Berbentuk rumah biasa namun memiliki banyak kamar, karena rumah ini memang untuk kamar kost khusus untuk wanita saja. entah itu mahasiswi atau wanita yang sudah selesai kuliah, harga yang murah membuat banyak yang antri di kost milik Pak Manto.
Namun di balik itu semua ada misteri, sebab satu persatu banyak anak kost yang menghilang entah kemana dan tidak bisa untuk di temukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21. Meminta tolong
"Apa maksud mu?" Purnama menatap Sadewa yang baru saja datang dan dia tidak menggunakan mobil karena keadaan yang sangat mendesak.
"Ya kau cium ini, masa kau sudah lupa dengan bau yang terkandung di dalam makanan tersebut." Sadewa membuka bungkusan dan menunjukkan kepada Purnama.
"Bau daging manusia?" Purnama menjawab enteng.
"Lah ya iya, makanya aku langsung datang ke sini karena ini bakso terkandung dari daging manusia!" jelas Sadewa.
"Lah terus kau ingin aku berbuat apa?" Purnama masih cuek karena dia merasa bukan urusan kalau yang ada di kota sana.
"Pur, bukan hanya orang yang di desa saja yang butuh bantuan." Sadewa harus melancarkan aksi agar Purnama mau di bujuk.
Sebab menurut Purnama dia terlalu lelah untuk mengurus pekerjaan yang ada di kota juga, udah cukup yang ada di desa dan itu sudah sangat menguras tenaga sehingga dia kadang memang merasa enggan untuk apa yang terjadi di kota besar sana dan menganggap itu tidak penting.
Jadi Sadewa harus berusaha sekuat tenaga agar ratu ular ini mau membantu para manusia yang sudah di jadikan tumbal dari bakso tersebut, bila tidak segera diurus maka Sadewa takut semakin banyak korban yang akan berjatuhan karena dagangan itu sangat laris sehingga sudah pasti membutuhkan banyak daging untuk di buat makanan.
Sadewa juga merasa kasihan kepada orang yang tidak tahu dan dia sangat menikmati makanan tersebut karena jelas saja itu adalah perbuatan yang sangat jahat, dulu sudah ada kejadian di desa ini tentang sate yang menggunakan pesugihan juga namun sudah berhasil Purnama atasi walau harus berusaha sekuat tenaga.
Tapi yang di gunakan oleh sate itu adalah darah dari manusia yang kecelakaan sehingga tidak seberapa kejam seperti yang ini, ini Sadewa membayangkan bahwa bisa saja orang yang telah membuat bakso ini sengaja membunuh para manusia dan di jadikan daging giling untuk dagangan lalu di jual kepada orang yang tidak tahu.
Sadewa masih belum tahu bahwa Bu Dewi juga memiliki kost dan selama ini sudah banyak anak yang hilang di sana, karena yang Sadewa ketahui hanya tentang bakso ketika Quina mengajak dia makan di tempat itu dan setelah mencium bau bakso tersebut maka Sadewa langsung paham bahwa ada yang tidak beres dari bakso tersebut.
Maka nya tanpa pikir panjang Sadewa langsung menemui Purnama untuk meminta bantuan dan mengusut tentang kejadian tersebut, sebab bila mengurus sendiri tentu saja Sadewa sekarang tidak bisa karena dia telah menjadi manusia murni dan tidak punya kekuatan menghilang seperti para member yang memang menjadi arwah gentayangan.
"Siapa yang mau ikut dengan aku?" Sadewa menatap para member yang ada di sana.
Namun sama sekali tidak ada yang menjawab karena ratu ular belum ada memberikan izin dan juga perintah kepada mereka, walau saat ini Xiela memang sedang bosan dengan nuansa kampung dan ingin jalan ke kota untuk mencari hiburan baru, namun dia tidak berani langsung menjawab karena nanti yang ada akan di amuk oleh ratu ular.
"Kau pikir setelah kau bertanya seperti itu maka mereka akan langsung menjawab mau." Purnama tertawa.
"Eh itu siapa lagi kok ada ular baru?" Sadewa menatap Nolan yang duduk santai.
"Adik ku." jawab Purnama langsung sehingga membuat hati Nolan begitu bahagia karena telah di akui sebagai adik.
"Eh kalau yang di jadikan bakso itu dari daging manusia, berarti semua di giling ya?" Maharani mendekati Sadewa.
"Nah itu yang perlu kita ketahui jadi lebih baik kamu ikut saja aku sekarang." Sadewa pindah haluan dan berusaha membujuk Ratu burung hantu.
"Ya kan yang di giling untuk bagian daging saja, terus kalau tulang ya bisa untuk di jadikan kaldu dalam kuah. untuk rombongan bagian jeroan dan juga bagian anu itu di buat apa ya?" otak Maharani tentu saja mengarah pada hal yang tidak seharusnya dia tanyakan.
Dewa menggaruk kepala yang tidak gatal karena dia baru memahami bahwa Maharani adalah member yang paling mesum dan juga pikiran dia selalu mengarah ke bagian yang tidak penting, tentu saja saat ini Maharani penasaran dengan bagian intim pada manusia yang telah dijadikan daging giling untuk di buat bakso oleh pedagang tersebut.
"Kalau cewek kan bisa langsung di giling itu sama daging lain, untuk pria apa bakal di simpan itu dontol nya?" tanya Maharani lagi.
"Aiih kamu kok mesum sekali, Kak." Saiyara tidak sanggup kalau dekat Maharani.
"Kau berkata mesum seperti itu karena kau belum tahu saja rasa dontol itu bagaimana." jawab Maharani dengan sangat enteng.
"Ran, kau ini kalau berbicara selalu saja seperti itu seolah tidak ada malu." Sagara menegur Maharani.
"Aku kan bertanya apa yang terlintas dalam otak, kalau saat ini otakmu tidak ada berpikir apa-apa ya sudah kenapa harus ribut dengan pikiran ku!" jawab Maharani tak kalah sengit.
Sagara hanya membuang muka karena dia tidak mungkin menang juga bila berdebat dengan Maharani ini, Nilam memang yang paling cocok dengan Maharani tapi saat ini Nilam sedang sibuk mencari sesuatu untuk menebus maaf dari seorang member juga sehingga dia masih belum bisa bergabung dengan Maharani juga untuk mengurus masalah dontol.
"Ayo lah ini jadi bagaimana untuk mengurus masalah bakso manusia itu?" Sadewa tidak sabar karena dia memang butuh teman.
"Eh aku ada ide sekarang!" Xiela maju karena dia memang sangat ingin pergi ke kota.
"Tidak, Kamu tidak usah pergi ke sana!" Panglima ular langsung menahan tangan sang kekasih.
"Ih apa sih kamu, dengar dulu apa yang akan aku katakan sekarang!" Xiela jadi kesal.
"Ya katakan apa yang sedang kau usulkan saat ini!" Dewa sudah tidak sabar dengan usul Xiela.
"Kan Purnama masih cantik dan tentu saja orang kota tidak akan pernah tahu bahwa dia sudah berumur, jadi lebih baik dia datang ke sana dan melamar ingin kerja karena pasti di kira masih gadis." ide Xiela langsung muncul.
"Nah ini, Quina baru saja mengatakan kepada ku bahwa orang tersebut juga memiliki kost." Sadewa membaca pesan dari sang istri.
"Cocok, Pur! kau bisa datang ke sana dan berpura-pura mencari tempat tinggal lalu bisa menyelidiki apa yang telah terjadi." Nana juga setuju.
Purnama masih anteng dan tidak memberikan jawaban kepada mereka walau ide dari semua arah sudah masuk ke dalam otak dia, jadi Sadewa masih menunggu dengan tegang apakah ini mau diterima atau tidak oleh ratu ular tentang urusan bakso manusia yang ada di kota.
Selamat pagi besti, jangan lupa like dan komen nya ya.
kau tak kn bisa mencari tau dan mengungkapkan semua mending pergi deh dari kos itu
makan hati purnama dalam kasus ini dia harus bisa mehan diri😁😁
kudu pke tenaga dalam dulu pur 🤣🤣
ini kalo mas Zidan lihat bisa bikin klepek-klepek