Demi memenuhi wasiat sang ayah, Ziyana Syahira harus rela menikah dengan pria yang sama sekali tidak dia kenali bernama Dirga Bimantara, seorang CEO yang terkenal dengan sikap dingin dan cuek.
Belum juga reda keterkejutan Ziyana akan pernikahan dadakannya bersama dengan Dirga. Ziyana kembali di kejutkan dengan sebuah kontrak pernikahan yang di sodorkan oleh Dirga. Jika pernikahan keduanya hanya akan terjalin selama satu tahun saja dan Ziya dilarang ikut campur dengan urusan pribadi dari pria itu.
Lalu, bagaimana jadinya jika baru 6 bulan pernikahan itu berjalan, Dirga sudah menjatuhkan talak pada Ziya dan diwaktu yang bersamaan Ziyana pun di nyatakan hamil?
Mampukah Ziyana jujur jika saat itu dia tengah hamil anak dari Dirga. Ataukah, Ziyana tetap memilih untuk pergi dengan merahasiakan keberadaan sang janin yang tumbuh dalam rahim nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SWA.Bab 29
Beberapa jam berlalu sudah dari pergulatan panas antara dirinya dan juga Ziya. Namun, Dirga masih belum bisa memejamkan matanya. Tatapan nya masih tertuju pada wajah cantik sang istri yang sudah terlelap sejak satu jam yang lalu.
Dirga masih belum bisa move on dari rasa bahagia, karena akhirnya dia dan Ziya kini sudah menyatu seutuhnya. Tidak pernah terpikirkan sebelum nya, jika Ziya akan menerima nya secepat ini. Jika dilihat dari rasa trauma nya, Dirga pikir akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa meluluhkan hati ibu dari putrinya itu.
Akan tetapi, Dirga tidak menyangka jika Ziya akan memaafkan nya dan memberikannya kesempatan secepat ini. Meski begitu, Dirga merasa sangat bersyukur dan merasa semakin kagum pada kebaikan serta ketulusan yang Ziya miliki.
"Terima kasih, karena sudah memberi aku kesempatan dan kembali percaya padaku. Aku janji, di kesempatan kedua ini, akan aku pastikan jika kamu tidak akan pernah menyesal karena sudah memilihku dan kembali percaya padaku. Aku juga akan pastikan, kali ini aku akan menjadi suami yang terbaik untuk kamu dan juga ayah yang terbaik untuk Zingga serta anak anak kita yang lain nya.” Gumam Dirga, membelai lembut wajah cantik istrinya yang tampaknya tidak terganggu sama sekali oleh gerakan tangan Dirga di wajah cantiknya.
Setelah merasa cukup puas menatap wajah sang istri. Dirga pun mulai memejamkan matanya, mencoba untuk tertidur. Menyusul istrinya yang sudah lebih dulu tertidur lelap di samping nya.
Dalam keadaan masih sama sama polos. Dirga pun menarik tubuh Ziya agar semakin mendekat ke tubuhnya. Sebelum tertidur, Dirga terlebih dahulu menutupi tubuh polos Ziya dengan selimut. Lalu, memeluk erat tubuh wanita halalnya itu untuk memberikan kehangatan kepadanya.
*
*
Menjelang subuh. Ziya yang masih terlelap pun terpaksa membuka matanya saat suara alarm di ponselnya mulai berbunyi, yang menandakan jika waktu subuh telah tiba dan sudah waktunya untuk Ziya untuk bangun dari tidurnya.
Meski masih terasa sangat berat, Ziya pun berusaha untuk membuka matanya. Seketika, Ziya tersentak kaget saat merasakan ada sebuah tangan sedang memeluk erat tubuhnya yang masih polos, di balik selimut yang tengah Ziya pakai untuk menutupi tubuhnya.
Ziya hampir saja berteriak, saat menyadari jika ada sosok pria yang sedang tertidur lelap di samping nya. Beruntung nya, saat Ziya jika akan mengeluarkan suaranya, di saat yang sama Ziya pun mengingat apa yang sudah terjadi antara dirinya dan juga Dirga, malam tadi.
Seketika itu juga, Ziya pun langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan. Guna meredam suaranya yang hampir saja memekik karena rasa kaget yang teramat sangat, saat melihat Dirga tidur di samping nya dengan memeluk erat tubuhnya.
Setelah bisa mengendalikan diri, dengan perlahan lahan. Ziya pun mencoba melepaskan pelukan tangan Dirga di tubuhnya. Dengan segera, Ziya langsung bergegas masuk ke dalam kamar mandi setelah bisa melepaskan diri dari pelukan sang suami. Tanpa mengganggu tidur pria itu.
Mungkin karena kelelahan, Dirga pun tidur dengan sangat lelap. Bahkan, saat Ziya mulai bergerak untuk melepaskan pelukan nya. Dirga sama sekali tidak terusik sedikit pun. Pria itu hanya bergerak untuk merubah posisi tidurnya. Lalu, setelah itu kembali melanjutkan tidurnya dengan posisi yang berbeda.
Sementara itu, Ziya yang sudah berhasil masuk ke dalam kamar mandi pun bergegas membersihkan dirinya dan juga bersuci karena sebentar lagi Ziya harus melaksanakan ibadah subuhnya.
"Mas, bangun. Sudah waktunya sholat subuh. Mas harus mandi dan bersuci terlebih dahulu. Ayo, cepat bangun biar tidak ketinggalan waktu subuhnya." ucap Ziya, sedikit mengguncangkan bahu Dirga. Menggunakan tangan yang dia tutupi dengan kain mukena yang sudah dia pakai sebelum membangunkan suaminya.
Merasakan guncangan di tubuhnya, serta mendengar suara sang istri. Membuat tidur Dirga pun mulai terusik. Dirga mulai mengerjap kan matanya yang masih terasa sangat berat karena rasa ngantuk, saat Ziya mengguncangkan tubuh Dirga untuk membangunkannya.
"Ada apa, sayang? Mas masih ngantuk," tanya Dirga, sambil menggenggam tangan Ziya yang berada di bahu nya.
"Sudah subuh, Mas. Sudah waktunya bangun, kita harus segera sholat subuh. Waktu subuhnya hampir habis,"
"Begitu ya. Waktu cepat sekali berlalu ya? Tidak terasa sudah subuh lagi,"
"Iya. Karena itu, Mas harus segera bangun untuk membersihkan diri dan bersuci. Aku akan menunggu Mas untuk sholat berjamaah,"
"Baiklah. Kalau begitu Mas mandi dulu ya, terima kasih sudah membangunkan Mas."
Dirga pun bergegas bangun dari tidurnya, sebelum bangkit. Dirga menyambar celana boxer miliknya terlebih dahulu, untuk dia pakai sebelum bangkit untuk pergi ke kamar mandi.
Setelah memakai kembali celana nya, Dirga pun langsung bergegas pergi ke kamar mandi. Tidak butuh waktu lama, untuk pria itu membersihkan dirinya.
Saat keluar dari kamar mandi, Ziya sudah berdiri tidak jauh dari pintu kamar mandi dengan memegang baju koko dan kain sarung di tangan nya.
"Ini, Mas. Baju sama kain sarung nya."
Ziya langsung menyerahkan pakaian lengkap untuk beribadah itu kepada suaminya. Dirga sendiri, langsung mengambil pakaian itu. Lalu, segera memakainya.
Keduanya pun sholat berjamaah dengan sangat khusyuk. Menyematkan doa diantara doa doa yang mereka panjatkan, untuk kesembuhan putri mereka yang saat ini sedang berjuang melawan penyakit yang menyerang tubuh mungilnya.
*
*
Sementara ditempat lain.
"Mau kemana kamu, Zira? Kenapa, membawa koper sebesar itu?" tanya Umi Aisyah, saat melihat putri sulung nya keluar dari kamar dengan membawa sebuah koper dengan ukuran yang cukup besar.
"Zira mau ke London, Umi," jawab Zira, sembari menyeret koper yang dia bawa, menuju ke ruangan tamu. Lalu, menyimpan koper itu di samping pintu utama rumah itu.
"London? Ada apa, kenapa tiba tiba mau pergi kesana?"
"Ada seminar. Aku juga kan ingin seperti Ziya Umi. Membuat Umi dan almarhum Abi bangga," jawab Zira, dengan nada yang sedikit sinis setiap kali menyebut nama sang adik.
"Jangan mulai lagi. Lagi pula, Abi sama Umi tidak pernah membeda bedakan kalian. Perasaan itu, hanya kamu sendiri yang menciptakan nya. Jika kamu pergi dengan niat baik, maka Umi akan senantiasa mendokan kamu agar selalu dalam lindungan Allah SWT dan dimudahkan serta dilancarkan segala urusanmu di sana. Hati hati dijalan, jaga diri dengan baik. Apalagi kamu pergi seorang diri. Ingat, kamu harus menjaga dengan baik marwah mu sebagai seorang muslimah." pesan Umi Aisyah kepada putri sulung nya yang hari ini akan melakukan perjalanan ke luar negeri.
ywdah deh baca skg aja....semangat ya thor semoga tiap hari bisa up terus
walaupun gao comend di setiap bab nya....
masih di lanjut lagi thor...
seerti di remas² lalu di beri garam/ jeruk lemon, nipis...
dlu km membiarkan RT mu hancur krn km yg mengundang pelakor itu sendiri,jadikan itu sbgi pelajaran.
Matek Ho.
Dapat Istri Baik2 gak bersyukur, Menjijikkan Lihat Kau.
lanjut Thorr.