"sakiiitttt."
"Aaahhh perut ku sakit sekali, tolong perut ku sakit!"
Siti terus menjerit karena perut nya sakit bukan kepalang, di usia kehamilan nya yang menginjak lima bulan ia harus pendarahan. tapi bukan cuma rasa sakit akibat pendarahan saja yang membuat dia takut, melainkan ia melihat tangan berbulu meremas remas perut.
KRAAAAUUKK.
KRAAAAAUUUK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Ratna melihat nya
Jhon masuk kedalam rumah dengan tubuh yang basah kuyup juga karena masih kena hujan dan juga terkena banjir, mana tadi beberapa kali jatuh akibat jalan yang tergesa gesa sehingga kaki malah tersangkut rumput. pintu rumah terbuka lebar hingga bagian dalam yang di terangi lampu sepuluh watt itu terlihat jelas dari luar, namun suara Ratih sudah tidak ada sama sekali.
Membuat rasa takut Jhon kian menjadi karena sudah sunyi senyap begini, takut bila anak dan istri nya sudah tidak bernyawa, ini anak pertama sehingga rasa antusias saat menyambut nya tentu sangat besar, malah ada kejadian yang tak terduga duga sehingga membuat hati Jhon bergetar hebat.
Bidan juga belum di panggil oleh Jhon karena dia sudah keburu melihat Ratna dari rumah nya, andai saja Ratna tidak memanggil maka Jhon akan terus kerumah Bidan Ester untuk mengajak kerumah agar bisa menolong Ratih yanh sudah mau melahirkan anak mereka, memang nasib sangat tidak bisa mau di tebak.
"Apa itu?" Ratna yang masih di belakang melihat sesuatu.
Dia tidak bisa mau lari sekencang Jhon, selain dia pendek dan kaki nya pendek. arus bajir ini juga sangat kuat sehingga mau melawan nya perlu tenaga yang amat besar, terpaksa harus jalan pelan pelan agar tidak jatuh tersungkur di air yang tinggi nya saja ada sepinggang Ratna.
"Kok besar sekali, bukan Jhon kan? tadi Jhon sudah sampai rumah kok!" Ratna memperhatikan mahluk besar di bawah pohon rambutan.
Karena Jhon dan Ratih memang tinggal di kebun sehingga banyak lah tanaman yang ada di sebelah rumah, pohon rambutan dan juga pohon pisang. kalau malam begini kelihatan sangat seram sekali, mau jalan sendirian pasti rasa nya sangat takut, Ratna terpaksa saja karena ada kejadian aneh yang di alami adik ipar nya.
"Hei siapa kamu?" teriak Ratna dengan jarak sekitar dua meter.
Tidak di jawab oleh mahluk hitam itu dan Ratna pun semakin mendekati nya karena penasaran, setelah sampai dekat baru lah Ratna terpaku tidak bisa mau bergerak karena sangking takut dan juga kaget. mulut mahluk ini penuh dengan darah, begitu tersenyum terlihat sangat lebar dan menampakan gigi yang hitam runcing runcing.
"MBAK RATNAAAA!"
Blaaap.
Mahluk itu menghilang dari pandangan Ratna setelah Jhon berteriak dari dalam rumah, Ratna yang masih tergagap belum bisa bergerak karena dia begitu ngeri melihat penampakan barusan. bagai mana bisa ada mahluk bentuk nya begitu, maga merah menyala dan bau amis sangat tidak tertahan.
"Apa itu tadi, apa dia yang sudah menyerupai aku? tapi yang suka wanita mau melahirkan adalah kuntilanak atau palasik!" ujar Ratna sendirian.
"MBAK RATNAAAAA!" Jhon kembali berteriak kencang.
"Ratih, oh iya Ratih!" Ratna segera naik keatas rumah adik nya.
"Tolong istriku, istriku mau mati sekarang!" pekik Jhon sudah merangkul Ratih.
"Allahu Akbar, ini gimana cara nya? bagai mana dengan Ratih!" Ratna juga sangat panik melihat darah yang keluar dari tubuh Ratih.
"Anak ku sudah tidak ada lagi, perut Ratih kempes." isak Jhon menatap perut istri nya yang rata namun bergelambir.
"Gendong istrimu sekarang, kita harus bawa dia kebidan agar tertolong, Jhon!" teriak Ratna tidak mau kehilangan adik nya yang sedang pendarahan akibat melahirkan secara paksa.
Jhon menaikan Ratih di punggung nya dan seolah tanpa lelah berjalan kesana kemari karena untuk keselamatan sang istri, anak nya masih entah kemana dan dia belum seberapa fokus setelah melihat keadaan Ratih yang sangat parah mengeluarkan banyak darah dan kesadaran nya juga tidak ada lagi.
"Apa mungkin dia yang memakan anak nya Ratih? ini sisa plasenta!" Ratna mengamati sisa yang di lantai.
"Mbak jangan lupa tutup pintu, sama ambil kan uang nya di dalam tas yang tergantung." teriak Jhon dari luar.
"Mana tas nya? oh ini, Ya Allah kok begini nasib adik ku!" Ratna menangis juga setelah melihat Jhon menerjang banjir untuk membawa istri nya kerumah bidan.
"Sabar lah ya, sayang! ku mohon bertahan lah, aku akan membawa mu kerumah bidan Ester." Jhon berkata pada Ratih yang sudah pingsan di punggung nya.
"Pelan pelan, Jhon!" Ratna agak berteriak karena dia di belakang.
"Aku takut tidak keburu, Mbak aku tinggal ya di belakang." Jhon berlari setelah kekuar dari banjir nya.
"Jadi Ratih nya di bawa kerumah bidan?" tanya Heri suami Ratna.
Tidak di jawab lagi oleh Jhon karena dia harus segera berlari, padahal bisa pinjam motor nya Heri untuk mengantarkan kerumah Bidan Ester. tapi karena panik jadi nya tidak terpikir lagi soal itu, yang ada dalam pikiran Jhon ya cuma menyelamatkan istri nya dulu.
"Itu kok Jhon panik sekali, aturan kan bisa pakai motor kita." Heri menarik tangan Ratna.
"Ada yang memakan janin Ratih, kata Jhon tadi ada mahluk yang menyerupai aku dan dia bilang mau menunggu Ratih! tadi dia sudah sampai sini, tapi kembali lagi setelah melihat aku." cerita Ratna dengan nafas terengah engah.
"Itu kuntilanak bukan, Na?" seru Heri yang langsung berpikir kesana.
"Memang biasa nya kuntilanak yang menyerupai bidan atau pun yang lain, tapi saat kesana tadi aku melihat mahluk tinggi besar." ujar Ratna menatap kanan kiri.
"Itu apa lah nama nya?!" Heri juga bingung mendengar cerita istri nya.
"Ayo kita susul dulu lah mereka, kasihan Jhon menggendong Ratih!" ajak Ratna segera berlari.
Heri berlari juga untuk mengambil motor dan segera menyusul Jhon kerumah Bidan Ester, sejuta pertanyaan ada di dalam benak nya Ratna karena dia masih kepo dengan mahluk tadi. mau di bilang genderuwo tapi dia mengganggu orang melahirkan, tapi kalau di bilang kuntilanak ukuran nya sangat besar.
"Anak Ratih sudah di makan mahluk itu, Bang." lirih Ratna di atas motor.
"Yang benar saja kamu, Ratna!" Heri kaget sekali mendengar ucapan istri nya barusan.
"Sisa plasenta nya ada di lantai tadi, pasti mahluk yang menyerupai aku yang sudah memakan nya!" ujar Ratna.
"Yang menyerupai kamu itu apa sama dengan yang berwujud besar?" tanya Heri lagi karena masih belum paham.
"Aku ya mana tau lah, kamu pikir aku tau dengan jelas!" kesal Ratna karena suami nya malah banyak tanya.
Sedangkan Ratna saja masih bingung dengan dua jenis itu, apa kah mereka setan yang sama atau setan yang berbeda. namun yang jelas bayi Ratih sudah tidak ada di dalam perut nya, Heri menghentikan motor karena Jhon masih belum sampai dan menggendong istri nya, Ratna yang mengalah agar Jhon di bonceng saja oleh Heri kerumah Bidan Ester.
siap thor....lanjoooot