NovelToon NovelToon
Loka Pralaya: The Begining

Loka Pralaya: The Begining

Status: sedang berlangsung
Genre:Matabatin / Dunia Lain / Perperangan / Pusaka Ajaib
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Margiyono

Dunia ini bernama Loka Pralaya, satu dunia di antara banyak dunia lain di alam semesta ini, sebuah tempat penuh misteri. Di tempat ini, desiran anginnya adalah nafas yang memberi kehidupan bagi penghuninya. Energinya berasal dari beragam emosi dan perasaan segenap makhluk yang ada di dalamnya. Keharmonisan yang mengikat alam ini, mengabadikan keberadaanya di antara banyak dunia lain di alam semesta. Senyum ramah adalah energi yang membangun, menumbuhkan benih-benih yang di tanam di tanahnya, kebaikan kecil yang dilakukan akan memberi dampak besar bagi kelangsungan dunia ini. Pepohonannya adalah mata dan telinga bagi segala peristiwa yang berlangsung di dalamnya. Batu-batu yang berserakan di pantai, menjadi penyimpan memori abadi bagi kejadian-kejadian penting yang terjadi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Margiyono, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Rahasia

Sekitar sepuluh kilometer sebelah timur dari Gubuk Manah, berdiri sebuat bangunan besar. Dilihat dari struktur bangunan dan aktivitas orang yang ada di dalamnya pagi itu, dapat disimpulkan bahwa itu adalah sebuah bangunan pabrik atau tempat peroduksi. Terlihat beberapa Lesung Orembai yang belum selesai di buat ditambatkan di dalam ruangan besar tanpa penyekat yang memiliki atap tinggi, beberapa orang nampak sibuk merakit dan bekerja di area itu. Rupanya tempat ini adalah pusat pembuatan kendaraan yang umum digunakan oleh penduduk Kampung Londata, yaitu sampan terbang yang dikenal dengan Lesung Orembai.

Di sisi lainnya nampak tumpukkan kayu gelondongan yang disusun rapi, beberapa panel yang terbungkus daun yang mirip seperti daun pisang namun ukurannya  jauh lebih lebar, ada juga tumpukkan daun-daun meditrana yang kuning mengkilap tersusun rapi di dalam rak-rak yang ada disamping dinding bangunan itu.

Disebelah kanan bangunan yang beratap tinggi itu, ada bangunan yang mirip sebuah kantor, mempunyai dua lantai dan jendela yang transparan, namun bahan transparan yang digunakan bukan dari kaca melainkan berasal dari batu alam transparan yang terdapat  di pegunungan. Di dalamnya nampak seorang wanita berjubah hitam sedang duduk di sebuah kursi besar berhadapan dengan seorang pria tinggi besar yang juga mengenakan jubah berwarna hitam. Di hadapan mereka terbentang sebuah meja besar unik yang terbuat dari gelondongan kayu utuh.

Pria tinggi itu nampak berdiri dan berbincang-bincang dengan wanita yang sedang duduk di depannya.

“Luh Gandaru,” ucap pria itu terdengar seperti ingin memberikan keterangan. “Sudah beberapa bulan ini, aku lihat pengiriman bahan baku Lesung Orembai ke Padang Gandeswara terus mengalami penurunan, apa yang terjadi?” tanya pria itu kepada wanita berjubah hitam yang ternyata adalah Luh Gandaru.

“Fonda Ono, “ kata Luh Gandaru kepada pria itu. “Produksi kami tahun ini memang sedang mengalami penurunan drastis, beberapa tanaman pohon Nadira yang kami tanam banyak yang kering dan tidak tumbuh dengan baik.” Jawab Luh Gandaru menjelaskan kondisi yang sedang terjadi.

Pohon Nadira adalah pohon yang batangnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan Lesung Orembai. Pohon ini memiliki keunggulan yang unik yaitu mempunyai aliran energi yang ada di dalamnya dan dapat digunakan sebagai tenaga penggerak bagi Lesung Orembai untuk melayang terbang. Rupanya Luh Gandaru adalah pemilik tempat produksi itu. Tamu yang sedang berbicara dengannya adalah salah satu pelanggannya.

“Oh, “ kata Fonda Ono menanggapi penjelasan Luh Gandaru. “Tetapi kondisi ini tidak dapat dibiarkan berlarut-larut, Luh Gandaru.” Kata Fonda Ono kemudian. “Klan Gendhing sangat bergantung dengan pasokan bahan baku ini.” Kata Fonda Ono sedikit memberi penekanan.

Luh Gandaru sepertinya mengerti benar kondisi ini, ia berusaha tenang dan ingin memastikan bahwa permasalahan itu akan dapat segera diatasi.

“Jangan khawatir, Fonda Ono,” lanjut Luh Gandaru, “pasokan bahan baku kayu Nadira akan kembali normal dalam beberapa bulan ke depan, aku bisa jamin hal itu.” jawab Luh Gandaru mantap, meyakinkan pelanggannya itu.

“Baiklah kalau begitu, aku akan selalu memantau perkembangannya,” kata Fonda Ono terhenti sesaat, seperti ingin membicarakan hal lain yang penting.

“Ada hal lain yang ingin aku tanyakan padamu, Luh Gandaru.” Tanya Fonda Ono dengan suara pelan, bahkan terdegar seperti berbisik.

“Apa itu?” tanya Luh Gandaru.

“Apa benar berita yang aku dengar akhir-akhir ini?” mata Fonda Ono agak menyipit saat mengatakan hal itu.

“Berita apa, Fonda?” tanya Luh Gandaru.

“Bahwa orang asing itu sudah ada di Kampung Londata.” Jawab Fonda Ono.

Luh Gandaru tidak langsung menjawab pertanyaan Fonda Ono, sepertinya ia memberi ruang waktu lebih banyak bagi Fonda Ono untuk melanjutkan pertanyaannya atau membiarkannya tenggelam lebih dalam dalam ketidak tahuannya. Suasana hening sesaat.

“Orang asing itu memang benar sudah ada di Kampung Londata, namun...” Luh Gandaru menghentikan ucapannya, dari raut wajahnya, nampak mimik kecewa terlihat di sana.

“Namun?,...  namun kenapa Luh Gandaru?” desak Fonda Ono tak sabar menunggu jawabannya. “Aku yakin kau sudah dapat menyingkirkannya bukan?” tanya Fonda Ono kemudian.

“Itulah yang menjadi masalah kita sekarang.” Jawab Luh Gandaru kemudian. “Kita terlambat untuk mengambil tindakan.” Kata Luh Gandaru.

“Terlambat?...” guman Foda Ono , “Terlambat bagaimana maksudmu?” Fonda Ono semakin penasaran.

“Nyi Lirah sudah mendahului kita.” Jawab Luh Gandaru kemudian.

“Nyi Lirah?, bagaiman bisa,? Coba ceritakan kejadiannya kepadaku, jangan membuat aku semakin penasaran.” Desak Fonda Ono.

Luh Gandaru bangkit dari tempat duduknya, ia berjalan ke mondar mandir, seakan sedang mengukur seberapa lebar ruangan itu. Dan setelah mendapatkan waktu yang tepat, ia mulai menceritakan kejadiannya. Dimulai dari cerita terdamparnya gadis itu di tepi pantai, awan gelap di pondok jaga utara hingga menghilangnya Bei Tama. Fonda Ono nampak antusias mendengarkan cerita Luh Gandaru.

“Kamu cerdas, Luh Gandaru.” Kata Fonda Ono setelah Luh Gandaru selesai menceritakan kejadian itu. nampak senyum misterius tergambar dari bibirnya yang tipis itu. “Aku tidak menduga kau akan melakukan tindakan itu, itu luar biasa.” Kata Fonda Ono memuji tindakan Luh Gandaru. Mendengar ucapan Fonda Ono yang memuji dirinya, Luh Gandaru hanya tersenyum tipis, sepertinya ia sudah menduga bahwa Fonda Ono akan bereaksi seperti itu.

“Tinggal bagianmu menyelesaikan sisanya Fonda Ono.” Kata Luh Gandaru kemudian.

“Ah, sepertinya engkau lupa siapa aku ya?” kata Fonda Ono seperti sedang menjajaki pikiran Luh Gandaru.

“Justru aku sangat mengerti bagaimana posisimu, Fonda Ono,” kata Luh Gandaru terhenti sebentar, ia mengatur nafas sebelum melanjutkan ucapannya. “Bei Tama sudah menganggap dirimu sebagai saudaranya, dan keluarga kita sudah saling menjalin persahabatan sejak lama.” Kata Luh Gandaru seperti hendak mengingatkan kepada Fonda Ono, betapa tanggung jawab yang akan dipikulnya akan berdampak terhadap hubungan mereka berdua, terutama hubungan dua keluarga besar itu.

“Iya, aku mengerti hal itu.” Jawab Fonda Ono singkat.

“Engkau tak perlu khawatir mengenai pasokan bahan baku Lesung Orembai, posisimu sebagai pemegang keuangan dan pengatur perdagangan  bagi Klan Gendhing aman, aku pastikan itu.” Kata Luh Gandaru.

“Tanggung jawabmu adalah menjaga rahasia ini, jangan sampai ada satu orangpun yang mengetahui rencana kita.” Kata Luh Gandaru tegas.

Fonda Ono terdiam mendengar perintah Luh Gandaru itu, dirinya sudah mengerti betul tabiat dan sifat dari mitra dagangnya itu, dan jika ia meminta sesuatu darinya, itu artinya perintah mutlak yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.

“Dan satu lagi Fonda Ono.” Kata Luh Gandaru

“Aku ingin engkau memastikan bahwa, semua akan berjalan sesuai dengan rencana kita semula.” Kata Luh Gandaru kemudian.

Fonda Ono menganggukan kepalanya, dan semenit kemudian ia mengambil beberapa gulungan kertas yang tergeletak di atas meja, menyimpannya ke dalam saku jubahnya. Rupanya pembicaraan mereka akan berakhir di situ, ia nampak berpamitan kepada Luh Gandaru dan tak lama kemudian pergi meninggalkan ruangan itu.

Fonda Ono berjalan cepat menuruni anak tangga yang menghubungkan ruangan itu dengan lantai di bawahnya, kemudian menuju Lesung Orembai yang tertambat di depan bangunan itu, menaikinya dan sesaat kemudian sudah terbang mengangkasa diikuti tatapan mata Luh Gandaru dengan sorot mata penuh misteri.

1
liynne~
semangat, and done ya/Chuckle/
Dewi Ular🐍💆🏻‍♀️
Prita? Nama yang indah/Drool/
Margiyono: he.he.. trmksh kak.. padahal aslinya itu polypropilen.. loka pralaya itu asli ada di dunia nyata.. cuma seting karakter dan tokohnya saja.. alurnya sama dg yg di dunia nyata
total 1 replies
Andressa Maximillian
plis
Andressa Maximillian
menurutku ceritanya bagus, dunia yang dibangun penuh misteri dan kejutan
Margiyono: terimakasih
total 1 replies
Andressa Maximillian
wah.. seru nih. ditunggu kelanjutannya
Margiyono
siap, terimaksih...
Margiyono
oke
Andressa Maximillian
lanjut
Andressa Maximillian: semangat
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!