Bagaimana jika jiwa seorang Chef dari dunia moderen abad 25 yang cantik, kaya-raya, berstatus lajang, serta menguasai banyak tehnik beladiri, terbangun ditubuh seorang gadis diera dinasti kuno 3000 tahu lalu.
Liu Liyan, gadis cantik yang amat dimanja oleh ayah & kedua kakak lelakinya. Kadang suka berbuat sesuka hati, keras kepala & juga urakan.
Tapi setelah menikah, ia harus menjani hidup miskin bersama suaminya yang tampan tapi cacat.
Belum lagi ia harus dihadapkan dengan banyaknya konflik keluarga dari pihak suaminya.
Beruntung ibu mertua & adik ipar amat baik serta begitu menyayanginya, mendukung juga mempercayai.
Apakah ia bisa menggunakan keterampilannya didunia modern, untuk membantu keluarga suami juga keluarga kandungnya sendiri..?
Bagaimana lika-liku kehidupannya didunia yang serba kuno tanpa internet & listrik..?
Mari ikuti kisah Chef Claudia diera dinasti Song & menjadi Liu Liyan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delia Ata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Xiao Yun
Xiao Yun, pemuda berbakat berusia 19 tahun.
Satu bulan lalu kemalangan menimpanya.
Karena kecerdasan serta ketampanan Xiao Yun yang bisa menggulingkan dunia, ada beberapa orang yang iri dendam padanya.
Tiga puluh pembunuh bayaran disewa untuk mencelakai Xiao Yun.
Pemuda itu dibuat babak-belur dengan tangan kanan patah, sementara kedua kakinya cidera parah.
Pelakunya salah satu musuh bebuyutan dari akademi Peking, universitas yanh selalu bersaing dengan Fudan.
Si pelaku juga salah satu barisan pria yang ditolak cintanya oleh Liu Liyan.
Alhasil, Xiao Yun terpaksa off dari kegiatan studinya dan bersiap kehilangan kesempatan untuk mengikuti ujian negara.
Syarat untuk menjadi sarjana dan pejabat istana, tidak boleh cacat juga berkonflik apa lagi sampai mempunyai cacatan hitam yang melanggar etika hukum negara.
Semasa hidup Xiao Kang (ayah Xiao Yun) kehidupan keluarga itu lumayan baik.
Namun setelah Xiao Kang meninggal, semua berubah.
Xiao Yun harus menggantikan peran sang ayah, bekerja mencari uang untuk biaya hidup.
Selain berburu dihutan, Xiao Yun acap kali melakukan banyak misi berbahaya Yang hasilnya dijual keGuild Zhejiang.
Tapi semua perak dan perunggu yang didapat dari kerja kerasnya, 80% wajib disetorkan kepada nenek Gong.
Sisanya Xiao Yun gunakan untuk kebutuhan pendidikan dan diberikan pada ibunya.
Urusan makan memang ditanggung oleh tuan Xiao dan nyonya Gong (kakek & nenek). Tapi cuma dijatah 2 kali sehari, itu pun hanya nasi dan sayur hijau.
Beruntung ada Liu Liyan yang sering berkunjung kerumah utama Xiao dengan membawa makanan dan membantu pekerjaan Guo Xia dan Xiao Yue.
Karena kepintaran Liu Liyan dalam beracting, menjilat nyonya Gong. Gadis itu bebas berkeliaran disekitaran Guo Xia.
Terkadang diam-diam Keluarga cabang pertama suka memberi makanan, jika Xiao Heilan pulang dari kota.
Meski begitu, tubuh Guo Xia, Yue dan Yan tetap kurus kering, karena kekurangan gizi juga lelah berkerja dirumah sampai petang hari.
Puncak penderitaan pemuda itu bersama keluarganya, ketika Xiao Yun mengalami musibah. Neneknya nyonya Gong langsung menunjukan sifat aslinya.
Pemuda itu dianggap sudah tak berguna karena tidak lagi bisa ikut ujian negara, tak mampu bekerja menghasilkan uang.
Gelar tongsheng (gelar setelah lulus ujian akademi) saja tak cukup untuk memuaskan hati tuan Xiao dan nyonya Gong.
Pengusiran pun terjadi tiga hari setelah Xiao Yun cidera.
Tak cukup sampai disitu, nyonya Gong memutus ikatan saudara serta mencoret mereka dari Kartu Keluarga.
Tidak ada lagi Xiao Yun, Gao Xia, Xiao Yue dan Xiao Yan dalam silsilah keluarga utama Xiao, setelah pemisahan yang disaksikan oleh kepala desa dan para tetangga.
Walau mereka masih menyandang nama Xiao, tapi dimasa depan apa pun yang terjadi tak ada hubungan lagi dengan keluarga utama Xiao.
Tapi nyatanya semua tak sesederhana itu, nyonya Gong tetap mengusik keluarga cabang kedua (keluarga Xiao Yun)
Memaksakan pernikahan dan kesehariannya masih acap kali menindas, meneror keluarga Xiao Yun.
Guo Xia, wanita asing yang tak jelas asal usulnya, dianggap sebagai sumber masalah dan pembawa sial.
Tidak ada yang memandang hormat serta sudi bergaul dengannya. Semua menjauh juga kerap menjadikannya bahan gunjingan.
Bahkan ketika keluarga kecil mereka dipisahkan dari keluarga besar, tak ada satu pun yang membantu.
Bisanya mencemooh, memandang jijik serta secara terang-terang nyinyir didepan mereka.
Guo Xia wanita asing korban human traficking, bertemu Xiao Kang dalam pelarian setelah berhasil mengelabui para pelaku kejahatan.
Xiao Kang membawa Guo Xia pulang kedesa lalu menikahinya.
Xiao Kang pemuda berusia 20 tahun, sarjana berprestasi yang banyak disukai para gadis bangsawan. Menjadi kebanggaan keluarga Xiao setelah si bungsu, dianggap tak sepadan dengan Guo Xia.
Meski ditentang, tanpa mahar dan restu, Xiao Kang tetap pada pendiriannya dengan menikahi Guo Xia.
Dari sanalah asal mula dendam kebencian tuan Xiao dan nyonya Gong kepada Guo Xia.
Guo Xia akan selalu ditindas saat Xiao Kang tidak berada dirumah. Semakin hari semakin menjadi dan makin menggila setelah sang suami Xiao Kang meninggal dunia.
Makanya nyonya Gong menikahkan Xiao Yun yang menurutnya sudah tidak berguna dan menguasai mahar yang diberikan Liu Liyan.
Nyonya Gong menganggap itu sebagai ganti dari mahar Guo Xia saat menikah dengan Xiao Kang.
Berbekal tabungan terakhir sebanyak 500 wen dan simpanan perhiasan terakhir milik Guo Xia. Keluarga Xiao Yun bisa membeli rumah tua nyaris rubuh dipinggiran desa dengan harga murah.
Silsilah keluarga Xiao.
Keluarga utama, Kepala keluarga Xiao Chung 62 tahun, istrinya Gong Mei yang memiliki jarak usia tiga tahun lebih muda dari suaminya.
Keluarga cabang pertama, Xiao Heilan berumur 40 tahun, istrinya nyonya Ying. Putranya Xiao Yong 19 tahun dan putrinya Xiao Shi berusia 14.
Xiao Heilan kesehariannya bekerja dipaviliun Jiao Tong sebagai akuntan.
Jiao Tong adalah penginapan dan restoran terbesar dikota, yang memiliki cabang diseluruh negeri yang dikuasai oleh dinasti Song.
Nasib keluarga Heilan sama seperti Xiao Kang. Ditindas dan diperlakukan semena-mena hanya karena para istri mereka orang miskin.
Nyonya Ying anak buruh tani miskin tanpa harta, kedua orangtuanya sudah meninggal dan ia tidak memiliki saudara.
Keluarga cabang kedua milik Xiao Kang yang jika masih hidup pria itu kini berusia 38 tahun.
Keluarga cabang ketiga, Xiao Cuyan berumur 34 tahun. Istrinya 30 tahun, biasa dipanggil nyonya Mei. Mereka memiliki 1 putrinya Xiao Muli berusia 14 tahun.
Xiao Cuyan pejabat tingkat 7 dibiro pemerintahan pekerjaan umum. (Jabatan terendah 7 & tertinggi 1)
Sedangkan istrinya nyonya Mei yang seorang putri pemilik peternakan babi, menjadi menantu kesayangan nyonya Gong.
Hubungan keluarga pertama Xiao Heilan dan Xiao Kang sangat baik, sementara dengan keluarga ketiga Xiao Cuyan tidak akur dan sering berselisih paham.
Semua akibat pilih kasih dari tuan Xiao dan nyonya Gong. Jadi timbul rasa iri dengki, kecewa dan dimasa depan akan menjadi konflik yang tidak memiliki ujung penyelesaian.