NovelToon NovelToon
SETIA (Senja & Tiara)

SETIA (Senja & Tiara)

Status: sedang berlangsung
Genre:Pihak Ketiga / Keluarga / Diam-Diam Cinta / Cinta Terlarang
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ita Yulfiana

"Cinta itu buta, itulah mengapa aku bisa jatuh cinta padamu." -Langit Senja Pratama-

"Tidak, kamu salah. Cinta itu tidak buta, kamu saja yang menutup mata." -Mutiara Anindhita.

.

Ketika cinta jatuh di waktu yang tidak tepat, lantas apa yang mesti kita perbuat?

Terkadang, sesuatu yang belum sempat kita genggam, justru menjadi yang paling sulit untuk dilepaskan.

Follow IG @itayulfiana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ita Yulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SETIA — BAB 7

...Saat kata-kata tak lagi cukup, pelukan saudara berbicara lebih keras dari ribuan kata....

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

POV Tiara

Aku berjalan menghampiri Reyhan. "Makan dulu, Rey. Mumpung makanannya masih anget," kataku, berusaha bersikap biasa seolah-olah dia tidak mendengar atau melihat interaksiku dengan Mas Arkan barusan.

Reyhan menoleh padaku, lalu dengan langkah pincang, dia berjalan menuju kamar tamu. "Nanti aja, Kak. Aku masih kenyang," jawabnya singkat sebelum menghilang di balik pintu kamar tamu.

Aku menarik napas dalam-dalam, tatapan tajamku terpaku pada pintu kamar yang baru saja dimasuki oleh Mas Arkan. Aku ingin sekali membuka pintu itu dan melayangkan protes atas sikapnya yang selalu dingin dan ketus padaku. Sebenarnya tidak terlalu masalah dengan sikapnya tersebut, karena memang sudah menjadi makanan sehari-hariku selama ini. Yang jadi masalah, ada Reyhan yang melihatnya. Tapi setelah kupikir-pikir lagi, rasa malas untuk berdebat membuatku mengurungkan niat tersebut. Selain itu, aku juga menyadari bahwa Mas Arkan pasti tidak tahu kalau Reyhan sedang ada di rumah kami, jadi aku masih bisa memaklumi, meski sebenarnya dalam hati emosi jiwa.

Kurang lebih setengah jam kemudian, Mas Arkan keluar dari kamar dengan penampilan yang sudah rapi dan santai. Aku yang sedang duduk di sofa ruang keluarga sambil menonton Netflix, berusaha mengabaikan keberadaannya. Pandanganku tetap tertuju pada layar TV, seolah-olah dia tidak ada. Ya, beginilah kehidupan rumah tangga kami selama ini, sama-sama tidak peduli dengan keberadaan satu sama lain. Kami hanya menjalani formalitas, bertahan demi anak, dan demi menjaga hubungan baik antara kedua orang tua yang sudah terjalin sejak kami bahkan sama-sama belum terlahir ke dunia. Hubungan yang kujalani dengan Mas Arkan ini bak rutinitas dan kewajiban, tanpa sedikit pun kehangatan yang berarti.

Mas Arkan melewatiku begitu saja menuju pintu dapur, tapi tidak lama kemudian, dia kembali lagi dengan wajah merah dan rahang mengetat. "Sepatu siapa ini, Tiara?!" Suara kerasnya diikuti dengan lemparan sepatu yang mendarat dengan keras di lantai marmer tepat di hadapanku. Duk! Suara sepatu yang mengenai lantai membuatku terkejut. "Kenapa ada sepatu laki-laki di rumah?! Kamu membawa masuk laki-laki ke rumah kita saat aku tidak ada?! Kamu diam-diam punya selingkuhan, hah!" Nada bicaranya semakin meninggi, setengah membentak, membuatku sontak berdiri dari dudukku.

Aku merasa darahku mendidih mendengar tuduhannya yang tidak berdasar. "Memang kenapa kalau aku membawa laki-laki masuk ke rumah?" jawabku dengan nada menantang, mataku menatap tajam ke arahnya. Wajah Mas Arkan seketika menjadi semakin merah padam, seolah-olah dia tidak percaya dengan jawabanku. Dia berjalan mendekatiku dengan langkah-langkah besar, emosinya nampak siap meledak.

"Berani sekali kamu berselingkuh di belakangku! Dasar perempuan mur*han!" Serunya dengan suara yang keras, kata-katanya yang kasar membuatku merasa terluka dan semakin marah.

Aku yang tidak terima dikatai dan dituduh seperti itu tentu saja sangat marah, tapi sebelum aku sempat membalas ucapannya, Reyhan muncul dan keluar dari kamar dengan wajah yang penuh emosi. "Kakakku bukan perempuan seperti itu!" teriaknya membelaku, membuatku terkejut karena sempat melupakan keberadaannya selama beberapa saat. Suara Reyhan yang keras dan tegas membuat Mas Arkan terdiam, tak bisa berkata-kata lagi. Pandangannya yang marah beralih ke Reyhan sejenak, sebelum akhirnya dia berbalik dan pergi meninggalkan rumah tanpa sepatah kata pun. Aku tertegun sejenak, tidak menyangka situasi bisa menjadi seperti ini.

"Aku gak suka dan gak terima Kak Tia diperlakukan seperti itu, bahkan oleh suami Kakak sekali pun." Reyhan berjalan menghampiriku lalu duduk di sofa, napasnya masih memburu menahan amarah. Matanya memerah dan sedikit berair, dengan tatapan lurus ke depan seolah enggan menatapku untuk sementara waktu. Aku yang bingung harus menjawab apa, ikut duduk di sampingnya dengan perasaan yang campur aduk.

Yang ada di pikiranku saat ini hanyalah satu, yaitu rahasia yang selama bertahun-tahun kututupi bersama Mas Arkan sudah mengalami sedikit kebocoran. "Seandainya kondisiku gak kayak gini, pasti mulut kurang ajar Mas Arkan sudah kusumpal dengan bogem mentah. Gak peduli dia kakak iparku atau bukan." Reyhan masih berbicara dengan nada keras, tapi aku masih diam, masih bingung harus berkata apa.

Tapi dalam hati, aku merasa sangat terharu. Di balik adikku yang biang masalah, tersimpan sosok pahlawan yang maju menjadi garda terdepan ingin melindungiku. Hari ini aku melihat sisi lain dari Reyhan, sisi yang menunjukkan bahwa dia benar-benar peduli dan sayang padaku. "Lain kali kalau aku mendapati Mas Arkan seperti itu lagi, aku gak bakalan segan buat hajar dia sampai babak belur," katanya, akhirnya menatapku dengan mata yang masih merah menahan amarah.

Bibirku tersenyum, tapi mataku berkaca-kaca. "Adiknya Kak Tia ternyata sudah besar ya, sudah mau jadi pelindung buat kakaknya," kataku sambil mengusap-usap punggungnya, lalu tertawa kecil. Reyhan mengalihkan pandangan dariku lalu menghela napas panjang.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Aku membuka pintu kamar Reyhan untuk membangunkannya. Ini adalah minggu kedua dia tinggal bersamaku. "Rey, bangun! Hari ini bukannya kamu mau ke kampus!"

Reyhan menggeliat dan menggerutu, "10 menit lagi, Kak. Aku masih ngantuk."

"Aku keluar dulu ya, Rey, internet di rumah lagi ngadat sejak semalam, aku harus ke kafe buat unggah naskah," kataku. "Oh ya, jangan lupa telepon kalau kamu sudah bangun."

"Sip, Kak...." Suara Reyhan terdengar masih setengah sadar.

Aku meninggalkan kamar Reyhan dan bersiap untuk berangkat. Setelah 5 menit berjalan, aku tiba di salah satu kafe favoritku. Suasana masih sepi, hanya beberapa orang yang sedang menikmati kopi pagi. Aku memesan kopi Espergen Vanilla dan duduk di sudut kafe, lalu mulai fokus pada layar laptop untuk mengunggah naskah.

Tiba-tiba, ponselku berdering. Aku yakin itu Reyhan yang sudah bangun, jadi aku langsung mengangkat tanpa melihat layar. "Halo, Rey, jangan lupa makan dulu sebelum berangkat ke kampus ya. Tadi pagi aku sudah masak sayur bening dan ayam rica-rica kesukaan kamu," kataku.

Namun, suara di seberang telepon membuatku mengernyit heran. "Aku juga suka ayam rica-rica," katanya. Jelas itu bukan suara Reyhan.

Rasa penasaran membuatku segera memeriksa layar ponsel. Saat melihat ID penelepon, mataku membulat. Tiba-tiba, terdengar suara tawa di seberang telepon, "Kamu lucu sekali," katanya, lalu panggilan itu diputus. Aku menepuk-nepuk keningku karena merasa malu sendiri.

Kendati begitu, aku juga heran dengan orang itu. Dia meneleponku tiba-tiba, dan mematikannya begitu saja. Orang aneh. Tidak mau ambil pusing, aku kembali fokus pada layar laptop, tapi tiba-tiba saja aku merasa ada bayangan tinggi dan hitam muncul di hadapanku. Saat aku mendongak, aku malah mendapati seseorang tersenyum lebar padaku.

"Hai," katanya, dengan senyum yang membuat jantungku seketika berdebar lebih cepat.

Aku mengerutkan kening. "Anda... siapa yah?"

1
Cikhy Cikitha
lanjuuut
Ita Yulfiana: siap kk
total 1 replies
wathy
aku kasi kopi deh biar tambah semangat 💪
Ita Yulfiana: Waaaah Kk baik banget😍😍 makasih banyak yah😘🥰🥰
total 1 replies
wathy
aku suka,, lanjut thor😍
Ita Yulfiana: Okey siaap😁😁
total 1 replies
Cikhy Cikitha
Next....
Ita Yulfiana: waiiit/Grin/
total 1 replies
Cikhy Cikitha
lanjuuut
Ita Yulfiana: Siaaap😄🙏
total 1 replies
Cikhy Cikitha
Semangat berkarya🤩🤩
Ita Yulfiana: Siap, makasih banyak😍😍
total 1 replies
wathy
aku beri kopi deh biar semangat update 💪
Ita Yulfiana: uwwaaah makasih banyak Kak😍😍🙏
total 1 replies
wathy
wahhh senja langsung nembak 😄
wathy
itu pasti senja
wathy: Aamiin.. sama2 😍
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!