Kisah Jovanka, seorang mahasiswi cantik yang bekerja sebagai seorang pengasuh empat anak laki-laki yang usianya bukan lagi anak-anak.
Empat anak laki-laki korban broken home membuat mereka terbiasa hidup mandiri meski tergolong orang berada. Meski awalnya beberapa dari mereka tidak sepenuhnya menerima kehadiran Jovanka, gadis itu membuat semuanya perlahan berubah.
Kehidupan Jovanka berubah sejak menjadi maid dan hidup serumah bersama empat laki-laki tampan. Perselisihan, pertengkaran, asmara, kisah manis dan kekeluargaan terjalin erat tanpa disadari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alasan Kai
Meski sudah mengetahui jika Kai sengaja mengerjainya dan membuat masalah dengannya, Jojo sama sekali tidak marah. Ia tidak menunjukkan sikap kesal atau jengkel pada Kai.
"Kau akan memberitahukan ini pada kak Kalingga?" tanya Kai.
"Untuk apa? bukan masalah penting," jawab Jojo.
Meski merasa aneh, Kai bersyukur jika memang Jojo tidak akan mengadukan hal ini pada Kalingga. Karena Kalingga pasti akan lebih marah dan menambah hukuman untuknya.
Setelah menghabiskan sereal dan susunya, Kai menuju ruang tengah untuk bermain video game. Sedangkan Jojo memilih untuk beristirahat di kamar, ia memainkan ponsel dan bertukar pesan dengan Irene.
Hari semakin gelap, Kalingga datang dan mengatakan pada Jojo jika malam ini ia tidak perlu memasak, karena hanya ia dan Kai yang akan makan malam di rumah. Keenan harus lembur syuting sampai pagi, sedangkan Kylan kedatangan model secara mendadak yang mengharuskan ia melakukan pemotretan sampai malam.
Jojo merasa senang, Kalingga seakan meringankan pekerjaannya secara tidak sengaja.
"Aku akan memesan pizza, rasa apa yang kau sukai?" tanya Kalingga pada Jojo.
"Pizza? apa kakak juga membelinya untukku?" tanya Jojo memastikan.
"Ya, malam ini kita bertiga akan makan pizza."
"Hmm, rasa apa saja aku suka, kakak saja yang pilih," ujar Jojo.
Kalingga mengangguk paham. Ia melakukan pemesanan pizza melalui aplikasi online. Hanya berselang tiga puluh menit, kurir pengantar sudah tiba di depan rumah dengan membawa setumpuk pizza berbagai rasa.
"Wow, banyak sekali, Kak. Apa kita sedang pesta pizza?" tanya Jojo takjub setelah menerima makanan dari kurir.
"Aku nggak tahu harus memesan apa, jadi ku pesan semua varian saja," jawab Kalingga.
"Ah, apa semua orang kaya juga sepertimu, Kak?" tanya Jojo bercanda. Kalingga tidak menjawab, ia hanya tersenyum sambil menggeleng kepala pelan.
Setelah menata pizza di atas meja makan, Kalingga meminta Jojo untuk memanggil Kai di kamarnya. Sejak kepulangan Kalingga, Kai seakan menghindar dan mengurung diri di dalam kamar, mungkin ia sedang merenungi kesalahannya.
Jojo segera menuju kamar Kai dan meminta bocah laki-laki itu keluar untuk makan malam bersama. Awalnya Kai menolak, namun Jojo mengatakan jika Kalingga sudah menunggunya. Meski Kai merasa malas, ia tidak mungkin mengabaikan kakaknya.
Jojo dan Kai duduk bersebelahan, sedangkan Kalingga memilih duduk bersebrangan dengan Kai. Sebagai anak tertua juga pengganti sosok seorang ayah, Kalingga sangat tegas dan cepat dalam mengambil tindakan untuk siapa saja yang melakukan kesalahan. Kalingga adalah sosok kakak yang tidak pernah menerima permintaan maaf begitu saja tanpa memberi pelajaran pada adik-adiknya.
"Kalian bisa makan sepuasnya, sisakan satu untuk Kylan, dia akan pulang pukul sembilan," ujar Kalingga. Wajahnya sama sekali tidak menampakkan kemarahan pada Kai, ia sangat pandai menyembunyikan perasaannya.
Jojo dengan senang hati memakan beberapa potong pizza dan mencicipi semua varian rasa. Bagi Jojo, pizza termasuk ke dalam makanan mewah, selama hidupnya, mungkin hanya sekali dua kali ia membeli pizza untuk dirinya sendiri.
Setelah selesai makan, Jojo segera membereskan meja. Ia menyisakan satu box pizza dan menyimpannya agar Kylan bisa memakannya nanti.
"Mau ke mana?" tanya Kalingga saat Kai berdiri dari tempatnya duduk.
"Ke kamar," jawab Kai.
"Kita perlu bicara, duduklah," pinta Kalingga lembut. Kai sudah merasa was-was, ia tahu Kalingga tidak akan semudah itu membebaskannya setelah melakukan kesalahan. Kalingga pun kembali meminta Jojo untuk duduk di samping Kai, mereka harus bicara untuk menyelesaikan permasalahan ini.
Dengan tenang, Kalingga mulai bicara. Ia bertanya pada Kai secara baik-baik tentang alasan bocah laki-laki itu bersikap buruk pada Jojo, sampai begitu tega merusak semua makanan yang dimasak oleh Jojo.
"Kalian ada masalah?" tanya Kalingga. Kai menggeleng, selama Jojo bekerja di rumah ini, gadis itu tidak pernah melakukan kesalahan, hanya saja Kai tidak suka ada orang asing berada di rumahnya. Apa lagi, Jojo adalah orang yang dikirim oleh Merlinda.
"Aku nggak suka mama sok peduli pada kita. Untuk apa mama mengirim Jojo, kita sudah terbiasa hidup tanpa campur tangan mama," jawab Kai.
"Lalu, apa Jojo punya salah?" tanya Kalingga. Kai hanya menggeleng.
Kini Kalingga paham, Kai membenci Jojo hanya karena Jojo adalah orang yang dikirim oleh Merlinda. Bocah laki-laki itu berusaha menyingkirkan Jojo dari rumah ini agar Merlinda tidak ikut campur dalam hidup mereka.
"Mama tetap mama kita, dia yang melahirkan kita. Sebesar itukah kau membencinya?" tanya Kalingga.
Kai bangkit dari kursinya, ia merasa hatinya sangat sakit saat pembicaraan mereka mengarah pada Merlinda.
"Kenapa dia baru peduli pada kita setelah sekian lama? hah? apa yang dia lakukan untuk kita sudah sangat terlambat, Kak!" seru Kaivan. Sangat terlihat di mata bocah laki-laki itu betapa dia membenci Merlinda, betapa ia kecewa dan merasa terabaikan selama ini. Jojo hanya terdiam, ia tidak tahu harus melakukan apa atau mengatakan apa, ia sama sekali tidak tahu tentang tragedi apa yang sebenarnya terjadi sehingga membuat keluarga ini berantakan.
"Kau boleh membenci mama, tapi jangan libatkan orang lain yang tidak tahu apa-apa," ujar Kalingga.
"Mama mengirim Jojo hanya karena dia ingin terlihat baik dihadapan kita, kenapa bukan mama sendiri yang datang dan mengurus kita semua, Kak? kenapa harus mengirim orang lain sedangkan kita lebih membutuhkannya!"
Kalingga diam, ia tidak bisa menyanggah apa yang Kai katakan, karena meski kalimat itu sangat keterlaluan, namun itu adalah sebuah kenyataan.
Kai meninggalkan meja makan, Kalingga dan Jojo hanya diam dengan pikiran mereka masing-masing. Jojo melihat wajah Kalingga nampak sedih, seperti ada beban berat di pundak laki-laki itu yang ia sembunyikan.
"Kak, kalau memang Kai nggak bisa menerima keberadaanku, aku bisa berhenti dari pekerjaan ini," ucap Jojo. Meski ia tidak yakin dengan keputusan yang sudah ia buat, Jojo berusaha mengerti perasaan orang-orang di rumah ini.
"Kau sangat dibutuhkan di rumah ini, Jo. Bersabarlah, Kai butuh lebih banyak waktu, dia sulit menerima apapun yang berhubungan dengan mama," jelas Kalingga.
"Baiklah."
Kalingga kembali ke kamarnya, ia cukup resah dengan tingkah Kai yang tidak pernah berubah. Perasaan bencinya pada Merlinda benar-benar tertanam kuat meski Kalingga sudah berusaha keras memberi pengertian.
Kalingga duduk di sofa kamarnya, memandangi foto masa kecil mereka berempat bersama Merlinda juga Crish, ayah mereka. Masa-masa di mana keluarga mereka seperti keluarga bahagia pada umumnya, sebelum rahasia besar terungkap dan menghancurkan kebahagiaan mereka berkeping-keping.
Kalingga pernah membenci Merlinda, bahkan melebihi apa yang Kai rasakan. Namun seiring bertambahnya usia, Kalingga mulai tidak peduli, ia sudah merasa mampu dan sanggup mengurus keluarganya seorang diri tanpa kehadiran orang tua. Ia berusaha tetap menerima kehadiran Merlinda, meski sebagian besar dari hatinya menolak.
🖤🖤🖤
terimakasih akak... 🙏🙏☺️