Isabella Dawson butuh uang banyak untuk biaya operasi kanker ibunya.
Jalan satu satunya yang bisa dia pikirkan untuk mendapatkan uang banyak dan cepat, hanyalah dengan menjual dirinya pada pria paling kaya yang dia temui di klub malam tempat dia bekerja.
Dan orang itu adalah Edgardo Van Hook, seorang ketua mafia terkenal yang berusia lebih dari 2 kali usia dirinya, sosok pria yang lebih cocok menjadi ayahnya.
Tapi Isabella tidak punya pilihan, karena hanya pria itu yang punya uang sejumlah yang dia butuhkan.
Penasaran dengan cerita antara Isabella dan Edgardo?Silahkan baca reader🥰.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19.Ada Apa Dengan Anda Tuan?
Mendengar yang dikatakan Edgardo seketika Isabella terdiam dan karena sadar ternyata saat itu dia sedang tidak mengenakan apa apa tanpa berpikir lagi dia segera berlari ke kamar mandi. Bahkan saking terburu burunya, dia melupakan rasa ngilu di sekujur tubuhnya akibat gempuran Edgardo sepanjang tadi malam.
Melihat tingkah gadis muda itu Edgardo hanya bisa menaikkan sebelah alisnya,lalu dengan perlahan. mengenakan celananya baru kemudian menghubungi seseorang diseberang telpon. Karena luka dibagian perutnya terasa semakin sakit dan darah terlihat merembes keluar, semakin banyak diperban putih yang dia gunakan.
" Halo bos,ada apa?" jawab Mario pria yang dia hubungi diseberang telpon.
" Mario jemput aku di hotel Phoenix sekarang." perintah pria itu tanpa basa-basi,sambil beralih duduk di sofa hotel, berharap dengan melakukan hal itu rasa nyeri dan darahnya berhenti.
" Baik bos. Aku akan tiba 30 menit lagi.Anda dimana?"Mario bertanya, untuk tau dimana lokasi Edgardo saat ini, karena tadi lam pria itu pergi sendiri.
"10 menit,datang kemari dalam 10 menit. Aku tunggu kau!" perintah Edgardo memberikan alamatnya..
Diseberang telpon Mario terdengar terdiam mendengar perintah pria itu, bukanya dia tidak mau melakukannya.Tapi karena jarak dari tempat dia berada sekarang dengan hotel yang dikatakan Edgardo barusan itu lumayan jauh,30 menit yang dia katakan sebenarnya tidak bisa dia tempuh.Sekitar 1 jam bisa dibilang sebagai waktu tercepat dia datang kesana Tapi pria itu malah memberinya perintah agar datang 10 menit, bagaimana ini? Mario benar benar berusaha memutar otaknya supaya tidak salah memberi jawaban untuk Edgardo saat itu.
"Mario! Kau dengar yang aku perintahkan. Datang jemput aku dalam sepuluh menit karena... Issshhh!!!!" Edgardo terdengar mendesis kesakitan ditelpon, membuat Mario yang mendengarnya menjadi merasa cemas, karena dia tau kalau sekarang bosnya sedang terluka akibat terkena tembakan Oliver ketika melakukan serangan di Macau kemarin.
" Bos ada apa?!Apa kau baik baik saja?!" Mario bertanya dengan suara cemas, karena dia tau seharusnya sekarang pria itu masih berbaring istirahat setelah dokter pribadi mereka mengeluarkan pelurunya, tapi.... bukannya melakukan hal tersebut, Edgardo malah pergi ke hotel Phoenix begitu jet pribadi milik pria itu mendarat di bandara.
" Luka ku sepertinya terbuka lagi, jadi .cepat jemput aku dalam 10 menit Mario." Edgardo mengulang perintahnya.
"Bos, aku tidak bisa datang dalam 10 menit kesana. Aku sekarang sedang berada di markas kita yang diluar kota, paling cepat aku bisa tiba disana dalam 1jam, itupun kalau..."
" Kalau begitu kirim siapa saja kesini sekarang! Sebelum aku tidak bisa lagi menahannya. Kau paham!" Edgardo berteriak marah, karena merasa Mario terlalu banyak beralasan.
" Baik akan aku minta seseorang menjemput bos ke Mansion dan aku suruh dokter bersiap disana." balas Mario yang ikut terdengar gugup, mendengar kemarahan Edgardo barusan.Karena pria itu tidak akan sampai bersikap begitu kalau dia masih baik baik saja . Jadi Mario yakin kondisi Edgardo sekarang memang benar benar cukup parah. Saat pria itu tadi menelponnya saja, dia bisa mendengar deru nafas kerasnya yang seolah sedang menahan sakit.
Jadi tidak ingin terjadi sesuatu pada bosnya Mario segera menghubungi seseorang yang pasti bisa menjemput Edgardo di alamat hotel yang disebutkan pria itu barusan.
***
Sementara itu Isabella yang baru keluar dari kamar mandi sangat terkejut waktu melihat kondisi Edgardo yang terduduk pucat pasi di sofa kamar.
Masih mengenakan batrobe kamar mandi, dia segera mendekat menghampiri pria itu.
" Tuan,anda baik baik saja?!" dia bertanya dengan suara cemas, sambil menyentuh dahi pria itu yang basah oleh keringat dingin. Sementara dari bagian perutnya yang diperban, Isabella melihat darah merembes keluar dari sana.
" Ya."Pria itu menjawab sambil berusaha menyingkirkan tangan Isabella yang ada di dahinya, karena dia merasa tidak nyaman mendapatkan rasa perduli dari perempuan muda itu.
" Saya rasa tidak. Ini parah, anda harus segera ditangani dokter, karena sepertinya luka diperut anda benar benar terbuka lagi. Biar aku menelpon pelayan untuk...."
" Sudah aku bilang tidak perlu Bella,sebentar lagi akan ada yang datang menjemputku. Jadi..."potong pria itu tapi dengan raut yang terlihat sedang menahan sakit.
"Apa yang anda katakan? Siapa yang akan menjemput anda? Jangan bilang itu malaikat maut? Mengerikan,jadi sebaiknya ...."
Tok!Tok!
"Tuan, anda ada didalam?"
Ucapan Isabella seketika terhenti, ketika mendengar pintu kamar diketuk dari luar dan ada suara yang memanggil.
" Tolong bukakan pintu kamar Bella, orang yang menjemputku sudah datang." Perintah Edgardo dengan suara yang mulai lirih.
Tanpa bertanya, Isabella mengangguk lalu bergegas kearah pintu kamar untuk membukanya karena terlalu cemas pada kondisi Edgardo yang terlihat semakin lemah.
Klek!
" Tuan! Bagaimana kondisi anda?Apa anda baik baik saja. Saya datang bersama dokter untuk memeriksa kondisi anda."
Seorang pria muda berkacamata langsung menerobos masuk kedalam.kamar begitu Isabella membukakan pintu diikuti dengan seorang pria lain yang membawa peralatan medis.
" Sepertinya luka tuan Edgardo terbuka lagi." Isabella menerangkan meski tidak ada yang bertanya padanya.Bahakn sepertinya dua pria yang barusan masuk tadi lun tidak sadar kalau ada dirinya.
Mereka berdua baru melihat kearahnya begitu dia bicara.
" Kau! Apa kau perempuan itu?!"Pria muda berkacamata itu menatap tajam kearah Isabella yang masih berdiri didekat pintu.
" Ya?" Isabella menjawab dengan wajah bingung maksud dari pertanyaan pria muda itu.
Tapi meski pria muda berkacamata itu terlihat sangat marah pada dirinya,dia tidak mengatakan apapun lagi.Sebab fokusnya sekarang pada kondisi Edgardo yang terlihat cukup parah, tapi dia masih sadar.
Jadi,dia meminta pada dua orang yang baru datang tersebut untuk memapahnya keluar dari kamar itu.
" Bawa aku keluar dari sini," perintahnya yang membuat dokter dan pria berkacamata yang merupakan asisten pribadinya saling pandang bingung dan cemas pada permintaan bos mereka.
" Tapi kondisi anda cukup parah sekarang tuan, jadi...apa tidak sebaiknya perempuan itu saja yang keluar dari sini toh dia hanya perempuan bayaran anda. Jadi..."
" Aku bilang bawa aku keluar dari sini!Disini aku bos kalian, kenapa kalian yang mengatur diriku!" bentak Edgardo marah menatap kearah Asisten pribadinya, setelah mendengar apa yang barusan dikatakan pria itu.
Tidak ingin terus berdebat, karena khawatir nanti kondisi Edgardo semakin parah akhirnya mereka berdua mengalah dan menuruti keinginan pria itu dengan memapahnya keluar dari sana.
Tapi ketika sampai didekat pintu dimana Isabella berdiri diam menyaksikan semua kejadian barusan, Edgardo berhenti sebentar untuk menatap kearah perempuan itu baru bicara.
" Aku akan mengirimkan sejumlah uang yang kau pinta nanti,jadi tunggu saja. Setelah aku pergi istirahatlah dengan benar, karena aku tau sekarang seluruh tubuhmu pasti sakit semua."
sungguh mantap sekali ✌️🌹🌹🌹
terus lah berkarya dan sehat selalu 😘😘