NovelToon NovelToon
Time Travel Raja Perang Memburu Istrinya

Time Travel Raja Perang Memburu Istrinya

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita / Balas dendam pengganti
Popularitas:52.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Novi adalah seorang wanita seorang agen mata-mata profesional sekaligus dokter jenius yang sangat ahli pengobatan dan sangat ahli membuat racun.

Meninggal ketika sedang melakukan aktivitas olahraga sambil membaca novel online setelah melakukan misi nya tadi malam. Sayangnya ia malah mati ketika sedang berolahraga.

Tak lama ia terbangun, menjadi seorang wanita bangsawan anak dari jendral di kekaisaran Dongxin, yang dipaksa menikah oleh keluarga nya kepada raja perang Liang Si Wei. Liang sangat membenci keluarga Sun karena merasa mencari dukungan dengan gelar nya sebagai salah satu pangeran sekaligus raja perang yang disayang kaisar.

Tepat setelah menikah, Novi melakukan malam pertama, ia menuliskan surat cerai dan lari. Sayangnya Liang, selalu memburu nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berdengung

Seekor ayam dari kandang dapur, entah bagaimana bisa lolos, berlari menabrak kaki kuda nya dari samping.

Kuda meringkik dan bergerak tak stabil.

Liang Si Wei kehilangan keseimbangan sepersekian detik.

Dan...

“BRUK!”

Kakinya terpeleset. Tapi sebelum tubuhnya menyentuh tanah, ia memutar tubuh dengan kecepatan luar biasa, bersalto satu putaran di udara, dan mendarat dengan satu lutut menyentuh tanah, satu tangan menahan tubuh.

Pasukan dan bawahannya menahan napas.

Mo Han langsung menghampiri. “Yang Mulia! Anda tidak...”

Liang Si Wei mengangkat satu tangan, tanda bahwa ia baik-baik saja.

Ia berdiri perlahan, menepuk debu di jubah panjangnya dengan wajah datar, tapi sorot matanya seperti membunuh.

Matanya menatap tajam pada ayam tak bersalah yang sekarang berkokok, seolah menertawakannya.

“Tangkap ayam itu,” kata Liang Si Wei, lirih tapi mengandung aura mengancam. “Potong. Bakar. Biarkan ayam itu menjadi makan siang ku nanti.”

Mo Ci langsung bergerak. “Segera, Yang Mulia.”

Liang Si Wei melompat naik ke kudanya dalam satu gerakan halus. Ia menatap semua yang hadir.

Semua prajurit menunduk dalam.

“Berangkat,” ujar Liang Si Wei, menghentakkan tali kendali kudanya.

Begitu Liang Si Wei dan Mo Han menghilang di balik gerbang utama, suasana di halaman kediaman utama menjadi lebih santai. Para prajurit yang semula berdiri tegap mulai mengendurkan posisi. Beberapa di antaranya melonggarkan baju zirah, sementara yang lain mengambil kantong air minum dari pelana kuda mereka.

Dua prajurit muda berjalan berdampingan, sambil berbisik pelan.

“Apa kau juga merasakannya?” bisik prajurit pertama, suaranya nyaris tertelan oleh hembusan angin pagi. “Semenjak beberapa bulan terakhir, sikap Yang Mulia berubah-ubah.”

Prajurit kedua mengangguk kecil. “Benar. Kadang ia melamun. Kadang sangat bersemangat. Lalu tiba-tiba murka hanya karena hal kecil, seperti tadi. Belum lagi permintaan aneh setiap saat.” ucapnya sambil menggelengkan kepalanya.

Yang pertama menoleh, waspada. “Jangan terlalu keras! Nanti kita yang jadi ayam bakar.”

Mereka berdua tertawa kecil, menahan diri.

“Tapi, menurutmu kenapa?” tanya si prajurit pertama. “Dulu, saat di medan perang, Yang Mulia dingin dan tegas. Tapi sekarang, seperti ada yang mengganggu pikirannya terus-menerus.”

“Entahlah.” jawab si kedua sambil mengangkat bahu. “Mungkin karena Nyonya?”

Prajurit pertama berpikir sejenak, lalu mendesis. “Ah. Benar juga, mungkin karena itu. Nona Sun Yu Yuan bukan?”

Prajurit kedua langsung mencubit lengan kawannya. “Sst! Jangan sebut nama itu sembarangan.”

“Kenapa? Memangnya salah?”

“Dia adalah wanita Yang Mulia, dan kau menyebut namanya sembarangan, bisa-bisa lidahmu dipotong.”

Keduanya diam sejenak, membayangkan kemungkinan buruk itu.

Lalu salah satu dari mereka berkata pelan, “Tapi sungguh. Sejak Nyonya m menghilang, Yang Mulia seperti kehilangan kendali.”

“Kalau kau tanya aku,” sela prajurit lainnya yang tiba-tiba bergabung dalam bisik-bisik mereka, “Aku rasa, cinta itu racun paling mematikan.”

Yang lain terkekeh pelan.

“Sudahlah. Ayo kembali ke tempat masing-masing. Nanti kalau atasan kita datang dan lihat kita masih berkeliaran, bisa-bisa kita disuruh latihan siang bolong.”

“Benar juga. Ayo!”

Mereka pun berjalan perlahan meninggalkan halaman utama.

Langkah-langkah kuda menggema perlahan saat Liang Si Wei dan Mo Han tiba di pelataran luar gedung aula utama. Langit pagi mulai menghangat, namun bukan itu yang membuat Liang Si Wei menyipitkan mata.

Ia turun dari kudanya dengan anggun, tapi begitu kedua kakinya menjejak halaman, sebuah sensasi aneh menjalari tubuhnya.

Telinganya berdengung.

“Tch, lagi,” desisnya dalam hati.

Sensasi itu seperti semut yang merayap di balik kulit telinga, lalu bergemuruh seperti drum halus dalam kepala. Liang Si Wei berhenti sejenak, memijit pelipis dan telinganya dengan dua jari.

Mo Han yang berdiri satu langkah di belakangnya menatap dengan bingung. “Yang Mulia?”

Liang Si Wei mengangkat tangannya pelan.

Dengan jubahnya yang menjuntai megah, Liang Si Wei melangkah menuju aula, menuruni koridor panjang dengan lukisan dan tiang-tiang emas di kiri kanan. Suasana hening, hanya suara sepatu bot kulitnya yang menyentuh lantai batu bergema.

Telinganya masih berdengung, membuatnya sesekali mengedip dan mengerutkan kening. Tapi, ia menegakkan tubuh, menenangkan napas, dan memasuki aula utama.

Di dalam, Sang Kaisar sudah duduk di atas singgasananya. Di sisi kanannya bawah, Putra Mahkota berdiri gagah dengan jubah biru gelap berhias benang emas. Di samping kanan kiri, beberapa pejabat tinggi kekaisaran berdiri dalam keheningan, menunggu dimulainya pertemuan.

Liang Si Wei melangkah maju dengan penuh wibawa.

Ia menekuk lutut, bersujud dengan satu tangan di dada dan kepala sedikit menunduk. “Hamba, Raja Liang Si Wei, memberi hormat pada Yang Mulia Kaisar. Hormat pada Yang Mulia Putra Mahkota.”

Kaisar mengangguk ringan, suaranya berat dan mengandung otoritas. “Bangkitlah, Raja Liang. Kami sudah menantimu.”

Kaisar memandang Liang Si Wei dengan tatapan tajam namun bijaksana. Usianya telah senja, namun sorot matanya masih menyala seperti bara api.

“Raja Liang,” panggilnya perlahan namun dalam. “Kau sudah mendengar tentang insiden perbatasan timur?”

Liang Si Wei mengangguk, matanya bersinar tajam. “Hamba menerima laporan tentang pergerakan mencurigakan dari sisa-sisa kelompok bandit yang dulunya berafiliasi dengan Kerajaan Wang Qian.”

Putra Mahkota angkat bicara, suaranya tenang namun menyiratkan ketegasan.“Informasi terakhir menyebutkan mereka telah menjarah dua desa kecil di dekat perbatasan.”

Kaisar menyandarkan punggungnya. “Apakah menurutmu ada sisa pasukan dari Kerajaan itu?”

Liang Si Wei tidak langsung menjawab. Ia menimbang sejenak, lalu berkata pelan, “Yang Mulia, dalam situasi kacau seperti ini, satu api kecil saja bisa membakar satu wilayah. Kita tidak boleh hanya memadamkan apinya. Kita harus tahu siapa yang menyulutnya.”

Kaisar menarik napas dalam, kedua tangannya menggenggam pegangan kursi singgasana yang terukir naga emas.

“Kau benar. Dua desa hanyalah pergerakan awal mereka,” gumamnya, lirih namun menggema di aula yang tenang. “Jika kita biarkan, mereka akan merangkak masuk ke wilayah kita lebih dalam, seperti ular yang sabar menunggu celah.”

Liang Si Wei mengepalkan tangan, nadanya tegas.

“Hamba telah menyiapkan pasukan di dekat sana, dan saat ini sedang memetakan pergerakan mereka. Jika Yang Mulia memberi perintah, hamba akan berangkat malam ini.”

Namun sang Kaisar mengangkat satu tangan, membuat Liang Si Wei terdiam seketika. “Tidak, Raja Liang. Aku tidak memanggilmu ke sini untuk langsung menurunkan perintah perang. Aku ingin mendengarmu, sebagai panglima perang, sebagai raja muda, sebagai anakku juga. Pendapatmu.”

Liang Si Wei terdiam sejenak. Ia menatap lurus ke arah Kaisar, lalu perlahan melirik ke arah Putra Mahkota, yang membalasnya dengan pandangan penuh kewaspadaan.

“Menurut hamba,” ucapnya akhirnya, “Mereka ingin tahu seberapa cepat pasukan kita bisa bertindak.”

Putra Mahkota mengangguk pelan. “Itu sebabnya ayahanda memanggilmu.”

Liang Si Wei mengangkat dagunya sedikit, “Hamba akan menyusupkan mata-mata untuk menyusuri jejak mereka lebih dalam. Jika benar ini bagian dari strategi kerajaan Wang Qian yang tersisa, maka kita perlu siasat lain, bukan hanya kekuatan militer.”

Kaisar menatapnya lama, lalu tersenyum samar. “Pandanganmu masih setajam dulu, Raja Liang.”

Tiba-tiba..

“HAAACCHHUU!!”

Sebuah suara bersin menggema keras di aula megah itu, membuat seluruh pejabat menoleh terkejut.

Sabar ya Readers, jempol othor lagi nyut nyut bengkak nih, habis di gigit serangga 😭😭.

Minta vote nya dan like nya ya. 😁

1
@haerani-d
ya ampun daku kira ada apa thor, ternyata ayam lepas pertanda perwakilan dari pasukan quartet yang ngisengin sang ayah karena keegoisannya g ketulungan padahal dah cinta /CoolGuy/
Sribundanya Gifran
lanjit up lagi thor
syee..16
semangat thor
Maria Lina
outhor ni ud nmls up ya thor kadang kadang 2 kn kurang 😩😩
Viona Syafazea
aa otor yg satu ini ceritanya bikin aku candu terus... please dahhh crazy up thor.. /Sob//Sob/
Viona Syafazea
terjatuh dr kudanya sudah tinggal di injak sapinya belum.. 🤪🤪
Viona Syafazea
emangnya ikan pake alat pancing.. hadeuuhhh ada ada aja mahluk satu ini.. /Facepalm//Facepalm/
Warni
Astaga,bener2 jatuh dari kuda🤪
Viona Syafazea
/Joyful//Joyful//Curse//Curse/
Viona Syafazea
weeeehhhh bener-bener bibit unggul ya langsung jd empat sekaligus.. /Facepalm/
Viona Syafazea
aduhhhh macam mana otak si pm ni... /Facepalm//Facepalm/
月亮星星 ( yueliang xingxing )🌟🌙
😂😂😂😂😂😂😂😂😂
Viona Syafazea
kasiann seorang jendral perang yang gagah harus ngalamin kehamilan simpatik.. /Facepalm/
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut
🍒⃞⃟🦅EsTehPanas SENJA
isterimu lah! saat melahirkan ke empat anakmu 😶😑
🍒⃞⃟🦅EsTehPanas SENJA
wwwih 3 laki2 dan 1 perempuan! mantabs 👍🏻👍🏻👍🏻
Lala Kusumah
wow kereeeeeennn quartet 😍😍😍❤️❤️❤️🥰🥰🥰
Murni Dewita
💪💪💪💪
🍒⃞⃟🦅EsTehPanas SENJA
hah?!? buset kembar 4 😳🤭
🍒⃞⃟🦅EsTehPanas SENJA
hebat! dalam hitungan bulan lho ini 👍🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!