NovelToon NovelToon
Cinta Tulus Kania

Cinta Tulus Kania

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: santi.santi

Kania Abinaya sangat mencintai tunangannya yang bernama Alam. Meski mereka sudah lebih dari satu tahun menjalin hubungan namun Alam masih saja bersikap dingin kepada Kania.Tapi karena rasa cintanya yang sangat besar kepada Alam, Kania seloah buta dengan semua itu.

Hingga suatu hari Kania mengetahui alasan sikap dinginnya Alam kepadanya yaitu karena Alam tidak mencintainya. Yang lebih menyakitkan lagi ternyata Alam adalah kekasih kakak angkatnya, yaitu Dania. Dania memaksa Alam untuk menerima cinta Kania sebagai rasa terimakasihnya kepada keluarga Kania, karena telah merawat dan membesarkan Dania penuh cinta dan kasih sayang.

Kania lebih memilih pergi mengasingkan diri dari mereka. Kania juga sangat menyayangi Dania, Kania tidak mau kakaknya itu mengorbankan cintanya demi Kania.

Hingga 3 tahun kemudian Alam dan Kania di pertemukan lagi, dimana saat itu Kania melihat Alam masih memakai cincin pertunangan mereka dulu.
Apa yang membuat Alam masih memakai cincin itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26

"Memangnya kenapa kalau Kakak macam-macam. Lagian kita sudah halal" Alam tiba-tiba menekuk sikunya hingga wajah Alam begitu dekat dengan Kania.

Dengan tatapan tajamnya Alam terus mengunci mata Kania agar terus menatapnya. Alam terus mendekat seakan mengulang kejadian tadi sore yang sempat gagal.

Terus mendekat, semakin dekat hingga Kania menutup matanya dengan erat.

Hingga..

"Ha ha ha ha..."

"Geli Dek"

Alam tidak bisa menahan rasa gelinya saat Kania menggelitik bagian pinggangnya.

Kania terus melancarkan aksinya hingga Alam terjatuh ke sampingnya.

Kesempatan itu dimanfaatkan dengan baik oleh Kania sehingga dia langsung berdiri sebelum Alam kembali berulah.

"Makanya jangan suka iseng!!"

Ketus Kania dengan wajahnya yang cemberut kemudian meninggalkan Alam yang masih kemas karena tertawa terbahak-bahak.

"Tunggu Dek!!"

Alam mengejar Kania ke dapur.

Di sana Alam melihat Kania yang mulai menyiapkan makan malam untuk dirinya dan Alam.

Alam duduk dengan diam memperhatikan segala gerak gerik Kania yang menurutnya istrinya itu sangat cantik dalam kondisi apapun.

Terlebih saat ini melihat rambut Kania yang di cepol ke atas memamerkan leher dan tengkuknya yang indah. Membuat jakun Alam terlihat naik turun beberapa kali.

Jika saja Alam pria beringas mungkin saja aset milik Kania itu sudah habis di lahapnya.

Tapi Alam masih bisa mengendalikan dirinya walupun dengan susah payah.

Karena biar bagaimanapun ia pria dewasa yang 100% normal.

"Ini Kak"

Kania meletakkan piring yang sudah lengkap dengan sayur dan lauk yang sama dengan tadi siang. Jiga segelas air putih penuh untuk suaminya itu.

Kania tau kebiasaan suaminya satu lagi yaitu selalu meminum air putih dalam jumlah banyak.

"Makasih Dek"

Alam mulai menyantap makan malamnya, begitupun Kania yang duduk di sebelah Alam.

Kania melirik suaminya, karena sebenarnya ada pertanyaan di dalam benaknya.

"Kenapa lihatin kaya gitu? Udah cinta lagi sama Kakak?"

Kania gelagapan karena ternyata Alam tau jika sedari tadi Kania memperhatikannya walau pria itu terlihat fokus pada makanannya.

"Siapa yang liatin terus" Kania mendumal kesal.

"Mau tanya apa? Tanyakan saja!!"

Kania bertepuk tangan di dalam hatinya karena terkejut Alam ternyata sepeka itu.

"Emm, sebenarnya tadi kemana?"

Tanya Kania dengan ragu.

"Kakak sudah bilang kalau Kakak ke depan terus nggak sengaja ketemu teman lama, jadi kita ngobrol dulu"

Alam masih terus mencerna makanannya.

"Tapi nggak mungkin selama itu kan?" Kania mulai mencecar Alam dengan pertanyaannya.

"Apa kamu marah karena tadi Farel telepon aku?" Tanya Kania dengan takut-takut.

"Menurut kamu Dek?"

Alam malah balik bertanya.

"Yo ndak tau, kok tanya saya"

Celetuk Kania begitu saja.

Alam merasa gemas dengan istrinya itu. Dia meletakkan sendok dan garpunya, lalu menatap Kania dengan serius.

"Dek Kakak akan jujur, iya Kakak marah karena kamu menerima telepon dari Farel. Kakak sudah pernah bilang kalau Kakak cemburu melihat kamu dekat dengan Farel"

Kania sungguh tidak percaya dengan suaminya ini.

Setelah mempunyai kepekaan yang tinggi, ternyata Alam juga mempunyai tingkat kepercayaan diri yang tinggi sampai-sampai dengan gamblangnya mengatakan jika dirinya cemburu.

Kania masih diam tidak menanggapi karena memang benar suaminya pernah mengatakan itu.

"Sebagai seorang suami yang sangat mencintai istrinya, siapa sih yang rela melihat istrinya masih berhubungan dengan pria lain, apalagi dia adalah mantan orang yang ingin menikahi istrinya"

Kania menunduk tak berani menatap Alam yang masih serius menceramahinya.

"Kakak tau kamu tidak nyaman dengan sikap Kakak yang seperti ini, yang terlalu gamblang menyuarakan isi hati Kakak"

Kania mengangkat kepalanya dan langsung menatap Alam. Lagi-lagi Alam bisa menggunakan jiwa kepekaannya itu lagi.

"Apa jangan-jangan dia bisa membaca pikiran orang?" Batin Kania.

"Kakak tidak membaca pikiranmu, buang jauh-jauh pikiranmu itu!!"

Kania semakin tak percaya dibuatnya, hingga mulutnya sedikit terbuka karena saking terkejutnya.

"Lah ini apa?" Batin Kania lagi.

"Di dalam rumah tangga itu tiang paling kokoh adalah kejujuran dan kepercayaan. Seperti yang Kakak lakukan saat ini, Kakak jujur tentang apa yang Kakak rasakan tentang ketidaksukaan Kakak dengan Farel"

"Begitupun dengan kamu Dek, Kakak minta kamu untuk jujur dengan apapun yang kamu rasakan. Jika kamu marah sama Kakak katakan saja, jika kamu merasa ada yang tidak mau sukai dari Kakak juga katakan saja alasannya. Tidak selamanya Kakak bisa peka dengan apa yang kamu rasakan"

"Kakak juga minta selama kita menjalani rumah tangga satu semester ini"

Kania melirik Alam dengan tajam karena sempat-sempatnya bercanda. Tapi Alam tetap melanjutkan ceramahnya.

"Kakak mau kita sama-sama bersikap dewasa. Jika ada masalah kita selesaikan dengan kepala dingin. Jangan ada yang namanya kabur-kaburan atau pulang ke rumah orang tua kita, kamu ngerti?"

Alam menatap Kania dengan dalam dan lembut.

"Iya" Kania mengangguk menaati suaminya.

"Dan satu lagi"

"Apa lagi sih, banyak banget nanti aku lupa!!" Gerutu Kania.

Alam tersenyum melihat tingkah istrinya. Ia meraih satu tangan Kania yang berada di atas meja. Menggenggam dan mengusapnya dengan lembut. Ajaibnya tanpa penolakan dari Kania. Mungkin karena sudah mendapatkan siraman rohani dari suaminya sehingga membuat Kania takluk.

"Karena Kakak sangat menjunjung tinggi kejujuran, jadi Kakak mohon sama kamu untuk selalu jujur sama Kakak. Kakak bisa memaafkan kesalahan apapun itu jika kamu jujur"

"Tapi kalau kamu lebih memilih berbohong, maka semuanya yang Kakak ucapakan dari tadi yang sangat panjang kali lebar itu tidak ada artinya lagi"

Deg..

Jantung Kania berdetak dengan cepat. Kania juga tidak tau kenapa dirinya seperti ketakutan hanya karena nasehat yang seperti ancaman itu.

"Boleh kan Dek?"

Kania melamun karena masih mencerna wejangan suaminya itu.

"Dek?" Alam menggoyangkan tangan Kania yang berada di genggamannya.

"Eh apa?" Tanya Kania kebingungan.

Alam tersenyum tipis karena istrinya itu malah melamun.

"Kamu bisa kan ikuti kemauan Kakak ini, demi rumah tangga kita yang han___"

Jari Kania dari tangan yang satunya lagi dengan lancang menempel di bibir Alam, menghentikan ucapan Alam yang akan mengatakan rumah tangga satu semesternya.

"Sssttttt"

"Nanti di dengar Mama!!"

Bohong Kania. Karena kania juga tidak tau kenapa dia enggan mendengar jika rumah tangganya hanya sebatas itu.

"Terus jawaban kamu apa?" Tanya Alam yang terus melihat sekelilingnya takut jika Mamanya benar ada di sekitarnya.

"Iya aku nurut sama kamu!!" Jawab Kania cepat.

"Jawab yang benar dong Dek, nurut sama siapa?"

"Sama kamu!!" Jawab Kania lagi dengan suara yang di tegaskan.

"Siapa Dek. KA-KAK nggak dengar?"

Alam sengaja mengeja kata miliknya agar Kania tau. Karen Kania terus berbicara dengannya dengan menyebutnya kamu kamu terus, hingga membuat Alam kesal.

"Sama KAKAK. Puas!!"

Kania kembali menampakkan wajah cemberutnya dengan bibir yang mengerucut yang lucu.

"Nah, gitu kan manis"

Alam mengusap lembut rambut kepala Kania yang membuat wanita cantik itu sedikit tersipu.

Mereka berdua kemudian melanjutkan acara makan malamnya yang sempat tertunda.

-

-

-

-

-

Happy reading, jangan lupa like dan komentarnya untuk mendukung karya ini ya.

Sambil tunggu upload tiap harinya, baca juga karya ku yang lain

GADIS MUNAFIK MILIK ELANG

Semoga kalian suka, terimakasih😘

1
Intania Naj_Va
Luar biasa
Amelya Ratulangi
rata rata karya othor nihh kebanyakan perempuan BUCIN AKUT udh tau di sakitan masih aja mauu
Anda Suhanda
Luar biasa
Deasy Permadi Chen
bagus bgt
Ida Farida
Lumayan
Yeny Triwahyuni
Luar biasa
Fe
ahhhhh kania bodohhh
Fe
banyak typo namanya ya ketuker tuker
Kadek Murdiani
kenapa ga sama farel aja sih.
Hera
Luar biasa
Erwi Yanti
terlalu banyak iklan
Arie
Luar biasa
Soritua Silalahi
ga usah terlalu sering interaksi antara Dania dan alam. Krn akan menyebabkan salah paham apalagi Dania belum move on
Soritua Silalahi
biarkan qalqm membayar jesalahannyaa dgn mencintai kania dgn tulus seumur hidupnya
Soritua Silalahi
bukan sia sia Kania..klu dulu alam terpaksa klu skrg dgn penuh cinta
Soritua Silalahi
sedih banget jadi Kanianya
Siti Masitah
dah mati aj..kok egois x
Siti Masitah
bagus di cintai dri pd mencintai sendirian..
Siti Masitah
mokondo
Atun Ismiyatun
ibunya kania dipasangkan saja sama ayah kandung dania/pk jonatan kak...terus nanti kalau ardan dah ketemu sama kkrganya dijodohkan sama bu yesi ibunya alam..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!