NovelToon NovelToon
The Big Families 2

The Big Families 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO
Popularitas:101.9k
Nilai: 5
Nama Author: Maya Melinda Damayanty

Sekuel ke empat Terra The Best Mother, sekuel ke tiga Sang Pewaris, dan sekuel ke dua The Big Families.

Bagaimana kisah kelanjutan keluarga Dougher Young, Triatmodjo, Hovert Pratama, Sanz dan Dewangga.
Saksikan keseruan kisah pasukan berpopok dari new generasi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SABTU SERU

Virgou membawa seluruh keluarga piknik di taman kota. Dalam sekejap taman itu disteril oleh pasukan pengawal Savelived.

"Katanya mau deketin anak-anak sama orang banyak. Kalau disteril gini. Mau deketin siapa?" dengkus Puspita melirik suaminya.

"Sayang, jangan menyepelekan kejahatan!";ujar Virgou tak merasa bersalah.

"Lagian emang kamu mau anak-anak kenapa-napa?" lanjutnya balik bertanya.

"Ih ... Amit-amit!" seru Puspita tak mau terjadi sesuatu yang buruk pada keluarganya.

"Tapi aku menyuruh Dahlan untuk tetap membuka jalan buat orang lain ke taman kok, Yank!" sahut Virgou lagi.

Sementara anak-anak lain tampak berlarian di rumput. Naka bergulingan, Jamila melompat kodok dan yang lain memilih berlarian mengelilingi serumpun bunga mawar.

"Awas, ada durinya ya!" peringat Nai.

Wanita itu duduk di tikar yang dibentang. Langit merebahkan dirinya dan meletakkan kepalanya di pangkuan sang istri.

"Sayang, Baby Ali dan Baby Hamzah sudah mau empat tahun. Apa nggak berencana buat adik untuk mereka?" goda Langit.

"Sayang, aku mau banget hamil. Apa setiap kamu pingin, aku nolak?" Langit tertawa, Nai memang tak pernah menolak dirinya jika ingin bermesraan.

"Tapi sampai sekarang, Allah belum kasih," lanjutnya lirih.

'Ah ... Sayang, lupakan. Mungkin belum rejeki kita buat punya anak lagi. Lagian anak kita sudah sebanyak ini.

"Apah!" seru Rauf yang berjalan berjinjit dan langsung menubruk tubuh Langit.

Langit mengangkatnya, terdengar gelak tawa bayi dua tahun itu. Mai menikmati moment berdua bersama suami. Sudah dua tahun menikah, tapi belum ada tanda-tanda ia hamil. Zack pun tak memaksa istrinya segera mengandung buah hati.

Mai menatap kakak iparnya yang tengah mengandung. Perlahan ia mengusap perutnya yang masih rata.

'Jangan banyak pikiran sayang. Nabi Ibrahim memilik anak selama puluhan tahun menanti," ujar Zack lirih melihat kegelisahan istrinya.

"Pengen rasain jadi ibu ...," jawab Mai sedih.

'Kamu udah jadi ibu ... Itu anak-anak kita banyak sayang!" sahut Zack lagi.

"Mas ... Untung aku bersama keluarga yang nggak nuntut apapun," ujar Mai.

"Heum ... Maksudnya?" tanya Zack.

"Coba kita hidup di tempat lain. Ditanya kapan nikah, udah nikah ditanya kapan punya anak, anak satu tanya kapan dua. Banyak anak masih dicibir juga!" Zack tertawa kecil mendengar gerutuan istrinya.

"Itu lah manusia, sayang. Mereka seakan ingin ikut campur dengan kehidupan orang lain. Padahal kalau kita susah. Mereka nggak peduli sama kita. Yang ada malah diomongin!" Mai mengangguk setuju.

"Yang mau makan, kalian tinggal pesan saja ya. Daddy sudah borong semuanya!" seru Gabe tiba-tiba.

"Wah ... Alhamdulillah!" seru Virgou lalu melirik pada adik sepupunya itu.

"Tumben?" seringainya jahil.

"Biar nggak dibilang pelit!" jawab Gabe sengit.

Virgou tertawa mendengarnya, ia mengangguk puas. Ia pun merogoh saku dan ingin mengambil dompetnya.

"Eh ... Sayang?" Virgou tak menemukan dompet di sakunya.

"Iya sayang?" sahut Puspita yang tengah bercengkrama dengan Kanya dan Terra.

"Dompetku mana ya? Perasaan aku bawa deh?" tanya Virgou.

Puspita menatap celana panjang yang dikenakan suaminya. Ia menghela nafas

"Kamu pakai celana lain sayang!" jawabnya.

"Tapi aku udah ambil kok!" sahut Virgou yakin. Gabe perlahan mundur.

Ketika hendak berbalik, sebuah tangan menahan bahunya. Gabe menutup mata.

"Kamu mau kemana?" tanya Virgou berbisik dekat telinganya.

"Virgou memicingkan mata, menatap Gabe yang berusaha kabur pelan-pelan.

“Bro … hehehehe …” Gabe cengengesan, keringat mulai turun di pelipisnya.

“Dompet gue …,” suara Virgou makin dalam.

“Ada kok …,” sahut Gabe cepat.

“Di mana?”

“Di tempat yang aman banget!”

Virgou melipat tangan di dada, sikapnya bikin semua anak-anak berhenti main sebentar, ikut melongo.

Gabe merogoh sakunya, dompet Virgou di sana. Pria dengan sejuta pesona menatap adik sepupunya itu. Ia tau jika dirinya tengah dicurangi.

"Benpa ... Lada pa'a?" tanya Ryo penasaran.

"Ada yang ngaku-ngaku bayar semua jajanan di sini pakai duit dia, Baby!" jawab Virgou masih tetap menatap Gabe.

'Sayang. Sudah ya!' lerai Khasya.

'Bunda ... Tapi ...," Virgou masih tak terima.

"Sayang," peringat Khasya lembut. Ia mendekat.

"Karena kamu paling baik. Jadi nggak apa-apa ya," lanjutnya mengecup pipi Virgou.

'Ih ... Tau gitu beneran aku yang bayar pakai uangku sendiri!' sengit Gabe.

'Maksud Daddy. Semua ini bukan Daddy yang bayar?" tanya Darma dan semua anak menatap Gabe.

"Woh ... Eh ... Pati Ata' Addy pilan eh Kakak Daddy bilang. Kakak yang bayal?" sahut Zaa bingung.

"Oh ... Ternyata sifat suka ambil itu dari Daddy Gabe?" angguk Rion.

"Daddy, Ion punya darah keturunan Daddy Gabe!" lanjutnya menyeringai jahil.

"Kejar Daddy Gabe!' seru Rion.

Dan taman itu mendadak panik karena anak-anak berlarian mengejar Gabe yang lari. Gelak tawa terdengar di sana Banyak orang ikut tersenyum melihat suasana heboh itu.

Gelak tawa dan teriakan anak-anak menggema di taman itu. Gabe yang kewalahan lari pontang-panting, sesekali terjebak di antara tikar piknik, lalu dikerubuti bocah-bocah kecil yang tak kenal ampun.

Virgou hanya geleng-geleng kepala. “Dasar bocah gede!” serunya sambil tertawa puas.

Puspita pun ikut tertawa, meski sempat menutupi wajahnya karena malu melihat kelakuan suaminya dan Gabe jadi tontonan orang banyak.

Semua orang tertawa. Semua… kecuali Dimas.

Tatapannya diam-diam jatuh pada Seroja. Gadis itu tertawa lepas, bahunya naik-turun, pipinya merona karena terlalu sering digelitik tawa. Tawa itu begitu jernih di telinga Dimas, membuat hiruk-pikuk di sekitarnya seolah lenyap.

Deg. Deg. Deg.

Seroja merasakan tatapan itu. Ia menoleh… dan pandangan mereka bertemu. Hanya sedetik, tapi cukup untuk membuat wajah Seroja memanas. Ia buru-buru mengalihkan tatapannya, pura-pura sibuk merapikan kotak kue di depannya.

Dimas tersenyum tipis, matanya tak lepas dari sosok itu.

“Bismillahirrahmanirrahim… sekarang atau tidak sama sekali,” gumamnya pelan, lebih untuk dirinya sendiri.

Ia bangkit, melangkah perlahan ke arah Seroja—sementara gelak tawa keluarga di belakangnya terus bergema, menutupi degup jantungnya yang kian keras.

"Baby ...," suara Dimas yang lembut membuat hati Seroja berdesir.

Ia mendongak, mata kelam nan tajam, alis bak kepakan sayap elang. Bahu lebar nan kokoh, wajah tampan, lembut, hidung mancung.

'Kak ...?" Dimas tersenyum.

"Aku cuma mau kamu tau ... Sejak saat ini. Aku akan menyebut namamu di setiap doa istikharahku. Aku harap, kamu juga mau mendoakan namaku di setiap doa mu. Apa kamu bersedia Wu Mingyue?" pinta Dimas.

Setetes bening luruh ke pipi lembut gadis itu. Tatapan Dimas yang begitu yakin dan serius, membuat Seroja tak bisa menolak. Perlahan ia mengangguk.

"Iya ... Kak. Aku mau," jawabnya lirih.

Gelak tawa masih terdengar keras, Gabe ditindih bayi-bayi gemoy. Pria itu minta ampun, Bart hanya menggeleng menatap kerusuhan semua keturunannya.

Semua tertawa namun ada sepasang hati tengah menautkan janji. Janji untuk memudahkan perjalanan mereka menempuh hidup lebih jauh dan penuh dengan ibadah.

Bersambung.

Ah ... Othor pun masih jomblo ... Hiks ...

Next?

1
Lia Fitria
Wah kali ini ga perlu nguping & laporan sama onty Za ya baby😄😄
Lia Fitria
Bukan lagi di suapin makanan baby 🤭🤭
Eni Istiarsi
wah Paklek kok ragu gitu
Zay Zay
patlet mimas janan beunyelah pulu don,atuh beundutung muh.💪💪💪💪💪
nurry
lanjutkan menjodohkan mereka kakak, kan ata' Seroja juga ada rasa pada paklek Dimas pliiisss 🙏👍💪❤️
nurry
lanjut terus kak Maya 🙏💪❤️
nurry
aah paklek Dimas kenapa ragu, ayolah maju terus mdh2an ata' Seroja akan tetap bersinar👍💪❤️
nurry
hmmm yg lagi kasmaran🤭🤭🤭
nurry
😄😄😄😄😄
nurry
para kurcaci ikutan kepo 🤭🤭🤭
nurry
hahahaha ata' Kean, polos amat sih 😄
nurry
hadeuuhh papa Idal,kenapa nge gas terus🤦🤦🤦
Atik Marwati
kalo ditempatku namanya jalan tikus thor🤭
nurry
nah ketangkep kan 😄😄😄
Atik Marwati
🤣🤣🤣ga jadi kaburkan...
nurry
nekat bener, salah cari lawan pak Nanda
nurry
wah mau nyuap rupanya si Nanda 🤦🤦🤦
Diah
semangat dong paklek Dimas
nurry
kafe ata' Sean 🤭
Diah
papa Haidar cemburu karena kangen ma kakaknya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!