HAPPY READING. . .
MENTARY SAFIRA PUTRI anak broken home yang lebih memilih untuk bekerja dari pada melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, gadis mandiri cantik dan pintar.
AXCEL PUTRA DEWANGGA seorang pengusaha muda yang sukses tapi tidak dengan pernikahannya karena harus kandas ditengah jalan, janji suci yang dinodai oleh sang istri dengan berselingkuh membuat AXCEL memutuskan untuk bercerai.
" Tar pilih duda apa perjaka." tanya Clara teman Tary.
" Nggak ada angin nggak ada ujan tiba-tiba nanya gituan waras lo."Jawaku.
" Lo tau nggak anak pemilik toko roti tempat kita kerja, ternyata oh ternyata duda mana ganteng banget lagi." ujar Clara senyum-senyum nggak jelas sambil meluk guling.
" Sinting kali nih anak senyum-senyum nggak jelas." gumam Tary sambil gelang-geleng kepala.
penasaran seganteng apa dudanya terus pantengin cerita aku yah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Revan Fernando, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Axcel kobam
Mobil yang di kendarai oleh Alex pun berhenti di halaman rumah Bu Nina, Alex pun mematikan mesin mobil setelahnya Cika dan Oma turun begitupun dengan Alex dan Axcel.
Cika membawa Oma untuk masuk kedalam rumah sedangkan Axcel dan Alex mengeluarkan barang bawaan adik dan Omanya.
" Assalamualaikum Cika yang paling cantik pulang ." teriak Cika yang mendapatkan geplakan dilengan dari Omanya.
" Oma ih kok di geplak sih kan sakit." sambil mengelus lengannya yang dapat geplakan manja dari sang Oma.
" Makanya gak usah teriak-teriak udah kaya di hutan aja kamu ini." omel sang Oma sedangkan yang diomelin hanya cengengesan.
" Waalaikumsalam ya ampun anak mama akhirnya pulang juga, mah apa kabar?" ucap Bu Nina menyalami ibu mertuanya.
" Alhamdulillah kabar mama baik, suami kamu mana?" ucap ibu mertuanya.
" Mas dewa ada di ruang keluarga mah Oya mah masuk." ajak Bu Nina pada mertuanya.
" Mah apa kabar sehat kan?" tanya papa dewa lalu menyalami tangan mamanya.
" Alhamdulillah kabar mama baik." ucapnya.
" Mama duduk dulu sini, bi tolong siapin kamar buat mama saya yah." ucap Bu Nina pada bi Inah.
" Baik Bu." ucap bi Inah pergi menyiapkan kamar untuk ibu mertua majikannya istirahat.
" oma aunty Cika nakal pipi Zayan abis di cium sama aunty." adunya pada Omanya, sedangkan si pelaku tetap menciuminya dengan gemas.
" Stop ciumin anak Abang kaya gitu cik." ucapnya sambil menoyor kepala adiknya.
" Is Abang mah main toyor-toyor kepala orang aja gak tahu apa tiap tahun ini kepala mama fitrahin, mah liat Abang noyorin pala adek." adunya pada sang mama.
" Kalian itu kalau bareng berantem terus tapi kalau pisah aja saling nanyain kabar."ucapnya geleng kepala melihat kedua anaknya yang kalau bareng udah kaya kucing sama tikus tapi kalau Pisah saling nanyain kabar.
" Abang duluan ih yang mulai masa kepala adek di toyor kan sakit." dumelnya.
" udah-udah kalian bedua jangan bikin kepala mama pusing, Abang sini." lerai Bu nina saat anak sulungnya akan membalas perkataan adeknya.
" Abang mama mau nanya serius kamu jawab jujur pertanyaan mama awas kalau sampe bohong sama mama." ancamnya.
" Mama mau nanya apa jangan bikin Abang penasaran deh?" ujar Axcel.
" Cia bawa ponsel Axcel kesini." ucapnya pada Ciara yang sedang main bersama Zayan.
" Ini Bu." ucap Ciara memberikan ponsel Axcel kepada Bu Nina.
" Coba kamu telfon Tary? Kamu tahu apa yang terjadi seharian ini sama Tary?" axcel pun mencoba menghubungi Tary tapi nomernya tidak bisa di hubungi.
" Emang ada apa mah, ponsel Abang beneran ketinggalan di kantor?" tanyanya penasaran perasaan dia juga cemas terus-terusan kepikiran Tary.
" Sus kamu jelaskan apa yang terjadi tadi pas kamu lagi jalan bareng Tary." ucap Bu Nina pada pengasuh cucunya.
" Maaf tuan tadi siang saya dan den Zayan ikut mbak Tary pergi jalan-jalan ke mall, pas kita lagi makan siang tiba-tiba mantan istri tuan dateng dan mempermalukan mbak Tary di depan umum. Trus Bu Claudia juga bilang mau rujuk sama tuan dan minta mbak Tary buat jauhin tuan Bu Claudia juga memperlihatkan beberapa foto pertemuan tuan bersama Bu Claudia tadi malam, bahkan den Zayan tangannya ditarik sampai hampir jatuh." ucap pengasuh anaknya.
Deg.
Penjelasan dari pengasuh anaknya membuat Axcel semakin cemas memikirkan keadaan kekasihnya.
" Trus dia siang ini ada diruangan kamu mama gak tahu apa yang terjadi kata Ciara dia datang pas Ciara di toilet dan saat itu meja resepsionis sedang kosong jadi dia dengan mudah masuk kedalam ruangan kamu." ucap mamanya, seketika Axcel langsung berdiri dan menyambar kunci mobil untuk pergi ke kontrakan sang kekasih.
Sepanjang perjalanan menuju kontrakan kekasihnya perasaan Axcel benar-benar gak karuan, ia menekan pedal gas dengan kencang mobil melaju dia atas rata-rata dua puluh lima menit kemudian Axcel pun sampai di depan kontrakan Tary, ia bergegas turun dari mobilnya dan menuju kontrakan kekasihnya.
Tok ..tok ..tok
Axcel mengetuk pintu kontrakan Tary dengan tidak sabar ia benar-benar khawatir terjadi sesuatu dengan kekasihnya, tak lama pintu terbuka memperlihatkan Clara dengan muka sinisnya.
" Buat apa mas Axcel kesini?" tanya Clara dengan sinis, ia berfikir kalau mungkin Axcel benar-benar akan kembali rujuk dengan mantan istrinya.
" Saya kesini mau ketemu Tary apa bisa minta tolong panggilin dia keluar saya mau ngomong sesuatu sama Tary." ucap Axcel.
" Telat Tary udah pulang kampung sedari tadi sore, jadi kalau mau ketemu mas bisa datangi kampung halamannya." ucap Clara masi dengan sinis.
" Kamu lagi gak bohongkan." ucapnya tidak percaya.
" Buat apa saya bohong kalau emang kenyataannya Tary sudah pulang dari sore tadi." ucapan Clara membuat dunia Axcel serasa runtuh.
Axcel pun bergegas kembali ke mobil ia melajukan mobilnya, di dalam mobil Axcel mengirim pesan singkat pada Alex.
Axcel: Tempat biasa lex.
Suasana club malam terasa bising dan gemerlap. Namun di ruang pribadi yang agak terisolasi, suara musik menemani gunda gulana di hati. Axcel sudah menenggak beberapa gelas minuman keras. wajahnya terlihat lelah dan murung.
Terlihat Alex duduk di sudut ruangan, tidak menyentuh alkohol sedikit pun. Dia hanya menemani Axcel dan memastikan dia baik-baik saja.
" Lo terlalu banyak minum Cel." ucap Derren memperingatkan ketika melihat Axcel terus menuang minumannya lagi.
" Gue nyesel udah diemin dia dari kemarin." ucap Axcel dengan suara serak.
" Terus dengan lu mabuk bisa bikin semuanya berubah? Nggak, udah terlanjur." sahut Hendra mencoba menyadarkan sahabatnya.
" Dia pergi ninggalin gue, Ndra. Gue udah ngasih luka buat dia harusnya gue bisa bicarain baik-baik sama dia tapi gue malah diemin dia udah gitu perempuan sialan itu ngasih foto yang bisa bikin dia salah paham sama gue."
" Bagus kalau lo sadar." jawab Alex dengan nada tegas. Axcel melotot kesal, tapi Alex justru tetap duduk tenang sama sekali tidak takut.
" Cel lu udah pernah nikah harusnya lu jauh lebih bisa menyikapi Masalah sepele kaya gini, lebih dewasa lagi lah men masa cuma gara-gara nyokap lo yang bilang ada cowok naksir cewek Lo Lo langsung ngambek sama doi lo tanpa mau dengerin penjelasan dari dia ini dia gak lagi selingkuh loh." lanjut Alex, mencoba memberi pengertian supaya Axcel sedikit berfikir dewasa.
Axcel menatap gelasnya dengan tatapan kosong, tangannya gemetar menahan amarah pada dirinya sendiri karena terlalu kekanak-kanakan harusnya ia lebih dewasa menyikapi masalah yang ada bukan malah sebaliknya.
" Sekarang yang harus lo lakuin ya susulin dia ke kampungnya, buktiin kalau lo serius dengan hubungan kalian berdua tapi kayanya lo gak perlu susulin dia deh." ucap Hendra. " kalau lo emang bener mau rujuk sama Claudia." lanjut Hendar dengan suara datar, akan tetapi membuat darah Axcel mendidih.
" Nggak usah sebut-sebut nama dia, Bangsat." bentak Axcel sambil melempar gelas ke dinding, suara pecahan kaca menggema di ruang pribadi itu.
Disisi lain Tary sedang duduk di dalam bus ia duduk di bangku dekat jendela, tatapannya terlihat kosong menatap ke luar jendela bayang-bayang foto yang mantan istri dari kekasihnya tunjukan benar-benar membuatnya terluka.
Kalau boleh jujur entah sejak kapan perasaan itu hadir dihatinya, yang awalnya hanya karena kasihan terhadap Zayan tapi lama-kelamaan ia juga merasa nyaman dekat dengan Axcel.
Di sepanjang perjalannya untuk pulang ke Jogja tary ditemani dengan lagu-lagu galau, terlihat di kedua telinga Tary terpasang headset untuk mendengarkan musik.
Dan saat ini ia sedang mendengarkan lagu dari Dadali disaat aku pergi.
Biarlah aku pergi . . .
Jangan lagi kau tangisi. . .
Semoga pilihanmu . . .
Yang terbaik untukmu . . .
Memang berat bagiku . . .
Berpisah denganmu . . .
Bait demi bait Tary dengarkan menemani sakit hati yang ia rasakan, nyatanya hanya melihat sebuah foto dan melihat keberadaan mantan istri kekasihnya di tempat istirahat kekasihnya yang ada di kantor tanpa menggunakan pakaian sedangkan pakaian mereka berserakan dilantai menciptakan rasa sakit sedalam ini.
Tapi harus kurelakan . . .
Cinta tak bisa dipaksakan . . .
Mungkin kau bukan cinta sejati ku . . .
Mungkin kau bukan belahan jiwaku . . .
Yang dikirimkan Tuhan tuk menjadi pendamping hidup ku . . .
Tak terasa air mata Tary menetes buru-buru ia menghapusnya, ia tidak ingin ada yang melihatnya sedang menangis.
" Jika memang kamu ingin kembali ke masa lalu kamu demi Zayan aku iklas mas, aku gak akan ngerusak kebahagian Zayan dan kamu. Mungkin emang Zayan lebih butuh kamu dan ibu kandungnya di banding dengan aku yang hanya orang baru di hidup kalian berdua.