NovelToon NovelToon
Glen Mahardika

Glen Mahardika

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / ketos / Playboy / Teen Angst / Teen School/College / Persahabatan
Popularitas:9.8k
Nilai: 5
Nama Author: nadia

Update Chapter sehari satu.


Glen Mahardika Murid SMA Alexsander High School yang tiba-tiba terobsesi pada seorang murid baru yang menurutnya berbeda dengan wanita lainnya.

Dia bernama Aletta Prisillia, wanita yang ternyata menyimpan segudang rahasia tentang kehidupannya. Aletta tidak sebaik yang orang lihat, dia bukan wanita lemah yang seperti di bayangan Glen selama ini. Tetapi saat Glen tau semuanya, ia malah semakin tidak mau melepaskan Aletta, Obsesisa pada Aletta semakin besar dan tidak tertolong.

__________

"My Beby," Glen merangkul pundak Aletta di hadapan semua murid di sekolah.

"My Bebby, My Beby minyak telon kali ah," Aletta melepas rangkulan Glen lalu pergi begitu saja.

"Ah......Dia semakin menggemaskan," Glen tersenyum miring seraya melangkahkan kakinya untuk mengejar Aletta.

__________

Di balik semua itu, ada kesedihan yang selalu Aletta tutupi dari orang-orang, kesedihan yang amat mendalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ayahnya Glen

Di kelas Aletta duduk di sebelah Glen, Aletta menatap Glen penuh selidik.

"Gelang lu samaan kayak Vano?" Tanya Aletta.

Glen menatap Aletta beberapa saat sebelum akhirnya menjawab pertanyaan itu, "Vano nyuri gelang ini, kalau gak percaya lu bisa liat Vano sekarang, dia bonyok gara-gara gue," Balas Glen dengan bangga karena sudah membuat Vano babak belur.

"Pukulin orang kok keliatan bangga banget."

"Eh dia tuh nyuri, gue gak suka kalau sesuatu milik gue di curi orang lain. Termasuk lu juga, gue bakal hajar tuh orang kalau berani nyuri atau bahkan nyentuh sesuatu yang udah jadi milik gue," Awalnya Aletta hendak memotong ucapan Glen, tapi Glen menutup mulut Aletta dengan tangannya.

"Tunggu! Gue belum selesai bicara, jadi jangan main potong seenaknya. Ini gelang gue kalau lu kepo gelang ini darimana? Ini gelang pemberian temen gue. Udah cukup segitu doang penjelasannya," Barulah setelah Glen selesai bicara ia kembali membuka mulut Aletta.

Hari terakhir sekolah di minggu ini juga merupakan hari terakhir perlombaan antar sekolah, nanti sore akan ada acara pentas seni sebagai penutupan. Setiap sekolah dapat mengirimkan dua grup untuk menampilkan bakat seni mereka.

Di kelas hanya ada Glen dan Aletta, Glen tidak akan membiarkan Aletta sendirian karena ia tidak mau Aletta kecapean atau apapun itu yang membuat kondisi tubuh Aletta drop lagi.

Sedangkan Raka dan Digo sepertinya sedang nonton atau mungkin pacaran.

"Temen kecil lu?" Tanya Aletta masih penasaran, apa jangan-jangan teman masa kecil Aletta ternyata adalah Glen, tapi Aletta sedikit tidak yakin karena dulu teman masa kecilnya sangatlah penakut bahkan cengeng, bagaimana anak itu bisa tumbuh menjadi pria seperti Glen.

"Lu kepo banget sih? Emangnya kenapa? Lu cemburu?" Glen menaik turunkan alisnya sambil senyum tebar pesona.

Aletta berdecak sebal sambil mengalihkan pandangan dengan wajah cemberut, "Dia emang gak mungkin orangnya," Gumam Aletta pelan.

Glen yang melihat Aletta cemberut malah semakin ingin terus menggodanya, Glen merayu Aletta sambil mencoba memeluk Aletta dari belakang.

Tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu, saat Aletta dan Glen melihat ke arah orang di ambang pintu itu seketika Glen langsung menjauh beberapa jengkal.

"Bu Dina?" Ucap Aletta.

"Masih di sekolah jangan dulu pacaran," Ledek Bu Dina sambil terkekeh pelan.

Glen berlaga sok cool sekarang.

"Ibu cuman mau memastikan aja kabar kamu gimana?"

"Aku udah baikan kok bu, oh iya bu. Makasih yah, pasti ibu kan yang pertama minta ayahku pulang kemarin," Aletta merasa jika ayahnya kemarin pulang ke rumah secara mendadak adalah akibat permintaan bu Dina.

Bu Dina Tersenyum, "Iya, maaf kalau ibu udah ikut campur sama masalah keluarga kamu. Tapi tenang aja, ibu masih belum bilang tentang penyakit kamu, kamu harus secepatnya kasih tau ayahmu. Atau kalau tidak ibu terpaksa bilang sama ayah kamu," Bu Dina membulatkan matanya sempurna untuk mengancam Aletta.

"Iya Bu, secepatnya aku akan kasih tau."

"Ya sudah, kau istirahat saja di sini. Dan kamu Glen jangan peluk-pelukan dulu, ingat! Ini masih di sekolah, nanti saya laporkan ayahnya Aletta loh," Bu Dina menunjuk-nunjuk Glen.

"Iya-iya," Balas Glen malas.

Saat Bu Dina sudah pergi, Glen kembali bermanja pada Aletta. Sifat ketua geng motornya mendadak selalu hilang ketika sudah berduaan dengan Aletta, "Glen minggir," Aletta menjauhkan tubuh Glen.

"Ke atap yuk? Di sana lebih enak, gak bakalan terlalu berisik," Glen langsung menarik Aletta, Aletta terpaksa mengikuti Glen.

"Lu kalau mau langsung narik enggak usah nanya dulu, langsung aja bawa."

"Itu cuman untuk basa-basi doang."

_________

Queen di rumah sakit menjaga Aksa yang masih koma akibat Glen, ia tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Glen karena ia sadar kalau Aksa juga salah. Tapi perlakuan keluarga Glen lah yang kini membuat Queen kesal, tadi orang bawahan ayahnya Glen datang ke sana untuk memberikan uang damai.

Tapi mereka juga mengancam keluarga Aksa jika sampai mereka membawa masalah ini sampai hukum, maka mereka akan terima akibatnya.

Terpaksa orang tua Aksa hanya bisa menurut, mereka tidak mau jika Aksa semakin menderita jika mereka berani melawan Glen lagi.

"Sialan-sialan-sialan, mereka semua memang kurang ajar. Apa susahnya bilang maaf dulu, mereka datang langsung ngancem gak jelas gitu," Gumam Queen dalam batinnya.

_________

Sementara itu ayahnya Glen datang ke indonesia untuk sekedar istirahat dari suntuknya pekerjaan, "Gimana? Urusan Glen udah selesai?" Tanyanya pada Asisten pribadinya yang tadi memberikan uang damai pada keluarga Aksa.

"Sudah Tuan, semuanya sudah selesai dan mereka setuju," Jelas Rudy Asisten pribadinya.

"Baguslah," Thomas ayahnya Glen membaringkan tubuhnya di sofa.

Dari kejauhan Kinan memandangi ayahnya sendiri, sejujurnya ia sangat kesal dan iri mengapa hanya Glen yang di sayang ayahnya. Ia merasa jika Glen adalah anak kesayangan ayahnya, dan kabar di luaran sana yang mengatakan jika Glen sangat di benci keluarganya adalah kebohongan ia sendiri.

Sebaliknya, justru Glen sangat di sayang ayahnya sendiri karena apapun masalah Glen selalu di maafkan atau bahkan ayahnya sendiri yang menyelesaikan masalah Glen. Tapi ketika ia yang buat salah justru dirinyalah yang selalu di salahkan.

Bahkan perusahaan ayahnya telah jadi hak milik Glen, sementara Glen kecewa pada ayahnya karena Ayahnya telah berselingkuh dengan perempuan lain padahal ibunya tengah sakit di rumah sakit jiwa. Itulah alasan mengapa Glen jarang pulang ke rumah, ia tidak mau jika tiba-tiba ayahnya pulang.

Glen juga begitu membenci Kinan kakaknya, karena Kinan selalu saja menyalahkan kematian adiknya padanya.

Kinan berjalan menuju kamarnya, Kinan bahkan hanya bekerja sebagai karyawan biasa di perusahaan ayahnya. Padahal perusahaan itu nantinya akan di miliki oleh Glen.

"Kinan nanti sore kita ke rumah sakit, kita lihat ibumu," Ucap Thomas saat melihat anaknya lewat.

"Iya Pa," Balas Kinan tidak bisa menolak.

___________

Sore harinya Thomas dan Kinan sudah berada di rumah sakit jiwa tempat dimana Amanda istrinya Thomas atau ibu dari Glen dan Kinan di rawat. Thomas di antarkan ke ruangan Amanda untuk melihat perempuan itu.

Saat Thomas dan Kinan akan masuk tiba-tiba tangan Glen menutup kembali pintu kamar itu, Glen menatap ayahnya dengan tajam.

Mereka saling bertatapan beberapa saat sampai akhirnya mata ayahnya menangkap seorang perempuan di dekat Glen, perempuan itu tidak lain adalah Aletta yang ikut ke sana bersama Glen.

"Jangan pernah temuin Bunda lagi!" Tegas Glen, tatapannya menajam. Glen marah dan emosi sekarang.

Kinan menghadap ke depan Glen, "Yang harusnya ngomong kayak gitu adalah gue," Bentak Kinan tidak mau kalah.

"Lu mau belain orang yang gak tau malu itu?" Glen tersenyum miris sambil melirik ayahnya.

"Bagaimana pun dia ayah mu, bicaralah yang sopan," Bentak Kinan, ia melakukan ini tidak lain karena ini mendapatkan perhatian ayahnya.

"Sudah cukup! Kalau kamu memang masih marah dan tidak memperbolehkan Papa bertemu Bunda. Maka Papa akan pulang, gak baik juga ribut di sini," Thomas menatap Glen.

Kinan tersenyum miris, bahkan sudah seperti ini pun ayahnya tetap mengalah pada Glen.

"Ayo Kinan kita pulang, Oh iya Glen. Karena Papa ada di sini nanti malam kita dinner bersama, jangan lupa ajak pacarmu itu juga," Ucap Thomas saat pergi dari sana.

Lagi-lagi Kinan gagal untuk mendapatkan perhatian ayahnya sendiri.

1
Yuyun Rohimah
up lg Thor
Yuyun Rohimah
next
Once Maredni
wah,anak yatim-piatu tidak tau berterima kasih kayak Kinan,jahat sekali kamu
Yuyun Rohimah
up Thor
Yuyun Rohimah
next
Neneng Dwi Nurhayati
jahat kinan
Yuyun Rohimah
next
susi
Hari ini Gak Update yah, besok Up dua atau tiga deh buat ganti yang hari ini.
𝗬𝘂𝘁𝘁𝘇
double up kalau boleh
Neneng Dwi Nurhayati
hebat kak, akhirnya ayah Aleta sadar
sunshine wings
Bagus jalan ceritanya author aku suka..
Semangat ya nulisnyaaa..
💪💪💪💪💪
👍👍👍👍👍
👏👏👏👏👏
💖💖💖💖💖
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!