain adalah Zaky sekretaris merangkap asistan pribadi Rexy ketika melihat Rexy kembali menenggak minumannya di dalam gelas yang ia genggam hingga tandas.

Rexy tak menggubris sama sekali peringatan dari asistan pribadinya itu.

" ha ha ha ......dia pasti puas melihat kehancuran hidupku saat ini Zaky...dia pasti puas...." tiba tiba suara tawa di iringi teriakan Rexy menggelegar memenuhi tempat itu.

Jiwa pria itu benar benar sangat terguncang saat ini,

Tiga kali sudah ia kehilangan seorang anak yang bahkan belum sempat ia melihatnya ataupun menyentuhnya.

Di tambah lagi harapannya akan anak yang berada bersama Rhain yang ternyata juga telah tiada pula.

Sang istri bermain api di belakangnya.

Sungguh ia bagai seorang pria yang tak memiliki harga diri saat ini.

Seenaknya saja Esther menginjak harga dirinya dengan berani menjalin hubungan dengan pria lain di belakangnya.

Di tambah melihat dengan mata dan kepalanya sendiri, Wanita yang ia cintai terlihat begitu dekat dengan adik kandungnya sendiri.

Ya Tuhan.....

Kenapa kau siksa aku dengan perasaan cinta seperti ini.

Aku yang tak mampu melupakannya bahkan setelah sepuluh tahun berlalu, kini kenapa aku masih harus melihat kenyataan semenyakitkan ini.

Rintih Rexy di dalam hati.

Hidupnya benar benar tak pernah baik baik saja sejak sepuluh tahun yang lalu.

Wajah menyedihkan berubah penuh amarah milik Rhain seolah selalu membayangi dirinya.

Ia bahkan tak pernah bisa menyentuh wanita lain tanpa mengingat gadis itu.

Hancur....hidupnya sungguh hancur dan sangat menyedihkan.

" Tuhan mengabulkan sumpahmu atas diriku Rhain ...kau pasti sangat senang kan sekarang ?! " desis pria itu lagi.

" akh........Rhainnnnnnnnn " sekali lagi Rexy menjerit sekencang kencangnya sebelum akhirnya tubuh pria itu tumbang.

Jatuh terjerembab ke lantai.

" tuan...tuan Rexy ..." panggil Zaky panik, gegas pria itu berusaha mengangkat tubuh kokoh sang atasan.

Meski tak mudah, tapi akhirnya Zaky mampu membawa Rexy ke atas tempat tidurnya.

Zaky menarik nafas dalam dalam dan kemudian menghembuskannya, ia lega karena sudah berhasil mengangkat tubuh Rexy ke atas tempat tidur.

Ini bukan yang pertama ia di buat kalang kabut oleh atasannya yang sedang mabuk itu.

Rexy memang kerap kali datang ke apartemen jika suasana hatinya sedang tak baik baik saja.

Sang atasannya itu kemudian akan berakhir dengan kondisi mabuk seperti ini dan selalu meneriakkan sebuah nama yang ia tak pernah tahu siapa pemilik nama itu.

Mata pria itu kini terpaku pada sebuah lukisan berukuran besar seorang wanita dengan gamis dan hijab lebar warna hitam yang seolah berkibar tertiup angin.

Wajah wanita dalam lukisan itu nampak begitu tenang, cantik dan menyimpan sejuta pesona.

Tapi Zaky tak pernah melihat wanita itu.

Yang ia tahu dan sering ia lihat sendiri jika datang ke apartemen ini,

atasannya akan betah berlama lama berdiri di hadapan lukisan itu sembari menatapnya.

Ya.....

Zaky sering melihat Rexy menatap lukisan itu begitu lama tanpa bersuara sedikitpun.

Sudah hampir tujuh tahun ia bekerja pada Rexy sebagai asistan dan sekretaris pribadi pria itu, tapi ia tak tahu siapa wanita dalam lukisan itu.

Ia juga tak pernah melihat sang atasan pernah bersama wanita itu.

Dan satu yang pasti, wanita itu bukanlah istri Rexy karena ia tahu benar siapa istri atasannya tersebut.