Narendra Fatin Fahrezi. Seorang pemimpin perusahaan dan juga seorang ayah bagi putrinya. Memilih membuka lembaran baru bersama partner bisnisnya sendiri karena sebuah kesamaan.
Namun, setelah tujuh tahun menunggu, ternyata hati istrinya masih dengan penghuni yang sama.
Kecewa? Itu pasti. Karena selama ini yang selalu dia harapkan dari istrinya adalah cintanya. Tapi, selama itu juga, semua berakhir sama.
Lalu, apakah hubungan mereka akan putus atau terus? Akankah dia tega memutuskan suatu hubungan yang dibangun dengan susah payah? Lalu, apa dia tega memisahkan putrinya yang sudah menganggap istrinya sebagai ibu kandungnya?
Bagaimana kelanjutan ceritanya, ya?
Yuk kepoin sekarang.
Jangan lupa like, vote dan hadiah.
Beberapa info akan di share di Ig.
Jangan lupa follow ya.
@zulf_alina.
Jadwal UP juga ada disana. Makasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zulfa Laeli Ahlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rapot
Di meja makan tampak semua orang menikmati masakan yang terhidang. Aroma lezat dari masakan tercium jelas. Perut yang tadinya lapar pun kini sudah kenyang setelah sepiring sarapan habis.
Bi Inul yang sudah lebih dulu selesai sarapan, bergegas ke dapur untuk menaruh piring. Lalu, pergi menuju kamar Yumna dan mengambil tas milik Yumna yang berada diatas kasur.
"Maaf pak, bu. Hari ini penerimaan rapot Yumna. Kata guru Yumna bilang, sekarang wajib orangtuanya yang ngambil. Jadi, saya cuma bisa nemenin Yumna seperti biasanya pak, bu. Ngga bisa ambil rapotnya." bi Inul menghampiri majikannya yang sedang berbincang hangat di meja makan. Sembari memberitahu apa yang sudah diingatnya beberapa hari yang lalu. Tentang pengambilan rapot Yumna.
"Jadinya, mau bagaimana ya pak bu?" Tanya bi Inul.
"Maaf ya bi, kalau hari ini aku ngga bisa. Soalnya aku ada konfrensi pers nanti." Nara menjawab dengan sebuah alasan, karena itu memang kenyataan. Dirinya tidak mungkin meninggalkan acara penting perusahaan hari ini.
"Kamu juga tahu kan? Lalu, siapa yang mau ambil rapot Yumna?" Nara meraih tissue dan mengelapnya ke bibir. Membersihkan sisa minuman atau makanan barangkali ada yang masih tersisa. Lalu menatap Naren yang sedang minum air putih, penutup sarapan pagi.
Naren mengangguki ucapan Nara. "Biasanya jam berapa bi kalau ambil rapot?" Tanya Naren, melihat ke arah bi Inul yang duduk disamping kursi Nara.
"Biasanya jam sembilan, pak."
Naren melirik jam ditangannya. Mengingat apakah hari ini dia ada jadwal meeting bersama klien atau tidak. "Ya sudah, nanti aku aja yang ambil rapot Yumna. Kamu fokus ke konfrensi pers aja. Biar aku yang ambil. Lagian aku bisa undur meeting kok." jawaban Naren berikan, setelah tadi mengingat jadwal meeting hari ini.
"Makasih ya. Harusnya aku yang ambil rapot. Tapi, ini acara penting dan ngga bisa aku tinggalin. Aku minta maaf." Nara menggenggam tangan Naren yang berada tak jauh darinya.
"Sama-sama." balas Naren dengan senyum simpul.
"Jangan lupa datang ya, daddy." Yumna menghampiri Naren sambil mengulurkan tangannya. "Iya sayang. Daddy ngga akan lupa kok." balas Naren dengan mengecup puncak kepala Yumna saat putri kecilnya itu mencium tangannya.
"Makasih daddy." Yumna memeluk Naren dengan erat dan juga memberikan ciuman pada kedua pipi daddynya. Lalu, bergantian dengan sang mommy. Mencium tangannya dan memberikan ciuman manis di pipi mulus Nara.
"Dah daddy. Dah mommy. Assalamualaikum." lambaian tangan mengakhiri pertemuan pagi keluarga kecil Naren. "Waalaikumsalam." Setelahnya, Naren dan Nara pun berangkat ke kantor masing-masing.
***
Pukul setengah sembilan, Naren yang sedang duduk dikursi kerjanya dikagetkan oleh suara alarm dari ponselnya. Segera Naren mengambil ponselnya yang berada diatas meja dekat dengan laptopnya.
Setelah membuka ponsel, Naren baru ingat jika sekarang waktunya mengambil rapot Yumna. Bisa-bisanya dia sampai lupa karena berkas yang begitu banyak dan menumpuk. Meminta untuk segera diselesaikan.
"Hallo, saya ingin jadwal meeting hari ini diundur jam dua siang. Karena, sekarang saya mau keluar. Ada kepentingan yang tidak bisa ditinggalkan. Terima kasih." sesudah menghubungi orang kepercayaannya diperusahaan, Naren bersiap pergi ke sekolahan Yumna.
Bangkit dari kursi, Naren merapihkan jasnya. Dengan langkah tegasnya, Naren meninggalkan ruangannya menuju lobby perusahaan menggunakan lift. Lalu, Naren masuk ke dalam mobil yang sudah siap didepan lobby. Pergi meninggalkan perusahaan menuju sekolahan Yumna untuk mengambil rapot.
Pas. Waktu yang tepat saat mobil milik Naren tiba di halaman sekolah Yumna. Banyak anak-anak bersama para ibunya terlihat saat Naren membuka pintu mobil, turun dari mobilnya. Menyisir penjuru sekolah dengan tujuan mencari putri kecilnya.
"Daddy!!!" mendengar teriakan yang tidak asking untuknya, Naren membalikkan badan.
Putri kecilnya berlari dengan semangat. Memancarkan senyuman manis disertai lesung pipi. Dibelakangnya, ada bi Inul yang menggendong tas milik Yumna. Menunduk hormat saat sudah berada didepan majikannya yang terlihat seperti remaja. Tampan dan berkilau. Terpancar sinar matahari yang menjadi vitamin untuk tubuh.
"Sayang, tidak usah lari-lari nanti jatuh. Okey?" selalu Naren tak bosan untuk memperingatkan putrinya itu agar tidak berlari, takut jatuh. Tentu Naren tidak tega jika harus melihat putrinya itu jatuh dan menangis.
Yumna mengangguk paham. Lalu menuntun Naren menuju ruang kelasnya. Sudah ramai. Para ibu-ibu yang duduk antri didalam langsung melihat ke arah Naren, ketika pria tampan itu masuk ke dalam kelas bersama Yumna.
"Andinna Yumna Fatiha." setelah nama panjang Yumna terdengar, Naren langsung bangkit dan berjalan ke arah meja guru. Duduk berhadapan dengan guru Yumna yang tak berkedip melihatnya. Begitupun para ibu-ibu yang hadir. Saling berbisik satu sama lain. Ketika Naren melewati mereka.
"Maaf sebelumnya, kalau boleh tau anda siapanya Yumna? Karena, khusus untuk pengambilan rapot saat ini harus orangtua yang mengambilnya. Tidak boleh diwakilkan." Naren yang mendengar itu tersenyum. Dalam hatinya tertawa mendengar ucapan dari guru Yumna. Apa iya, wajahnya terlalu muda sehingga guru Yumna menganggapnya perwakilan untuk putrinya?
"Bu guru, ini daddy-nya Yumna." Yumna berlari ke arah Naren dan duduk dipangkuannya. Menjawab pertanyaan dari gurunya dengan tambahan senyum manis.
"Eh?"
"Benar, bu. Saya daddy-nya Yumna."
Bu guru tersenyum kikuk, salah tingkah. Untuk menutupi malunya, bu guru langsung menyerahkan rapot Yumna dan menyuruh Naren untuk tanda tangan dikertas putih.
"Terima kasih, bu guru." Yumna mencium tangan gurunya.
"Sama-sama Yumna." balas bu guru ikut tersenyum.
Naren pun menuntun Yumna keluar dari ruang kelas. Berjalan bergandengan menuju mobil yang terparkir di halaman sekolah.
"Duduk didepan aja, bi. Temenin sopir." bi Inul pun mengiyakan perintah dari majikannya. Masuk ke dalam mobil. Duduk didepan seperti yang Naren perintankan.
Yumna duduk dibelakang bersama Naren. "Ayo, pak."
Mobil pun mulai bergerak keluar dari halaman sekolah. Ikut berbaris rapi bersama mobil lainnya di jalan raya.
"Daddy, lihat. Yumna dapat bintang lima." Yumna menunjukkan nilai rapotnya yang ada gambar bintang lima. Yang artinya sangat baik.
Naren yang melihat bintang lima terpampang didepan mata, langsung tersenyum sumringah. Rasanya bangga mempunyai putri kecil cantik dan pintar. Berulang kali dia mengucap syukur dalam hatinya atas prestasi yang Yumna dapat.
"Alhamdulillah. Neng Yumna emang pinter banget." bi Inul pun ikut memuji putri majikannya yang memang pintar dan termasuk anak yang cerdas kalau di sekolah. Selalu lebih unggul nilainya dengan teman-temannya.
"Selalu pertahankan prestasinya ya, sayang. Daddy sama mommy bangga sama kamu." Yumna menganggukkan kepalanya. Tersenyum senang melihat bintang lima hasil prestasinya.
*
*
*
Bersambung...
Jangan lupa like dan favorite GRATIS!!! Kalau kalian suka ceritanya, kasih hadiah dan vote juga donk. Makasih...
* semua kesalahan pemeran utama wanita selalu dibenarkan dengan berbagai alasan bahkan tidak dianggap salah (wajar author nya wanita jadi dia diposisi pemeran utama wanita jadi dia merasa dirinya tidak pernah salah
*pemeran utama pria dibuat jadi karakter bodoh dan tidak punya harga diri yang terus2 mengejar cinta pemeran utama wanita kayak tidak ada perempuan lain saja
SEPERTI KOMENKU DI ATAS, NARA LBH MMILIH PRGI BRSAMA GIO DI KEABADIAN, APALAGI DIDALAM TUBUHNYA ADA, PARU2 CANGKOK DRI GIO.. APALAGI GIO LKI2 YG DITUNGGUNYA...
SEKALI LAGI KECEWA DGN ENDINGNYA..
BERHARAP NAREN BISA BRBAHAGIA SAMPE MENUA BRSAMA NARA,, DN NARA BISA SPENUHNYA MNERIMA NAREN SBAGAI SUAMINYA, TNPA BAYANG2 GIO...
DAN KNP NAREN SAMPE DOWN HIDUPNYA, STELAH KPRGIAN NARA, KRN NAREN SANGAT MNCINTAI NARA, NMUN NAREN KECEWA, KRN NARA LBH MMILIH PRGI BRSAMA GIO, DRIPADA BRJUANG UNTUK HIDUP, SEMBUH DN HIDUP BRSAMANYA MMBESARKN ANAK2 MREKA, ITULH YG MMBUAT NAREN DOWN SLAMA 7 TH.. SUNGGUH TRAGIS KISAH CINTA PRIA SHOLEH, BAIK, PERHATIAN, PENYABAR DN PENYAYANG.. SBENARNYA BSA OTHOR BUAT KISAH INI HEPI ENDING, TPI KYKNYA OTHOR GK RELA LIAT TOKOH NAREN BAHAGIA...