Insha dan Hanafi akhirnya melangsungkan pernikahan. Pernikahan mereka sangat bahagia, tentu saja karena Insha sangat mencintai suaminya begitu pula dengan Hanafi. Hari-hari mereka isi dengan canda tawa, cinta dan kasih sayang yang tulus dari kedua nya. Sampai pada suatu hari Insha sangat menyesal telah mencintai seorang laki-laki yang salah dan telah ingkar janji terhadapnya. Ya,..Hanafi menikah lagi dengan seorang perempuan yang tidak lain adalah kakaknya sendiri Salma. Hidupnya bagai neraka dengan derita dan luka yang tiada habisnya. Akankah Insha sanggup menjalani kehidupan berdampingan dengan Salma yang berstatus sebagai istri muda sekaligus kakaknya. yuk..ikuti kelanjutan kisah hidup Insha,jangan lupa vote dan tinggalkan komennya ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cawica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah sakit
Pagi hari dengan udara dingin yang menusuk.Insha dan Salma sudah bergelut dengan pekerjaan mereka.Sedangkan Hanafi dan ayah mertuanya tengah berbincang-bincang di ruang tengah tempat biasa keluarga kecilnya berkumpul sekedar bercerita kegiatan mereka.
Sarapan pagi pun telah terlewati,Salma terlihat memasuki kamar ayahnya dan sayup" terdengar mereka sedang berbincang hangat.Sementara Hanafi tengah sibuk menelepon seseorang di luar rumah.Insha terduduk diam di dalam kamarnya menunggu suaminya.
Hari ini Insha untuk pertama kalinya akan meninggalkan rumah,ia menatap langit-langit kamarnya.Sedih juga bercampur senang saat mengingat-ingat kembali apa saja yang telah di lewatinya bersama ayah dan kakaknya.Tak terasa kini dia telah mejadi istri seorang tuan muda yang kaya raya.Sama sekali Insha tak pernah membayangkan pernikahan akan merubah nasib hidupnya.
Masih terbayang jelas masa kecilnya berlarian kesana kemari sambil tertawa bermain dengan kakanya Salma.Ayahnya dulu yang masih sehat dan slalu mengajak mereka berdua jalan-jalan diakhir pekan untuk sekedar membeli es krim kesukaan Insha di pinggiran desa.
Kehidupannya dulu berkecukupan.Terasa hangat dan bahagia oleh Insha kecil yang slalu merengek ketika kemauannya tidak di turuti.Berbeda dengan Salma yang selalu mengalah dan mengikuti kemauan adiknya.
Tapi itu semua mulai sirna saat Insha beranjak dewasa,ayahnya sering sakit hingga tak bisa mengajar dan berkebun lagi untuk mencari nafkah.Insha dan Salma pun mulai menggantikan ayahnya untuk mencari nafkah.Saat itu ayahnya masih dapat merawat kebun di sebelah rumah nya untuk sekedar memberi pupuk dan membersihkan rumput liar.
Semakin lama sakit yang di derita ayahnya tak kunjung sembuh.Ia tak dapat lagi berkebun karna sering sesak nafas ketika beraktifitas terlalu banyak.Pernah suatu ketika ayahnya pingsan di kebun karna sesak nya kambuh.Tapi beruntung saat itu ada tetangga yang menolongnya dan membawanya ke rumah sakit.
Sejak saat itu Insha dan Salma lah yang mencari uang untuk kebutuhannya sehari-hari,juga biaya untuk berobat ayahnya setiap seminggu sekali.Ya ayahnya mengalami infeksi paru-paru yang cukup parah,sering kambuh bila terkena hawa dingin,debu atau kelelahan.Kini hari-harinya ia habis kan di dalam rumah.
"Insha.." panggilan Hanafi membuyarkan lamunannya
"Iya mas"
"Bersiap-siap lah kita akan pergi"
"iya mas..saya sudah siap kok"
"Apa kak Salma dan ayah juga sudah siap..?"
"Ayah dan kak Salma kita mau kemana memangnya mas"
"Kau lupa ini kan waktunya ayah untuk periksa in..ajak juga kakakmu ya kita berangkat bersama "
"Bagaimana mas han tau kalau sekarang waktunya ayah periksa"
"Sudahlah kita segera berangkat sekarang ya ke rumah sakit,dokter sudah menunggu "
"Ayah biasa periksa di.."
belum sempat Insha mengatakan Hanafi sudah berkata lagi.
"Di puskesmas desa kan,tapi hari ini kita akan ke rumah sakit,agar ayah dapat perawatan yang lebih baik,aku sudah membuat janji dengan dokter disana"
"Baiklah mas terimakasih ya,aku akan memberi tau ayah"
Hanafi hanya mengangguk faham dan tersenyum memandang Insha yang berjalan ke kamar ayahnya.Ia pun masih sibuk dengan handphone nya menghubungi seseorang.
**
Mereka sudah ada di ruang tunggu rumah sakit di depan ruang dokter Arya.Dia adalah dokter kepercayaan Hanafi sekaligus teman akrabnya di waktu SMK dulu.
"Han kau sudah datang..maaf membuatmu menunggu"
"Baru beberapa menit kok.." di sambut jabatan tangan dan pelukan hangat dari keduanya
Hanafi mengulurkan tangannya kepada Insha
"Kemarilah.."
"wah yang habis malam pengantin baru, terlihat cerah sekali hari ini.."
Hanafi yang tampak rona kemerahan di wajahnya dan juga Insha tersenyum hangat menerima uluran tangan Hanafi.
"Kenalkan ini istriku Insha"
"waah cantik sekali seperti namanya"
pastas saja baru beberapa minggu berkenalan Hanafi langsung memutuskan untuk menikah memang istrinya secantik ini.Banyak wanita cantik yang aku kenalkan pada Hanafi,tapi tak satu pun yang membuatnya jatuh cinta.
istrinya memiliki kecantikan natural,memang ya selera han slalu berkelas.Tapi dari gaya pakaiannya sepertinya dia orang yang sederhana.
Sementara yang dipuji hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya pada dokter Arya.
"kenalkan dia dokter Arya in..teman SMK ku dulu..dia direktur di rumah sakit ini"
"Salam kenal nona Insha,saya dokter Arya"
"Salam kenal juga dokter.."
Insha yang sangat menghormati suaminya hanya sekilas memandang dokter Arya dan langsung berpaling menatap lekat suaminya sambil melingkarkan tangan di lengannya.
"Jangan kaget nona, Hanafi memang sedikit gila.."
"Hey apa yang kau katakan,jangan merusak reputasi di depan istriku.."
"hahaha .."
yang menggoda tertawa lepas.
sedikit gila apa maksudnya.Insha
"Sudah..sudah..ayo cepat periksa ayahku,aku tak mau lama-lama mendengar ocehanmu itu"
"haha..baiklah ayo mari masuk ayah saya periksa dulu"
"Ayah..dia bukan ayahmu"
"Memang aku gak boleh memanggilnya ayah..kau emosional sekali padaku..sudah seperti mau ku ambil saja istrimu.."
"Hey jaga bicaramu..."
Mereka pun tak berhenti bicara sampai sang Dokter memasuki ruangannya di susul dengan Ayah Insha dan Salma yang berjalan di belakangnya.
Hanafi dan dokter Arya memang berteman sejak lama.Mereka sering pergi bersama untuk sekedar menghilangkan bosan.Hanafi sudah di anggap seperti anak sendiri oleh orang tua Arya, karna dulu orang tua mereka juga berteman dengan baik.
Ayah Arya pun menjadi direktur di salah satu anak cabang wijaya group.
**
Berbagai pemeriksaan di jalani oleh ayah Insha,mulai foto rongent,cek darah sampai urine.
Sambil menunggu hasilnya Hanafi mengajak mereka ke kantin untuk membeli camilan dan sekedar berbincang-bincang.
"Ambillah semua yang kak Salma inginkan tidak usah sungkan.."
Hanafi menghampiri Salma yang sedang memilih beberapa camilan untuknya dan juga ayah.
"Ini sudah cukup han,..dan ini aku ambilkan susu untuk ayah"
"Iya kak ambil saja semua yang kakak mau.." Ia menjawab sambil berlalu ingin menghampiri Insha yang sedang terlihat bingung memilih camilan.
"Han.."
"iya..ada apa kak"
Hanafi berhenti dan kembali memutar langkahnya mendekati Salma.
"Terimakasih kau telah membawa ayah kami kesini.."
"Apa yang kak Salma katakan,sekarang dia ayahku juga ...aku ingin yang terbaik untuk ayah.."
"Ayah sangat beruntung mempunyai menantu sepertimu.."
"Aku ingin ayah sembuh..tenang saja kak Arya dokter terbaik di kota ini,aku yakin ayah akan sembuh seperti dulu.."
"Terimakasih han..aku percaya padamu.."
senyum Salma mengembang,ia berlalu dan menghampiri ayahnya yang duduk bersandar di kursi kantin yang empuk.Ada yang menganak di ujung matanya, ini yang slalu di impikan Salma sejak dulu memberikan pengobatan yang layak untuk ayahnya.
kau beruntung Insha mempunyai lelaki seperti han di sampingmu...
Bersambung.
😡😡😡
Dari omongan Salma, apakah mungkin Pras cinta sama Insha???
Terus kenapa bisa mencintai Salma juga?!
MEMBINGUNGKAN!!!
😡😡😡
Hanafi dengan dalih demi kebaikan insha, menuruti hawa nafsu menikah dengan salma, berhubungan dengan Salma
sayang banget ya, karma buat Salma langsung dibuat meninggal, harusnya sengsara dulu di dunia.